TRIGGER WARNING!
bab ini dipenuhi oleh adegan kekerasan, kata - kata kasar, penyakit mental, bunuh diri dan depresi.
diharapkan menjadi pembaca yang bijak dan bila mana kamu memiliki trauma akan trigger warning di atas, harap segera pergi dan tidak melanjutkan bacaan. sebab author sudah mencoba meminimalisir perasaan tak nyaman dalam diri kalian. terima kasih!
MEET THE CHARACTERS
YANG JEONGIN - ADRIAN (IYAN)
ENJOY!
Plak!
Suara tamparan pada kulit wajah yang diterima Adrian sore ini terdengar begitu renyah dan menggema di bangunan yang sudah ia tempati sejak 15 tahun lalu. Iyan baru saja sampai di rumah setelah mendapat panggilan dari sang Paman bahwasannya sang Nenek menyuruhnya untuk segera pulang. Iyan sampai harus pulang dengan terburu-buru agar tak membuat neneknya menunggu. Sebenarnya, sepanjang perjalanan menuju kediamannya, Iyan sedikit gugup setelah mendapati pengumuman juara olimpiade yang ia ikuti. Dan ternyata, kegugupannya tidak salah. Satu tamparan keras yang diberi sang nenek berhasil meninggalkan bekas kemerahan di pipinya, pun medali yang ia pegang jatuh menggelinding karena Iyan kehilangan kendali ketika menerima tamparan tersebut.
"Juara dua?"
Iyan menunduk. Dirinya tak berani menatap sang Nenek yang diyakini sudah menatapnya dengan penuh kebencian. Tawa ejek terdengar jelas di telinga si pemuda, tangannya mengepal kuat; berharap agar tak nampak rapuh.
Plak!
Satu lagi tamparan yang lebih kencang Selena layangkan hingga membuat Iyan tersungkur. Nafas Selena tersenggal, ia berdecak dan menatap remeh cucunya. Aura di ruangan luas itu sekarang semakin memanas, tidak ada seorang pun yang berani menolong Iyan, sebab Selena akan bertindak lebih jauh jika seseorang ikut campur. Dan bagi Iyan, ini sudah biasa.
"Saya membiayai dan menyuruhmu les agar kamu bisa mendapatkan nilai sempurna dan menjadi juara di segala olimpiade, Adrian! Bagaimana bisa kamu kecolongan dan menjadi juara dua?!" tanya selena dengan nada yang begitu tinggi; menunjukkan seberapa besar amarah yang dia rasa.
Selena berjongkok, lengan keriput itu meraih dan mencengkram pipi Iyan agar bisa menghadapnya. Wajah yang semakin menunjukkan penuaan tersebut menatap tajam sang cucu yang nampaknya tengah menahan tangis; terbukti dengan wajah Iyan yang mengeras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids One-shot Stories
Fiksi Penggemarisinya cuma tentang cerita-cerita yang berkarakter member stray kids.