Matahari sore terlihat indah di langit, semilir angin membawa kesejukan pada sepasang kekasih yang sedang menikmati jalanan ibu kota dengan mengendarai motor besar yang Kala itu dirinya di jemput kekasihnya setelah selesai menjalani aktifitas sehari-hari di kampus. mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar menikmati waktu berdua
Seperti dejavu dirinya mengingat masa indah dulu waktu awal-awal berpacaran dengan lelaki yang memboncengnya ini. Dulu Selalu ada waktu bersama hanya untuk sekedar mengisi waktu berduaan dengannya. Tapi sekarang yang ada hanyalah angan
Sekarang dirinya sudah hampir hafal apa yang akan menjadi tujuan setelah perjalanan indah ini. Begitu motor terparkir di halaman luas rumah kekasihnya, keduanya memasuki rumah milik prianya yang setiap hari hanya di huni olehnya. Karna orangtuanya sedang bekerja di luar kota.
Setelah masuk dirinya langsung di tuntun ke kamar prianya dan langsung di serang dengan kecupan dan lumatan di bibir seksinya. Dengan perlahan dari bibir turun ke leher jenjangnya dan turun lagi ke dada untuk di hisap dan di mainkan
Setelah itu yang terjadi sudah pasti mereka melakukan hubungan sex. Selalu seperti itu, dia sudah jenuh dalam hubungan toxic ini. Namun istilah kata "love is blind" sepertinya sudah mendarah daging di dalam dirinya
"Kamu mau kemana?" Katanya setelah aktivitas sexnya dan masih dengan keadaan tubuh yang masih bertelanjang. sementara sang kekasih sudah rapi dengan memakai baju yang lengkap
"Aku pergi dulu, aku ada urusan sebentar. Tidurlah, sepertinya aku akan pulang terlambat" mengecup kening sang kekasih lalu bergegas pergi meninggalkan seseorang yang menatapnya nanar
Lagi dan lagi, setelah melakukan hubungan seks, kekasihnya selalu meninggalkannya sendirian. Sudah tak ada lagi pertanyaan bagaimana kuliahmu hari ini, apakah dirinya lapar, apakah dirinya lelah bahkan kata-kata cinta yang biasanya terucap kini sudah tak lagi terdengar di telinganya. Dirinya merasa sudah seperti jalang saja, yang hanya melayani dan sesudah itu di tinggal sendirian
Dirinya hanya bisa menangis di dalam kamar mandi sambil menyalakan shower untuk mengguyur seluruh tubuhnya. Dia sangat kesal pada dirinya sendiri kenapa selalu kalah dengan perasaan ini. Kenapa dia tak bisa menolak ajakan kekasihnya. Kenapa dia tak pernah bisa tegas bila dengan kekasihnya.
Berjalan pulang dengan perasaan gundah sampai ia tak menyadari kalau sudah berada di depan rumahnya. Dia berdiri di depan gerbang yang memang sudah terbuka. Disana ia melihat ibunya yang sudah berada di rumah sedang menyirami tanaman. Hatinya begitu perih namun ia harus pandai berakting bahwa dia baik-baik saja.
Wanita paruh baya yang masih terbilang cantik diusianya yang sudah tak muda lagi itu tersenyum melihat kedatangan putranya. Senyumnya semakin melebar di kala putranya perlahan semakin mendekat kearahnya
"Kau sudah pulang nak, bagaimana hari ini?" Sapanya
"Cukup melelahkan Eomma" jawabnya kemudian dia berjalan masuk menuju kamarnya
"Tumben kau tak di antar pacarmu ?"sang ibu bertanya tiba-tiba yang membuat langkahnya terhenti saat akan masuk kedalam rumah "apa dia ada kegiatan lain?" Dirinya hanya mengangguk sebagai jawaban dan langsung berpamitan masuk menuju kamarnya
Kembali merenung di dalam kamar merutuki kebodohannya yang masih bertahan dengan orang yang sudah tak menganggap dirinya ada. Baginya dunianya hanya ada pada kekasihnya, dia hanya ingin mencintai dan dicintai. Bukankah semua orang punya hak untuk itu ?
___________
Seperti mahasiswa pada umumnya setelah selesai dengan kelasnya, dia berkumpul dengan teman-temannya di caffe yang berada tak jauh dari kampus. Menikmati waktu bersama teman-temannya, berbagi cerita hal konyol yang mereka alami waktu di kampus.
Dan tiba-tiba salah satu dari mereka bertanya padanya"Hai ... kau masih dengan pria brengsek itu?" Tanyanya blak-blakan
"Heum ... Iy-iya" jawabnya agak gugup
"Kenapa kau sangat bodoh sekali sih? Tak sedikit yang menyukaimu tapi kau selalu kembali pada lelaki yang sudah tak menganggapmu ada. Saat dulu saja, dia manis padamu. sekarang saat kamu memberikan seluruh cintamu padanya dia menyia-nyiakanmu"
Skakmat, dia tak bisa menjawab, nyatanya semua yang di ucapkan temannya itu benar
"Hai ... kau masih mendengarku kan ? Ada apa Denganmu, kenapa kamu jadi seperti ini? Tolong jangan menjadi bodoh untuk orang yang tak menghargai mu"
Dan di saat itu juga tangisnya pecah, dia sudah tak bisa lagi menahan tangisnya. Teman-temannya memberi waktu untuknya, memberi waktu untuk mengeluarkan beban di hatinya setidaknya dengan menangis. Setelah dirasa tangisnya mereda dia mulai membuka suara
"Aku juga tidak mengerti kenapa diriku seperti ini, aku juga sangat membenci diriku sendiri yang bodoh ini. Kenapa sangat sulit, lepas dari hubungan toxic ini" seiring kalimat itu keluar airmata nya pun kembali menetes. Temannya yang bertanya tadi memeluknya dengan cukup erat
"Maafkan aku, karena pertanyaanku tadi ..."
"Tak apa, aku yang bodoh tak bisa lepas dari ..."
"Jimin ... !!"
Saat dirinya ingin bercerita lagi, dia di kejutkan dengan teriakan sang kekasih yang memanggil namanya. Dan seperti sudah tersetting, tubuhnya langsung saja otomatis berdiri dan menghampiri sang kekasih. Teman-temannya yang melihatnya pun merasa iba padanya
"Kucari dari tadi ternyata kau disini. ayo ikut dengan ku"
Katanya dengan raut wajah dingin, tidak ada senyum tidak ada kata cinta. Hanya wajah datar namun dia tetap menurut pada sang kekasih
Dan seperti biasa, dirinya langsung di bawa ke rumahnya untuk di ajak having sex lagi
"Aku akan bekerja ke Seoul untuk beberapa bulan. Dan untuk beberapa bulan itu aku tidak akan pulang" ucap kekasihnya setelah melakukan having sex tadi keduanya masih betah berada di dalam kamar
"A-ayo kita pu-putus" ucapnya dengan terbata. Dia merasa kesal dengan kebodohannya, kenapa dia bicara dengan terbata. Padahal saat di bayangkan dia bicara dengan tegas
"Apa? Hahahaha ... kau yakin mau putus denganku? Bahkan kau tidak akan pernah bisa mencari pria tampan seperti ku lagi" ucapnya dengan remeh
"A-aku serius"
"Hahahaha Siapa yang mau denganmu lagi selain aku" remehnya lagi
"Hubungan kita sudah tidak sehat lagi, kau pun sudah tidak pernah berkata dengan kalimat baik padaku. Bahkan kita bertemu hanya untuk melakukan having sex saja . Maka dari itu aku mau kita put..."
"YA SUDAH KELUAR SANA. PUTUS KAN MAUMU? OKE KITA PUTUS DAN JANGAN PERNAH MENYESAL PUTUS DENGANKU. KELUAR KAU DARI RUMAHKU" bentaknya
Yang membuatnya sangat ketakutan, tubuhnya gemetaran. Dia berjalan keluar dengan tubuh yang masih gemetar. Dirinya ingin menangis tapi air matanya tak kunjung keluar. Dia sudah bebas sekarang, tapi masih ada beban di dirinya. Batinnya masih tersiksa hatinya juga masih sangat sakit
Dirinya masih belum terlalu yakin apakah keputusannya ini benar atau justru memberi luka baru di masa depannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Blind ( Revisi )
RomanceTentang sebuah asa Tentang sebuah luka Tentang sebuah dilema Yang berakhir menjadi tawa atau berakhir menjadi sebuah tangisan