Chapter 4

58 6 0
                                    

"Morning, Mr. Kang," sapa Minhyun yang baru saja hendak memasuki lift yang sama dengan Daniel.

Daniel yang mendengar sapaan Minhyun tentu saja menganggukan kepala nya.

Rasanya Minhyun ingin sekali tertawa jika melihat sepupunya itu selalu saja menjaga image nya jika berada di lingkungan kantor nya.

Bayangkan saja Daniel yang biasanya di hadapannya akan bersikap manja, atau paling tidak seringkali berceloteh kini terlihat sangat diam, dan jangan lupakan aura nya yang terasa dingin jika berada di dekat karyawannya itu, seakan dirinya dan juga karyawannya memiliki tembok yang besar.

Buktinya adalah saat ini ketika sedang berada di dalam lift bersama para karyawannya, dan juga Minhyun tentunya.

Mengapa tak berada di lift berbeda dengan karyawannya jika mengharuskannya menjaga image nya tersebut?

Tentu saja karena dirinya juga lah yang mengatakan bahwa ia tak akan membedakan VIP kantor tersebut dengan karyawan yang ada disana, dan alasan itu pula Daniel menaiki lift yang sama dengan para karyawannya.

Lift berhenti dahulu pada lantai para karyawannya.

Satu persatu orang yang berada di dalam lift tersebut keluar, dan menyisakkan dirinya dan juga Minhyun.

"Sampai kapan kau akan mempertahankan image mu itu Niel?" Sindir Minhyun sembari menepuk bahu Daniel.

Daniel hanya tersenyum kecut mendapati sindiran dari Minhyun tersebut.

Sungguh ia sendiri sebenarnya membenci hal itu, hanya saja menurut sudut pandang nya jika ia menurunkan standar nya maka ia khawatir nantinya akan di cap sebagai CEO yang tak memiliki wibawa.

Ia tak menginginkan hal tersebut!

"Oh iya, bagaimana dengan ide sekretaris mu waktu itu, apakah kau sudah menghubungi mereka?"

Gendikan bahu di berikan oleh Daniel, karena memang benar Jaehwan belum mengabari informasi lanjutan akan hal tersebut.

"Kalau begitu aku ikut ke ruangan mu, karena pasti setelah ini kau akan bertanya padanya bukan?" lirih Minhyun dengan santai nya, dan jangan lupakan dengan cengirannya yang membingungkan Daniel.

Daniel hanya menghela nafasnya pelan, sembari menganggukan kepalanya.

.
.

Meja Jaehwan dapat Daniel lihat dari posisinya saat ini, dan tanpa suara Daniel segera memberikan gestur dengan tangannya yang mengatakan pada Jaehwan untuk masuk ke ruangannya.

Jaehwan yang sangat memahami atasan nya tentu saja menganggukan kepala nya, dan segera mengikuti langkah Daniel dan juga langkah Minhyun yang kini berada di depannya.

"Jaehwan-ssi, apakah kau tak berniat menjadi sekretaris ku saja di banding sekretaris CEO yang terkadang menyebalkan ini?" lirih Minhyun tepat saat memasuki ruangan Daniel.

Daniel spontan menatap Minhyun tajam. Tak bisakah Minhyun bersikap profesional selama di kantor? Bukankah biasanya ia sangat dapat mengkondisikan dirinya?

"Ah, tak jadi ... atasanmu menyeramkan," kekeh Minhyun pelan.

Jaehwan tak mengeluarkan suaranya sedikit pun selain tersenyum setengah terpaksa pada Minhyun, karena tak mungkin ia benar benar mengabaikan Minhyun, yang notabene wakil direktur disana, sekaligus sepupu Daniel.

"Jaehwan-ssi sebaiknya kau tak usah dengarkan omong kosong nya," lirih Daniel sembari menuju sofa yang ada di sana, diikuti dengan Minhyun yang ikut duduk pada sofa yang ada di ruangan Daniel.

