Dua bulan berlalu dan hubungan Jungkook dengan Jimin semakin terlihat nyaman satu sama lain. Mereka selalu menghabiskan waktu berdua. Bahkan Jungkook rela meninggalkan caffenya di kota besar Seoul dan pulang ke Busan supaya bisa mengantar jemput Jimin untuk kuliah, padahal Jimin sudah sering mengingatkan untuk tidak terlalu sering menjemputnya, toh hanya sebentar ke kampus karena ia adalah mahasiswa tingkah akhir.
Tapi Jungkook bersikukuh, Ia ingin selalu ada menemani masa-masa sulit Jimin dalam proses memperjuangkan skripsinya dan dia selalu senang bila di butuhkan oleh pria mungil kesayangannya itu. Terlebih ini adalah kesempatan bagus untuk mendekati Jimin karena tidak adanya keberadaan kekasih Jimin, toh selama dua bulan ini pun Taehyung tidak pernah sekalipun mengabari Jimin, bahkan saat Jimin menghubunginya pun nomornya selalu tidak aktif
.
.
Singkat cerita, tepat setelah Jimin lulus dari kuliah, Jungkook mengajak Jimin ke caffe nya yang berada di kota besar itu dan kebetulannya disana terdapat beberapa alat musik. Jimin nampak senang bukan main, ia coba satu persatu alat musik itu meskipun sebenarnya ia benar-benar tak bisa memainkan alat musik tersebut, ia coba dari mulai memetik random senar gitar, ia coba menekan-nekan tuts piano dan kemudian ia juga mencoba memukul drum
Sedang asyiknya menekan-nekan random tuts piano, perhatiannya seketika buyar ketika rungunya mendengar petikan suara gitar yang mengalun indah. Lebih takjubnya lagi saat ia melihat bahwa Jungkook lah yang memetik gitar itu, keduanya saling tatap dan tersenyum lekat. Yang lebih kecil pun perlahan berjalan menghampiri yang lebih besar, maka di saat itu juga Jungkook bernyanyi lagu dengan judul stuck with you milik Justin Bieber feat Ariana grande dengan diiringi petikan gitar yang di mainkan sendiri olehnya
Ia terus bernyanyi dengan mata bambinya yang terus tanpa henti menatap lekat wajah cantik pria di sampingnya. Tanpa sadar, Jimin pun ikut sesekali bernyanyi dan membuat Jungkook begitu senang. Ia senang berada di ruangan yang sama berdua dengan sang terkasih. Kalau bisa ia berharap waktu terhenti di momen ini saja, ia tak ingin Jiminnya dengan yang lain, ia hanya ingin Jimin dengannya saja, lelaki tegap ini sungguh begitu egois bila mengenai Jimin.
Keduanya saling terbawa suasana dalam lagunya, bahkan hingga lagu selesai pun mereka berdua masih saling menatap dengan lekat. Perasaan Jungkook masih sama dari dulu hingga sekarang, bahkan tak pernah sedikitpun berubah sejak kecil hingga sedewasa ini perasaannya semakin tumbuh mengembang. Jimin masih tinggal di hatinya, Jimin masih menjadi tempat berlabuhnya, Jimin masih menjadi satu-satunya tempat pilihannya, toh Jungkook pun tak mau mencari orang baru lagi. Cintanya sudah habis dengan Jimin, cintanya hanya ada jika itu Jimin
Bahkan dirinya sudah siap menanti Jimin untuk melihat dirinya bukan hanya sekedar sebagai teman masa kecil, melainkan sebagai sosok pria dewasa yang sangat mencintainya. Mungkin karena Jimin yang masih terbawa suasana atau memang Jimin sudah mulai mempunyai rasa sampai tak sadar jika wajah Jungkook sudah sangat dekat dengan wajahnya.
Mereka berdua saling menatap, jika Jungkook menatap Jimin dengan perasan kagum dan penuh cinta, maka lain halnya dengan Jimin yang menatap Jungkook dengan pandangan yang sulit di artikan. Jungkook mencoba maju lebih dekat lagi hingga akhirnya seakan tersadar Jimin langsung menghindari Jungkook, mereka berdua pun akhirnya saling menatap canggung
"Maaf Ji .... aku tadi ..."
"Tak apa Hyung" sahut Jimin
"Apa kau lapar ?" Jungkook berusaha mengalihkan pembicaraan agar suasana tidak lagi canggung
Jimin menatap Jungkook heran
"Jika lapar, aku bisa masak untukmu.."
"Hyung bisa masak ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Blind ( Revisi )
Любовные романыTentang sebuah asa Tentang sebuah luka Tentang sebuah dilema Yang berakhir menjadi tawa atau berakhir menjadi sebuah tangisan