Part 4 : Usai

17 1 0
                                    

" Sera, dengarin aku dulu. Itu ga seperti yang kamu lihat waktu di kelas.", teriak Gerandra sambil menggapai tangan kekasihnya.

" Apalagi kali ini, Ger? Ga cukup yang kemarin?", tanya Sera sambil menangis. Garendra ingin menghapus air matanya, tetapi Sera membuang wajahnya.

" Aku tau, sejak kamu di cafe. Terima telfon tiba-tiba dan langsung pulang dengan alasan jemput mama ke mall? Hahahaha... kamu bohong, Ger. Kamu jemput mantan kamu yang terindah itu kan? Ah ada lagi nih. Yang kamu ninggalin aku di parkiran. Dan temen aku kasih tau aku kalo kamu pergi bareng mantan kamu ke Gramedia. Aku datengin kalian dan apa yang kalian lakukan? Pelukan mesra hahahahah....", jawab Sera.

" Sera, biar aku je-", ucapan Gerandra terpotong.

" Mau jelasin apa, Ger? Kebohongan kamu? 2 kebohongan kamu itu aku masih aku terima walaupun aku ngerasa sakit, Ger. Aku terima karna aku sayang kamu dan cinta sama kamu. Kamu janji bakal jemput aku, tapi apa? Kamu malah berduaan sama mantan kamu, sedangkan aku yang ngelihat itu tersiksa. Aku milih pergi dan bakal bahas sepulang sekolah bareng kamu biar tidak ada kesalahpahaman disini. Tapi apa yang aku dapet? Kamu malah ciuman sama mantan kamu itu. Kalo kamu tanya sakit, sakit banget Ger..", ucap Sera.

" Maafin aku Sera, maaf..", jawab Gerandra sambil memegang tangan Sera, namun Sera menghempas tangan Garendra.

" Aku mau tanya kamu Ger dan kamu jawab jujur. Apakah kamu mencintai mantan kamu itu?", tanya Sera kepada Gerandra. Gerandra yang mendapat pertanyaan itu bingung untuk menjawabnya.

" Gapapa, Ger. Aku ga bakal marah sama kamu kalo jujur. Lebih baik jujur daripada berbohong."

" A-aku... aku sayang sama dia lagi, Sera. Tapi, jujur aku gatau. Perasaan itu muncul tiba-tiba semenjak bersama dia. Aku tau aku salah dan keterlaluan. Maafin aku, Sera.."

" Ger, kalo aku kasih kamu pilihan. Kamu bakal pilih siapa? Aku atau Rose?".

" Sera..."

" Jawab Ger, jawab.."

" Aku ga bisa milih, Sera. Aku mencintai kalian berdua". Sera yang mendapat jawaban itu langsung menggelengkan kepalanya.

" Kamu ga bisa milih? Kalo gitu aku mundur aja yah.."

" Ga, Ser. Gabisa kaya gitu. Kamu tau kalo aku sayang dan cinta sama kamu".

Sera pun memegang tangan Gerandra sambil mengatakan, " Ger, you know i love you so much. But if like this, we must end this relationship. Karna bagaimana pun, masalalu tetap pemenangnya, bukan? Dan aku hanya sebagai figuran pengganti dirinya. Aku gapapa kok, selagi kamu sama dia tetap bahagia aku bakal tetap bahagia. Aku gapapa kok, Ger. Tapi, tolong jadikan hubungan kita sebagai pelajaran dalam hidup kita. Don't hurt her, Ger."

Gerandra mendengar kalimat itu langsung menangis dan terus meminta maaf pada Sera.

" Jangan menangis, Ger. Aku udah maafin kamu kok. Ger, kita sampai disini aja ya.. Aku cari bahagia ku, kamu kejar bahagia kamu". Gerandra hanya menggelengkan kepala sambil bergumam maaf, maaf, dan maaf.

" Mau pelukan terakhir?", tanya Sera sambil merenggangkan tangannya. Gerandra memeluk Sera sangat erat dan Sera pun membalasnya.

" Maafin aku, Sera. Aku nyakitin kamu. Aku nyakitin kamu", ucap Gerandra. Sera pun melepaskan pelukannya.

" It's okay, Ger. Setidaknya, aku pernah merasakan gimana di sayang dan di cintai dengan tulus sama kamu, walaupun hanya untuk sesaat. Mari, mari kita tutup lembaran ini dan buka lembaran baru dengan hal yang baru. Aku pamit, I love you, Gerandra..", ucap Sera sambil meninggalkan Gerandra. Gerandra merasa bodoh telah menyakiti Sera dan hancur.

" Tuhan, jika emang dia bukan milikku, lindungi lah Tuhan dalam setiap langkahnya".

" Mari kita tutup cerita ini, lalu kenanglah. Aku tidak akan melupakannya dalam hitungan detik, menit, jam, hari, tahun, dan tanggal apa yang pernah kita lakukan bersama."

" Setiap kenangan yang kita lalui memiliki makna dan arti dalam diri kita sendiri".

Anasera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang