5. Tetangga

235 16 2
                                    

Entah sudah jam berapa sekarang, tapi Jeonghan rasa matanya seperti tidak bisa dibuka alias ia masih sangat mengantuk. Padahal Jeonghan merasa ia baru saja tertidur, namun ternyata cahaya matahari sudah mulai masuk melewati jendela kamarnya.

Suaminya dengan inisial Choi Seungcheol itu semalam benar-benar mengerjainya seperti tidak ada hari esok. Bahkan Jeonghan merasa tubuhnya kebas, apalagi dari bagian pinggul ke bawah. Ia merasa kakinya berubah menjadi jelly seperti yang sering dimakan oleh anak-anak.

Semalam usai mereka melakukan kegiatan panas itu, Jeonghan membiarkan Seungcheol membersihkan tubuh lelahnya yang lengket oleh cairan cinta mereka. Bahkan ia tetap memejamkan mata saat Seungcheol memberikan aftercare. Dari mulai mengangkat tubuhnya ke kamar mandi, memandikan ia di bathup (bersama dengan Seungcheol tentunya), memindahkan ia di bean bag selagi badcover mereka diganti dengan yang bersih, memakaikan baju ke tubuhnya hingga kemudian membaringkannya lagi ke tempat tidur. Dan hari ini Jeonghan sudah bertekad untuk tidur sampai siang, anggap saja menggantikan jam tidurnya semalam yang dimonopoli oleh Seungcheol.

Tapi nyatanya Jeonghan sedikit terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari yang menyilaukan mata mulai memasuki kamarnya. Dan ternyata lelaki yang menjadi suaminya itu sudah tidak ada di sampingnya, mungkin sedang membangunkan atau sekedar mengecek anak-anak. Biarlah tugas mengurus anak-anak hari ini dilakukan oleh Seungcheol, Jeonghan hanya ingin tidur sampai siang.

Ia merubah posisi tidurnya agar berlawanan arah dengan jendela sambil meringis kecil karena tubuh bagian belakangnya yang masih sakit dan pegal. Bertepatan dengan itu samar-samar ia mendengar suara Suji yang sepertinya sedang menangis, entah karena apa.

Dan benar saja, saat ia baru saja memejamkan matanya hendak kembali ke alam mimpi, di depan kamar terdengar samar suara Seungcheol yang sedang memberi pengertian pada putri semata wayang mereka.

"Sama ayah dulu ya sayang?"

"Suji mau apa?"

"Mau mam jelly? apa mau es krim?

"Nonton aja yuk sama ayah?"

Bujukan Seungcheol terdengar bertubi-tubi agar anak bungsunya itu berhenti menangis, sayangnya bujukan itu tetap dibalas oleh tangisan nyaring dari Suji sambil memanggil-manggil Jeonghan, sang papa.

"Udah dong sayang nangisnya.. hidung sama mata kamu merah loh princess."

"Paaa!! Hnggg paaa!! hiks.."

"Yuk ke rumah Kak Wonyu aja yuk? apa adek mau susu? ayah buatin ya?"

"Paaa!! hiks dek uu ppaaa!!!"

"Main ke rumah adek twins aja yuk, mau?"

"HUAAAA PAAAA.. PAPPAA!!"

Suara tangisan Suji terdengar semakin keras memanggil Jeonghan. Sepertinya anak itu mengalami mimpi buruk, sehingga saat bangun Suji menjadi rewel.

"Papanya lagi sakit sayang.."

"Hiks paaa.." isak si kecil.

"Iya papanya lagi bobo di kamar.. Adek sama ayah dulu.. ya?"

"Yuk main sama ayah dulu yuk, nanti kalo papanya udah bangun baru main sama papa."

Seungcheol terus membujuk Suji agar anak itu tenang. Ia masih berada di depan kamarnya dan Jeonghan karena saat ingin beranjak menjauh dari depan pintu kamar, Suji malah semakin menangis sambil meronta-ronta yang membuat Seungcheol serba salah.

 Ia masih berada di depan kamarnya dan Jeonghan karena saat ingin beranjak menjauh dari depan pintu kamar, Suji malah semakin menangis sambil meronta-ronta yang membuat Seungcheol serba salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happy Family! || JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang