chapter 5

3 1 0
                                    


Di koridor rumah sakit Estella sedikit susah menyeimbangi langkah Marval yang terkesan buru-buru

"fal,dont be hurry!" kalimat kesekian yang dia ucapkan.

Kemudian Marval akan menggangguk namun tidak sedikitpun memperlambat langkahnya.

Jika boleh beropini Estella adalah definisi gadis yang tidak pernah surut sabarnya.

"gimana keadannya? "

"dia di operasi kecil di bagian tulang hidungnya,lebih dari itu fine-fine aja cuman ya ada sedikit memar bagian kepala kirinya"

jawab Kenzo

"Kenapa bisa gini sih?"

"kelas 11 IPS 5 olahraga Kasti,siswinya nggak sengaja ngelemparin tongkat dan hasilnya kayak gini deh"

"11 IPS 5 kls lu kan?" yang ditanya hanya menjawab dengan alis,siapa lagi jika bukan Benua.

Jika bisa ingin rasanya Benua memberi pelajaran hingga pelaku merasakan apa yang Selena rasa.

tapi Benua tahu dia tidak sengaja ditambah pelakunya wanita yang kentara sudah begitu panik melihat keadaan Selena tadi.

seorang pria berjas putih keluar.

Diduga-duga beliau dokter yang mengatasi Selena di dalam

"pasien baru siuman,jika ada yang berkenan untuk masuk tolong jaga ketenangan dan ketertiban"

"Ayo La"

Baru saja Estella mengangguki ajakan Marval tapi Benua sudah berjalan lebih dulu

"Gue aja"

suasana canggung sepekian detik sebelum akhirnya Marval mengedipkan mata tanda setuju.

"Ben.."
"sakittt"

Benua mengelus Puncak kepalanya

"yang mana yang sakit?"

"muka sama kepala aku"

pria itu duduk di tepi brangkar.

Tangannya menggenggam jari Selena seakan memberi kekuatan bahwa dia ada untuk dirinya

"bentar lagi sembuh kok,cepat sembuh ya?" dia menggangguk pelan

"tapi---nggak papa kan?"

"enggak naa,masih cantik kok" Benua terkekeh kontras Selena malah cemberut

"Dari tadi di sini?"

"Iya dari jam istirahat Kenapa emang?"

"Maaf bikin Jadi nggak Mas--"

"udahlah naa, yang itu bisa nyusul lo lupa ya kalau pacar lo ini pinter?"

Selena mendengus

"tadi Arkan ikut panik,dia datang ke UKS waktu lo udah nggak ada,katanya dia rela ngasih Lasmana Asal lu baik-baik aja"

FYI berita tentang Arkan yang membawa kambing bernama Lasmana sudah menyebar di hari itu juga

"gue yang nggak rela Ben" keduanya tertawa

"ahhh sakit tau Jangan ketawa"

"Iya iya"

"EKHEMMM"
menjadi suara tanda ada orang lain di sana,Di sampingnya Estella tersenyum manis

"Lo nggak papa?" tanya Marval basa-basi

"Nggak apa-apanya hidung lo patah?!sakit tau! "

"lo udah dibrangkar aja masih marah-marah heran deh gue"
kata Kenzo baru datang,maka genaplah semua orang di sini.

Sangat tertib bukan?

"Harusnya gue pukul lo lagi Na biar diem terus-terusan"

"Halah emang gue nggak ingat lo lari tolongin Gue? udah deh fal gengsi lo tuh gak lucu"

"mampus!!" lantas Kenzo tertawa

"cepat sembuh Na" kata Estella
Selena mengangguk dengan senyum kecilnya

"Makasih"
"Guntur mana?"

"kangen dia lo?"

"enggak lah!ya biasanya kan yang dia ngintil terus"

"dia Jadi Yang bawain tas kita palingan Ntar juga nyusul ke sini"

Dering handphone Benua mengalihkan atensi semua orang

pria itu keluar dari ruangan setelah mendapat jawaban 'Iya' dari Selena.

"Kak nggak ekskul?"

"kebetulan banget hari ini kosong"

"Langka sihh" lanjutnya

"nggak pergi jalan sama beban?"

harusnya pergi "nggak Hehehe"

"siapa yang sebut lo beban?!" yang dituduh ngegas

"siapa lagi kalau bukan loh"

"Parah lo Na, yang beban itu lo atau gue? "

"Lo sopan banget sama Estella,adem gitu liatnya,Lah sama kita kita kayanya lo udah jadi pelanggat nomor 1 norma kesopanan"

"Apa perlu gue sama Marval cantik dulu?"

"lebay abis lo ken,makin sini makin drama"

"Bu--"

"kenapa?" Selena memilih bertanya pada
Benua yang baru datang dari pada mendengarkan Kenzo

"disuruh bunda ngantar dia hd"

"hd cuci darah kan?"

merasa tidak pantas dengan pertanyaan Kenzo,Marval mencubit perut tebalnya membuat si empu menutup mulut

"ya udah gak papa Lagian dah sore banget juga kan?"

"tadinya gue mau nginep di sini Na"

"nggak apa-apa Ben,lain hari aja. Bunda lebih penting Lagian Masih banyak orang kok di sini"

"Tapi---"

"nggak papa Benua gue tunggu besok di sini" Final benua mengangguk

"gue dulu aja yang jaga Kalau lo nggak bisa"
meski berat hati dia iyakan tawaran marval

"BTW rumah lo di perumahan Kemuning Jalan Brawijaya kan?"

"Iya kenapa?" Marval menggenggam jari Estella sekilas,tahu apa yang akan terjadi selanjutnya Gadis itu memilih menatap ujung sepatu yang ia pakai

"Pulang bareng Benua ya?"

"kalau gue bilang nggak mau?"

"Tenang,La Benua kalau macem-macem gue tonjokin"

Sungguh bukan itu alasannya,bukan karena Estella takut Bersama Benua
"Gue nggak mau"
Katanya memberanikan diri

"La,please ini udah sore lo harus pulang,gue juga harus stay di sini atau lu mau pulang Bareng Kenzo?"

Estella mendengus

"Gue sama Kenzo kan beda arah"

"kalau gitu sama Benua makanya,mau ya?Benua jelas tau bagaimana di posisi Estella yang seharunya dilindungi tapi pelindungnya memilih orang lain sebaliknya Benua yang harus melindungi tapi dia hanyalah bayangan Marval

"Bareng gue aja"
putus Benua perlahan Estella menggangguk untuk jawabannya

"nanti gue telepon"
Estella maju selangkah menatap Selana

"cepet sembuh Na"

cepat sembuh banyak rasa yang harus berkorban saat lo sakit

mozaik merah jambuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang