Chapter 3

506 31 3
                                    


Riveria masih sulit untuk mencerna apa yang saat ini sedang terjadi. Lebih tepatnya lagi, siapa yang saat ini sedang berucap di depan teras rumah tetangganya yang seharusnya kosong.

"Hi... bukankah ini suatu kebetulan yang sangat tidak terduga?" V berucap dengan senyuman yang terlihat sangat jelas walau dengan penerangan yang minim.

Riveria masih terdiam. Tidak mampu berucap.

Riveria memang mengakui bahwa dia adalah seorang laki-laki yang tampan, seorang laki-laki yang hebat di atas tempat tidur. Terlebih dia mencumbunya dengan cara yang berbeda dari para subscribernya di onlyfans yang beruntung. Dia mencumbu Riveria dengan lembut, memperlakukannya seolah-olah Riveria adalah cangkang telur yang rapuh.

Ah, mengingatnya saja mampu membuat Riveria merasakan geli di perutnya.

Riveria akui, V meninggalkan kesan yang baik di matanya. Tapi sungguh, Riveria ingin semuanya hanya seperti itu. Cinta satu malam. Riveria tidak pernah ingin bertemu lagi dengan orang yang menjalin hubungan cinta satu malam dengannya. Bukankah itu adalah definisi dari cinta satu malam? Semuanya saling memuaskan hanya satu malam dan juga berakhir dalam satu malam.

"Kau terlihat, cantik. Girls night out?" tanya V kembali, karena tidak mendapatkan respon dari Riveria.

Riveria menundukkan kepalanya dan menggeleng pelan, hanya sekali. "Bisa dikatakan seperti itu." jawab Riveria yang akhirnya memberikan jawaban. Riveria berucap dengan mengangkat kepala menghadap V, dan sekarang Riveria baru menyadari bahwa dia hanya mengenakan kaos polos berwarna hitam dengan celana pendek berwarna coklat. Bahkan hanya dengan pakaian seperti itu, dia mampu memikat perempuan seperti Riveria yang baru saja bertemu dengan laki-laki yang tidak kalah tampan dengan dirinya.

Entahlah, mungkin Riveria saja yang gampang terpana dengan penampilan seorang laki-laki, atau karena Riveria selalu dipertemukan dengan laki-laki yang tampan.

"Kau memiliki jadwal yang padat untuk seorang perempuan yang baru saja sampai dari perjalanan yang melelahkan." ucap V yang entah mengapa saat ini sudah berjalan menuruni tangga kecil di depan terasnya dan melangkah mendekat ke arah Riveria.

Stop! Jangan melakukannya! Seandainya Riveria bisa menyuarakan isi hatinya dengan lantang kepada V. 

Sialnya Riveria hanya bisa terdiam, mungkin karena Riveria tidak ingin bersikap tidak sopan, dan yang paling penting adalah, Riveria menginginkan V berada di dekatnya, menginginkan aroma tubuh V yang terbawa angin menerpa wajahnya.

Ingin dia meminta V untuk pergi, tetapi di saat yang bersamaan dia menginginkan V untuk tetap berjalan mendekat.

Entahlah. Eksistensi V sendiri saat ini mampu membuatnya bingung.

"Bisa dikatakan seperti itu." jawab Riveria yang terdengar sedikit dingin, tidak bergerak dari tempatnya.

V tersenyum menanggapi respon yang Riveria berikan. V sadar betul bahwa kemunculan dirinya yang tiba-tiba ini membuat Riveria terkejut – tidak menyangka.

Angin tiba-tiba berhembus dengan kencang menerpa wajah Riveria. Hal yang membuat Riveria mengucapkan syukur di dalam hati karena dia memiliki alasan untuk segera masuk ke dalam rumah.

"Malam semakin larut, aku harus segera masuk ke dalam jika tidak ingin terkena flu." ucap Riveria sembari memeluk tubuhnya dengan kedua tangan – dingin. Hal yang tanpa dia sadari mampu membuat rahang V menegang. Ingin rasanya V berlari ke arahnya – menarik Riveria ke dalam pelukannya untuk menghangatkannya. Ah tidak, V sudah memikirkan 5 macam cara untuk memberikan kehangatan kepada Riveria. Pertama mendekapnya dengan erat, kedua memberikan lumatan basah di bibirnya, ketiga mencumbunya seperti binatang, keempat memakan habis kemaluannya hingga basah, dan kelima menghabiskan malam saling berpelukan tanpa sehelai pakaian pun yang menyelimuti.

RIVERIA MAIA [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang