chapter 8

2 1 0
                                    

Kira kira mereka bakal bertahan gak ya??
Selena dengan kisahnya, Marfal dengan kisahnya pula.
Kenapa harus serumit ini, kalo pada akhirnya akan membuat mengantarkan satu sama lain pada problem nya masing masing?.
Namun, mereka tetap menjalankan semuanya.
Dengan atau tanpa kebahagian di suatu akhir tujuan nanti.
❤🍂💐🍂

Selena Hadrianus Dioma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selena Hadrianus Dioma

Hari ini, putri semata wayang keluarga Dioma kembali sekolah setelah hiatus beberapa minggu.

Jelas dia meminta Benua datang menjemputnya sekaligus memberi ultimatum karna dia tidak lagi datang setelah hari dimana Benua di telpon Bundanya dan mengantar Estella pulang.

"Sesibuk apa sih di sekolah? "

"organisasi na, Maaf"

Selena mendelik.

kontras satu tangan Benua saja mampu membuat tubuhnya berada di depan dada bidang si pria.

perlahan tangan itu mengusap rambut panjang Selena.

"Maaf Na,Gue juga kesel banget kenapa harus ada rapat osis segala. Lo kan tau event night party kelas 12 bakal dilaksanain bentar lagi,mau gak mau badan operasional ikut ke seret.
gue juga always nanyain Lo kok ke Kak Marval,dia baik kan?"

Selena mengangguk

kejadian dramatis di bawah pohon ketapang ini tidak sedikit orang yang melihat.

beberapa iri

beberapa bahkan masih memantau mereka dari jauh

Benua tampan.

rahang tegas,pintar,ketua OSIS bahkan diduga-duga tersimpan roti sobek di balik baju seragam yang ia kenakan.

Benua juga sering dimiripkan dengan win win nya nct.

cocok dengan Selena

meski super hyper aktif gini-gini nggak bisa disebut biasa aja.

Selena pernah jadi model kerudung Rabbani

Dia cantik pakai banget,kayak Ryu-jin nya itzy.

"kalau gak salah jepit pita ini yang di depan pabrik Semen Tiga Roda itu bukan sih?"

Selena mengangguk.

lagi bibirnya tersungging senyum,teringat waktu itu saat bando yang dia pakai tiba-tiba lepas

Alhasil di jalan Benua membelikan jepit pita berwarna hijau di tukang bando yang nangkring depan pabrik Semen Tiga Roda.

"Ya udah yuk masuk masa iya pertama masuk sekolah udah telat"

Diantara tatapan-tatapan mata siswa-siswi,pasangan itu menerobos percaya diri.

"Wow SELENA ADRIANUS DIOMA!!"

Arkan paling antusias.

"Nana!!!sumpah Yuni kangen pake banget!!!"

"JIJI!!!"
pasalnya dari kejauhan wanita itu memanyunkan bibirnya sok seksi

"Na! Cerita dong na,waktu digendong sama kal Marfal di lapangan rasanya gimana? "

"Ya gitu deh gue ngerasa da manis-manisnya gitu"

Kontras yuni menutup mulut "lo, gak di ciumkan? "

BRAKKKK
Selena dan Yuni terperanjat saat dengan dramatisnya Arkan menggebrak meja dan mencak pinggang

"Na,gue tuh udah nganggep lo dan Marval sebagai teman gue. Mungkin kalian lebih deket dari itu,tapi gue sebagai Arkan tetangga kalian jelas gak terima kalian melakukan hal yang kayak gini"

BRAKKK
untuk yang kedua kalinya.
"Na gue aja kalau jadi cewek bakal memperjuangkan Benua kayak memperjuangkan kemerdekaan. dan Lo?
lo malah selingkuh dengan Marval yang udah punya Estella TER-LA-LU"

BRAKKKK

"ANJINKKKK!!!"

kali ini Selena yang menggebrak meja.

kontras Arkan mengelus dada.

"Lo pikir itu serius? macam-macam Lo sama gue? nggak ada kata ampun saat nanti lasmana dan lasmini dikuliti!!!"

Gadis itu bangkit dari kursi

"Jangan Anggap remeh ancaman gue!!"

Arkan mematung di tempatnya.

Membayangkan kemalangan Lasmini dan Lasmana yang mengembe ngembe kesakitan

"KAMBING GUE!!!"

semua tutup telinga

••••••••••••••••••••••••••••••••

"si tukang Cari perhatian udah sembuh juga ternyata"

suara Qienza cukup membuat dirinya membalikkan Badan

"Gue bukan Cari perhatian tapi orang-orang merhatiin gue kali"

Agatha berdecih "bitch yang satu ini percaya diri juga ya"

"kenyataan kali,buktinya kalian aja merhatiin gue tiap hari kan?! bentar tadi apa kata Lo?bitch? Terus kalian apa jalang!"

"kurang ajar!tanpa marfal Lo bukan apa-apa!!

Selena melipat tangan

"Nah justru ada Marval sekarang gue jadi apa-apa kan?"

hendak satu tantangan melayang sebelum akhirnya lagi-lagi Marval penyelamat untuk Selena

"apa omongan gue kurang jelas?!apa otak lo yang terlalu bodoh buat memahami itu?!"

Selena tersenyum puas.

"seperti kata Lo, ada Marval gue jadi apa-apa dan sekarang kalian yang bukan siapa-siapa kan?"

dia berjalan di antara Vivi dan Qienza membuat bahu mereka saling bertemu

"Sorry sekalian itu pelunas hutang kemarin yang kalian basahin baju gue,masih baik kan Nana ngebalesnya cuman segitu?"

mereka bertiga Mengepalkan tangan.

melihat Selena tersenyum puas adalah sebuah kekalahan yang telak tapi bagaimanapun mereka tidak bisa apa-apa saat Marfal terus memperhatikan tajam ke arahnya.

"Na?"

"apa?"

"lo enggak apa-apa kan?"

si gadis mengangkat kedua alisnya

"Enggak kan ada lo---" kalimat itu terpotong

Sebab Marfal membawanya pada dekapan yang selalu menjadi tempat pulang saat kecil dulu.

seperti tau ada sesuatu Nana memilih melepaskan pelukannya.

"Kenapa?"

"nggak papa"

"Lo harus jaga diri dari mereka, Lo taukan lo itu penting buat gue?"

Selena jelas tau. Tapi Pengakuan itu secara langsung ini adalah kali pertamanya.

"are you oke?"

"dah sana masuk kelas"





mozaik merah jambuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang