Akira's Note:
Ini hanya cerita fiksi, tak berhubungan dengan dunia nyata. Diharap bijak dalam membaca.
Bukunya akan dilanjut, jika ada 5 Vote + 2 Komen. Gak ada voment? Gak ada chapter baru!
Belum direvisi, jadi kalo ada typo pahami dan revisi mandiri aja, ya.
Xiexie~
•••
"Mata rubah si*lan! Gara-gara kau masuk ke daftar anggota band sekolah, Boss kami tak bisa mendapatkan posisi anggota band lagi!"
"Cepat katakan pada pembina kita, bahwa kau mengundurkan diri dari tim! Sean!" teriak salah satu laki-laki berusia tujuh belas tahun.
Pemuda yang diledek mata rubah, hanya bisa tersenyum kecut. Kedua tangannya diikat pada tiang bendera. Itu pun, tiang yang berada di atas rooftop. Jika Sean didorong sedikit, lalu talinya dilepaskan, sudah pasti pemuda bermata rubah itu akan terjatuh ke lantai bawah sekolah.
Sean menyipitkan matanya, menatap satu persatu orang yang telah menangkap dan membawanya ke tempat ini. Ancaman mereka semua tak membuat Sean takut sedikit pun. Pemuda bermata rubah itu malah menyindir, "Kenapa harus aku yang mengundurkan diri? Bukannya kalian juga bisa mengundurkan diri? Jika kalian ingin Boss kalian masuk, berkorban saja sendiri. Kenapa harus aku?"
Ucapan Sean dihadiahi sebuah pukulan tepat di pipi. Meskipun Sean sudah dipukul sebelum diikat ke tiang, tetap saja mereka masih belum puas untuk mengancam Sean. Sementara Sean sendiri, hanya bisa menahan sakit sembari tersenyum kecut. "Pengecut. Kalian hanya berani melawan secara bersama-sama seperti ini."
"Karena kau beban di band kami! Sadarlah, kau berasal dari keluarga kelas bawah! Masuk sekolah ini pun, lewat jalur beasiswa. Tapi kau masih mengharapkan bisa menjadi anggota band sekolah? Alias wajah sekolah ini?!" peringat salah satu pemuda.
Cairan merah mulai keluar dari hidung Sean. Padahal Sean sudah mencoba untuk menahan sakitnya dari tadi. Namun, sebisa mungkin Sean tetap tersenyum, lalu berkata, "Pembina memilih anggota band berdasarkan kemampuan, bukan kasta keluarga."
"Aku tak bisa menyerahkan kesempatan emas dipilih pembina, pada orang kaya sombong seperti Boss kalian. Apalagi setelah perjuangan yang kulakukan untuk mendapatkan posisi ini!" tekad Sean.
Ucapan Sean membuat para pemuda geram, karena Sean masih tetap mempertahankan posisinya. Mau tak mau, para pemuda itu langsung melepaskan tali yang mengikat tubuh Sean. Mereka semua menggantikan ikatan tali itu, dengan tangan mereka. Setelahnya, mereka langsung menarik tubuh Sean untuk berdekatan dengan ujung rooftop.
Sean meneguk ludahnya sendiri, ketika matanya memandang ke bawah. Dia langsung melihat ke arah Boss para pemuda, yang masih santai menunggui Sean menuruti semua keinginan para pemuda. "Kau yakin tak akan mau menyerah, dan mengundurkan diri?"
"Band ini sangat penting, karena mencerminkan wajah sekolah. Selain itu, aku juga tak ingin mempermalukan ayahku karena tak bisa masuk menjadi anggota."
"Jadi, dibanding mempermalukan dirimu sendiri, lebih baik mundur saja. Jika kau masih bersikeras untuk maju, maka kau akan jatuh ke lantai bawah hari ini juga," ancam pemuda itu.
Sean sebenarnya ketakutan. Terlihat jelas dari lututnya yang bergetar, dan keringat yang membasahi pipinya. Namun, pemuda itu tak bisa menyerahkan posisinya begitu saja. Dia juga yakin, jika para pemuda ini hanya menakut-nakutinnya saja. Oleh karena itu, Sean memberitahu, "Kalian tak mungkin mendorongku ke bawah. Jika kalian melakukan hal itu, maka... kalian akan mendapatkan masalah besar."
Ancaman dari Sean membuat para pemuda tertawa salah satu daru mereka menepuk bahu Sean. Lalu memperingati, "Kami tak takut pada masalah yang kau katakan itu. Karena orang tua kami pasti bisa mengatasinya. Lagi pula, sekarang semua orang sudah pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanfictionSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...