Bab 5 Awal perjalanan hubungan

20 6 1
                                    

RASANYA DATANG SENDIRI DAN GUE NGGAK AKAN BIARIN PERGI_FAREL IKHSAN PRATAMA

***

Banyak penghuni bumi yang mengeluh tentang kerasnya dunia, tanpa mereka sadari mereka sudah menikmati sesuatu yang sudah di takdirkan dengan tepat kepada mereka, tapi memang mereka sajalah yang tidak tau cara untuk mensyukuri atas kenikmatan yang sudah di rasakan.

Setelah dari taman tadi, Farel langsung mengantar dinda untuk pulang kerumahnya. Motor hitam besarnya berhenti tepat di depan gerbang rumah milik Dinda. Dinda turun dari motor lalu menyodorkan helm yang tadinya terpasang dikepalanya, kepada Farel.

"Nggak mampir dulu?" ucap Dinda menawarkan.

"kapan-kapan aja," jawab Farel.

"Lo buru-buru?" tanya Dinda.

Farel menggeleng. "Gue kalau lama-lama dekat lo bisa mabok gue."

"Hah? Mabok? Emang gue ngajakin lo minum alkohol, gue anak baik-baik ya!" Dinda menatap Farel kurang suka.

Farel terkekeh. "Bukan mabok karena alkohol," kata Farel.

"Tapi?" Dinda menatap Farel penasaran.

"Tapi, mabok karena kecantikan lo." Farel tertawa puas setelah mencubit pipi Dinda dan membuat Dinda kesal.

Dinda semakin kesal saat ini, tatapan kesalnya tidak lepas dari Farel. "Sakit anjir," ucapnya sambil mengelus pipinya kesakitan.

"Lo lucu juga kalau lagi marah," goda Farel.

"Biarin deh yang penting lo senang aja." Farel tertawa lagi mendengar itu, lalu berucap. "Yaudah lo masuk gue mau cabut. Gue tau lo pasti pengen mandi terus baca novel favorit lo."

"Kok lo tau?" Dinda menatap Farel curiga.

"Gue pake mata batin, gue bisa nerawang pikiran dan isi hati lo," jawab Farel ngasal.

"Gue serius Farel." Dinda menampilkan wajah malasnya.

"Gue juga serius."

"Issss nyebelin," Dinda menggerutu.

Farel terkekeh, "Bercanda Sayang," ucapnya sembari mencubit manis hidung Dinda.

'Mampus jantung gue mau copot'

"Ekhem" Dinda berdeham berusaha menetralkan wajahnya agar tidak terlihat salting, padahal Farel orang yang paling bisa baca raut wajah seseorang.

"Pipinya merah tuh." Farel semakin meggoda Dinda sambil menunjuk pipi gadis itu yang sudah merah padam.

Dinda reflek menutup kedua pipinya menggunakan telapak tangan. Benarkah pipinya terlihat merah? "AKHHH MALU BANGATTTTT" Dinda berteriak histeris dalam hati, malu bangat rasanya ketahuan salting didepan Farel ditambah lagi Farel terus menatapnya dengan tatapan menggoda. Laki-laki itu benar-benar membuat Dinda kesel, tapi salting juga. HEHEHEHE

Karena merasa malu akibat ketangkap basah, akhirnya Dinda langsung saja menyuruh Farel pergi. "Mending lo pulang sekarang."

Farel terkekeh pelan. "Gue diusir nih?" Katanya sambil mengangkat alisnya sebelah.

Ikhsan Farel PratamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang