"Yah! udah tutup nih gerbangnya!" Eluh gadis cantik berambut hitam dengan guratan raut panik yang kentara.
Gadis cantik itu menoleh ke arah sahabatnya yang tengah berdiam diri sambil memainkan kuku jarinya dengan tenang.
"Lo sih Ad, gue nungguin lo siap-siap aja sampe 10 jam lamanya tau nggak" ujarnya sambil menatap sinis sahabatnya yang dipanggil Ad tadi.
Sedikit kesal dengan raut tenang sahabatnya padahal dirinya tengah panik karena terlambat sekarang.
Sedangkan gadis berambut pendek yang dipanggil ad tadi menatap jengah sahabatnya.
"Lebay banget lo.. sini ikut gue, kita manjat pagar belakang sekolah aja deh yo"
Gadis yang dipanggil re itu melotot horor ke arah Ad.
"Gila lo! lo kalo mau jadi cewek bar-bar jangan ngajak-ngajak gue dong, Ad. Gue itu cewek feminim yang paling anggunly. Nggak mungkin cewek kaya gue manjat pager yang tingginya setinggi harapan mak bapak gue" Celotehnya dengan panjang.
Ad spontan menutup kedua mata. Lalu kembali membukanya sudah dengan raut kesal.
"Mau dihukum sama pak joni lo?!" Sentak nya galak.
Mendengar nama pak Joni, gadis berambut panjang itu beringsut takut. Pak Joni itu guru killer di sekolah mereka yang dikenal nggak segan buat ngehukum murid. Mau itu cewek, cowok yang melanggar, harus dapet hukuman.
Mana hukuman yang didapet cewek sama cowok sama lagi. Harusnya kan buat cewek diringanin dong! iya dong?! iyakan.
Tapi nggak buat pak Joni. Katanya biar sama rata karna sama-sama salah.
Re lantas bergidik ngeri membayangkan muka pak Joni yang datarnya melebihi tembok itu menghukum mereka berkeliling lapangan yang luasnya seluas harapan Adya.
"Nggak mau gue.. pak Joni kalo ngehukum gak kira-kira anjir!"
Adya mengangguk puas.
"Makanya.. Renita yang paling cantik, bohay, seksi, anggunly, dan yang paling manis sedunia, go ikut gue!" Adya menarik tangan Renita menuju pagar belakang sekolah.
Sampai dipagar belakang sekolah, Renita lantas menatap takut pagar yang tinggi menjulang itu.
"Adya! Pager nya tinggi banget gila! lo yakin kita bisa naik?" Seru Renita ragu.
"Yakin gue" jawab Adya dengan yakin.
Renita menaikan alisnya bingung. "Gimana caranya?"
"Ya manjat lah, nih gini nih, gini" Adya berjalan ke arah pagar. Mencopot sepatunya, lalu melemparnya ke atas.
Dirasa sepatunya sudah aman, dia pun mulai memanjat pagar tinggi itu.
Renita menatap cengo sahabat nya yang sekarang sudah naik pagar besar itu. Hey, walaupun dia tau sahabatnya itu bar-bar parah tapi dia baru tau sahabatnya bisa merayap pager tinggi itu dengan segitu mulus nya. Bikin kaget aja.
"Heh! kok lo malah bengong si setan!" Tegur Adya yang sudah sampai diatas pagar.
Renita tersadar dari lamunannya. "Gila aja lo ad! Lo udah mirip banget sama cicak tau gak!" Ujar Renita tak habis pikir.
Adya acuh. "Cepet tiruin gue kaya tadi."
"Ya gue gak bisa lah setan! gue bukan cicak, gue juga bukan lo yang mirip cicak. Gue gak mau pokonya" celetuk Renita seraya menyilangkan tangannya didepan dada.
Adya menghela nafas berat.
"Mau gue tinggal?" Tanya Adya datar.
Renita menatap Adya memelas. "Gue serius gak bisa Adya! tolongin gue dong sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Baby Ona
Fantasyfollow sebelum baca. *** "tamu taya monyet" "ngomong sama siapa lo?!" "nomong ama pantat" "bocah edan!" *** Bercerita tentang Adya Aroline. Gadis bar-bar sedikit cuek yang bertransmigrasi ke tubuh bocah umur 3 tahun. Namanya Leona. Biasa dipanggil...