Hal pertama yang Riveria lakukan ketika badan kapal yang dinaiki menyentuh pelabuhan Forklyn, adalah menghembuskan nafasnya dengan berat.
Dia masih tidak rela menghadapi kenyataan bahwa liburan selama 4 hari di pulau impiannya harus berakhir, karena sekarang, ah tidak, 3 jam lagi, dia harus menjalani kehidupannya sebagai seorang mahasiswa semester 5 di Universitas Forklyn.
Riverian mengambil satu langkah yang berat dan kemudian buru-buru melanjutkan langkahnya menuju pangkalan taksi setelah sekali menoleh ke belakang – tempat dimana penumpang lain berbaris untuk turun dari kapal.
Riveria merasa harus cepat pergi dari kapal itu karena dia harus menghindari kesalahan yang beberapa jam lalu dia lakukan. Kesalahan yang berwujud laki-laki tinggi, memiliki wajah yang sangat tampan dengan hidung yang terpahat sempurna, bibir kecil dan rentetan gigi yang rapi, pun memiliki jari-jari tangan yang indah, tidak lupa – mampu bermain di ranjang dengan sangat hebat.
Beberapa jam lalu, lebih tepatnya, 6 jam yang lalu sebelum keberangkatan mereka ke Forklyn, Riveria menghabiskan waktu di atas ranjang bersama laki-laki yang hanya menyebutkan namanya sebagai V itu. Mereka bercinta dengan penuh gairah. Mungkin karena mereka hanyalah 2 orang asing yang bertemu dan memiliki rasa ketertarikan yang tidak bisa terhindari. Karena jika laki-laki yang bernama V itu adalah laki-laki botak berjenggot dengan tinggi yang tidak seberapa, Riveria tidak akan mau membiarkan dirinya disentuh olehnya.
Riveria menggelengkan kepalanya untuk mengusir pemikirannya yang terus memutar kembali adegan-adegan eksplisit yang terjadi di antara dirinya dengan V di kamar hotel yang hanya mereka gunakan selama beberapa jam itu.
Dia memang hanya berniat untuk mengisi daya baterai laptopnya kala itu, tetapi entah mengapa, berada di dekat V mampu membuat bulu kuduknya berdiri. Rasanya seperti V memiliki magnet yang membuat tubuh Riveria tertarik ke arahnya, dan Riveria bisa merasakan hal itu dengan jelas melalui tatapan V ketika memandangnya, ketika V tersenyum mendengar ucapan yang Riveria ucapkan, belum lagi ketika V menopang dagunya sehingga Riveria bisa melihat jari-jari tangan V yang panjang. Untuk seorang laki-laki, V memiliki jari-jari tangan yang indah.
Riveria yang baru saja naik ke dalam taksi yang dipanggilnya hanya bisa tersenyum menyadari bahwa hal pertama yang dia bayangkan ketika melihat jari-jari tangan V adalah bagaimana rasanya jari tangan itu masuk ke dalam mulutnya. Riveria membayangkan 2 jari tangan itu masuk ke dalam mulutnya dimana Vi kemudian menekannya sampai ketenggorokan, membuat Riveria tersedak dengan jari-jari tangan itu sehingga matanya berkaca-kaca.
Shit!
Riveria memaki dirinya. Terlebih ketika menyadari bahwa dia mendapatkan hal yang lebih dari jari-jari tangan V di dalam mulutnya.
Setelah mereka bercinta, mereka kembali ke terminal pelabuhan seperti tidak ada yang terjadi. Tidak ada pembicaraan yang serius karena Riveria maupun V sepertinya hanya ingin menganggap apa yang terjadi di antara mereka hanyalah one night stand. Sesuatu yang selalu terjadi kepada solo traveller yang bertemu di tempat asing dimana mereka tidak mengenal tentang kehidupan mereka masing-masing.
Shit!
Riveria kembali memaki dirinya di dalam hati ketika mengingat kesalahan yang bisa dikatakan fatal karena V. Sesuatu yang membuatnya dengan sengaja menghindari V di dalam kapal, begitu juga ketika turun tadi.
Bagaimana tidak, Riveria dengan tidak sengaja memberitahukan kepada V tentang pekerjaannya. Hal yang seharusnya tidak dia lakukan dalam hubungan one night stand.
***
Home sweet home. Batin Riveria sesaat setelah dia sampai di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVERIA MAIA [21+]
Fanfiction"Fucked up adalah dua kata yang sangat cocok untuk mendeskripsikan aku, hidupku, dan berapapun sisa dari serpihan hatiku yang hancur! Aku adalah definisi sempurna dari kehancuran." "Aku adalah definisi laki-laki yang jauh berbeda dari semua laki-lak...