"Mau yang strawberry atau coklat, Kak? apa ambil aja semuanyaa."
"Kakak mau yang coklat aja, Yah, ctlawbellii dek."
"Okay nanti kalo bosen gantian sama adek aja ya."
Umur Igyu dan si bungsu hanya terpaut 18 bulan atau 1 tahun setengah, ini semua tentu karena ulah Choi Seungcheol sebagai kepala keluarga dengan hormon yang tidak ada habisnya itu. Dan hal ini pula yang menjadikan Seungcheol seperti memiliki anak kembar, karena kedua buah hatinya itu pasti menginginkan hal yang sama. Seperti jika sang kakak dibelikan A maka si adik juga harus dibelikan hal serupa, begitu pula sebaliknya.
Contohnya sekarang-
"Dek tuta aauuu yaahh!!" (Ayah, adek juga mau!!)
"Iya beli dua, Kakak satu Adek satu. Adek yang strawberry Kakak yang coklat, oke princess?
"Otee!!"
-saat mereka bertiga sedang asik memilih jajanan biskuit berbentuk kepala panda dengan berbagai varian rasa. Layaknya anak kecil pada umumnya, Igyu dan sang adik tentu memiliki rasa favorit yang berbeda. Igyu dengan rasa coklat, dan Suji dengan rasa strawberry kesukaannya.
Lucunya saat ditanya oleh Jeonghan mengapa si kecil dengan nama lengkap Choi Suji itu lebih memilih rasa strawberry dibanding coklat seperti sang kakak, anak kecil dengan umur belum genap 3 tahun itu menjawab dengan polos karena ia suka dengan warnanya (yang identik dengan warna pink). Jeonghan akui anak bungsunya itu memang addict dengan warna pink. Mungkin karena Seungcheol yang selalu memanggilnya dengan panggilan princess, sehingga si kecil tumbuh menjadi pribadi yang sangat girly.
"Udah 'kan pilih jajannya? Yuk ke papa, nanti ice cream kalian keburu cair."
"Legoo!! / Goo!!"
Tidak sulit untuk mencari keberadaan Jeonghan walaupun di supermarket yang terhitung luas ini. Tinggal datangi saja bagian buah, sayur dan daging, pasti akan dengan mudah menemukan Jeonghan disana sedang memilih kebutuhan yang akan dibeli dan dijadikan stock selama seminggu sampai sebulan kedepan.
Setelah memastikan semua belanjaan yang diperlukan masuk ke dalam dua troli yang mereka bawa, tibalah kini tugas Seungcheol untuk membayar semua belanjaan yang sudah di-scan oleh pihak kasir.
Begitu urusan dengan kasir selesai dan mereka akan keluar dari supermarket, Jeonghan merasa ada yang kurang. Ia mengecek barang bawaaanya namun semuanya masih ada, tidak ada yang hilang atau terjatuh. Bahkan ketika ia sampai di depan pintu supermarket pun ia terus mengingat karena merasa ada yang janggal, tapi apa?
Dan saat Jeonghan hendak menyalakan ponselnya untuk mengecek barangkali ada belanjaan terlewat, ia dikagetkan dengan teriakan anak kecil yang berlari sambil membawa dua bungkus permen jelly. Ah pantas saja ia merasa ada yang janggal, ternyata sedari tadi ia tidak mendengar suara dari anak sulungnya, dan hampir saja Mingyu hilang tertinggal di supermarket.
"Ya Tuhan, Kakak.. kamu abis dari mana.."
"Loh emang dari tadi Kakak engga sama kamu, Pa?"
"Engga, Yah. Orang aku juga kaget liat Kakak dateng lari-larian sambil bawa dua bungkus jelly gitu."
"Ini jelly ntuk Kakak, ini ntuk Adekkk!!!" (Ini jelly untuk kakak, ini untuk adek!!) Ucap si sulung bersemangat dengan wajah tanpa dosa dan memberikan satu bungkus jelly kepada sang adik yang sedang duduk di troli, yang tentunya dibalas ucapan terimakasih oleh si bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family! || Jeongcheol
FanfictionBerisi kisah keseharian dari empat orang (atau lebih?) yang disebut keluarga. [on going] Kalo kepo, cuss baca aja Warn! • Bxb! • mpreg! • Content fluffy (Slight mature) • Jeongcheol (maybe slight kapal svt lainnya) Disclaimer: Fiksii, pict from pi...