"Kau sudah mendapatkan kabar terbaru?"

Jaehwan menganggukan kepala nya, dan mengatakan bahwa kemarin sore ia mendapatkan sebuah email dari salah satu pemilik nya mengatakan mereka akan mengabari dua hari lagi atas jawaban apakah mereka akan membantu kita atau tidak.

Daniel memainkan jari jemarinya sejenak, sembari menganggukan kepala nya.

"Mr. Kang sepertinya kau harus bersabar untuk menemukan Wink," lirih Minhyun sekenanya. Entahlahlah ia senang sekali mengerjai Daniel yang baru kali ini terlihat terganggu dengan seseorang.

Sang sepupu hanya menghela nafasnya ketika mendengar celotehan Minhyun yang ada benar nya.

Bagaimana pun ucapan Minhyun tak salah sepenuhnya.

Ia memang diminta bersabar bukan?

"Ah, saya hampir lupa, tadi saya mendapatkan titipan untuk anda Mr. Kang," ujar Jaehwan yang memang beberapa menit lalu sebelum Daniel datang pemuda itu baru saja menerima sebuah paket untuk Daniel.

"Dari?"

"Disana tertera nama Kang Ji Ho," ujar Jaehwan tanpa tahu siapa nama pengirim paket tersebut.

Sontak Daniel dan Minhyun menatap ke arah Jaehwan serentak, dan tak lama keduanya saling bersitatap satu sama lain.

"Kau yakin?" tanya Daniel cukup terkejut mendengar nama yang tak asing tersebut.

Anggukan kepala Jaehwan berikan, dan tak lama ia meminta izin pada Daniel untuk mengambil paket tersebut lebih dahulu.

"Kapan terakhir kali kau menghubungi A—"

Belum selesai Minhyun bertanya Jaehwan lebih dahulu masuk ke ruang kerja Daniel kembali.

"Ini Mr. Kang."

Sebuah amplop coklat di berikan oleh Jaehwan pada Daniel, dan benar adanya jika disana di tuliskan bahwa nama pengirimnya adalah Kang Ji Ho—Ayah dari Kang Daniel, yang selama ini menghilang.

Daniel menegukkan saliva nya kasar dan tanpa berfikir panjang ia segera membuk amplop coklat tersebut.

Ada sepucuk surat, di sertai sebuah amplop putih lainnya berada disana.

[Dear My Son,

Apa kabarmu Son?

Aku yakin kau baik baik saja.

Kau tahu bahwa sebelumnya aku tak pernah meminta apapun padamu, hanya saja kali ini bisakah kau mengabulkan permintaan ku?

Tolong hadir di acara ini.

Untuk alasannya, kau dapat mengetahui nya saat kau datang.

Ku harap kau mengabulkan permintaan ku.

-Your Father (Kang Ji Ho) ]

Setelah selesai membaca surat tersebut barulah Daniel membuka isi amplop putih yang ia yakini adalah semacam invitation, sebagaimana tersirat dalam surat sang ayah.

Benar saja sebuah undangan khusus yang dapat Daniel lihat kali ini.

"Malam ini?"

"Undangan apa itu Niel?" tanya Minhyun yang juga tak tahu jenis undangan apa yang sedang Daniel pegang.

Gendikkan bahu Daniel berikan pada Minhyun, sebelum akhirnya ia mengatakan pada Jaehwan untuk mengosongkan semua jadwal nya dari sore hari hingga malam.

"Aku harus mengabulkan permintaan nya."

Minhyun mengerutkan keningnya, dan tak lama melirik isi surat yang di berikan oleh pamannya itu.

'Dimana sebenarnya kau Dad? Mengapa kau menyuruhku datang kesini? Apakah jika aku datang aku dapat bertemu denganmu?'

———

TBC

See you next chapter

Leave a comment and vote

.

.

Seya

Side Story: I Got You! [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang