Chapter 3

65 7 12
                                    

Jihoon yang kini berada di ruang kerja nya, dimana beberapa layar ada di hadapannya, dan jangan lupakan alat pemancar khusus yang dapat menghubungkannya ke satelit agar ia mendapat akses masuk ke Darknet, dimana hampir 80-90% kerja internet yang tak di ketahui orang awam berada di sana.

Bukankah terlalu berbahaya pemuda manis dengan rambut blonde baru nya itu mengakses masuk ke dalam dunia itu?

Tentu saja berbahaya! Hanya saja Jihoon yang suka sekali men-challenge dirinya membuatnya merasa Darknet layaknya teman sekaligus musuh untuknya.

Semula sang sahabat dan juga rekan kerja nya yang tak lain Park Woojin a.k.a Sparrow tak setuju dengan Jihoon. Namun karena faktor ekonomi dan juga balas budi pada Jihoon lah yang membuat Woojin seakan terperangkap dengan pekerjaan yang Jihoon lakukan.

Helaan nafas terdengar berat dari belag bibir Jihoon. Ia telah membayangkan bagaimana tingkat kebosanannya jika ia tak mengambil pekerjaannya, dan itu artinya ia tak mengakses Darknet untuk seminggu ke depan.

Bagaimana pun Jihoon dan juga Woojin memiliki kesepakatan sendiri, dimana Jihoon di perbolehkan mengakses Darknet hanya saat Woojin terlibat.

Mengapa demikian?

Karena satu alasan yang terjadi 4 tahun lalu dimana Jihoon hampir saja kehilangan nyawanya jika saja Woojin tak dapat memback up semuanya.

Di saat Jihoon hendak menyandarkan tubuhnya di kursi kebanggaannya itu, tiba tiba saja layarnya menampilkan tulisan seseorang menghubungi nya.

Tanpa menunggu lama Jihoon segera mengklik salah satu tombol di keyboardnya dan tak lama telefon tersebut segera tersambung pada seseorang yang bisa di bilang orang yang penting untuknya.

"Hoonie, apakah sekarang kau bisa berhenti bermain main?"

Jihoon berdecak pelan. Ia tak menyukai pertanyaan itu.

"Ada apa? Sebenarnya apa yang ingin kau sampaikan hyung?" tanya nya pada kakak kandungnya itu.

Helaan nafas kasar terdengar dari seberang telefon.

"Aku selalu khawatir padamu. Apakah kau tak bisa mencoba di posisi ku? Bagaimana jika Dad mengetahui rencanamu, dan juga menyadari bahwa kau seringkali mengganggu pekerjaannya?"

Kekehan pelan justru terdengar dari belah bibir Jihoon.

Jihoon tak takut sama sekali dengan pernyataan sang kakak!

"Salah dia sendiri yang tak membiarkan aku tahu siapa dalang dari kematian Mommy hyung! Bukankah hyung tahu alasan terbesar ku mengapa aku memilih menjadi seperti ini?"

Kali ini Jihoon sedikit tersulut emosi jika sudah membicarakan sang ayah, yang selama 6 tahun terakhir ia membencinya.

Jika sudah seperti ini sang kakak-Park Jungkook tak dapat berkata apa apa lagi.

Jihoon selalu keras kepala mengatakan bahwa kematian sang Ibu pastinya ada sangkut paut nya dengan musuh ayahnya.

"Baiklah, kali ini aku mengalah darimu asalkan kau datang ke acara setahun sekali yang selalu dibuat Daddy."

Jihoon memutar matanya malas. Jujur saja ia membencinya! Ia tak menyukai hal hal yang di anggap ayah nya penting. Menurutnya selama sang ayah tak bisa menjaga Ibunya yang sangat ia sayangi maka ayah nya lah yang patut di salahkan.

Karena alasan itu pula Jihoon keluar dari Mansion utama sang ayah, dan memilih menyendiri 6 tahun lalu.

Enam tahun lalu adalah tahun tahun suram nya kala itu.

Side Story: I Got You! [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang