Prolog

6 0 0
                                    

^^^

Cahaya atau yang biasa dipanggil Aya—memiliki senyum cerah, sehingga orang-orang di sekitarnya ikut merasakan kesenangan walau hanya melihat senyum itu.

Namun, setelah mengalami insiden buruk beberapa bulan lalu, senyum di wajah Aya masih muncul dan membuat orang-orang di sekitarnya bingung.

"Kok dia masih bisa senyum kayak gitu, ya?"

"Memangnya dia nggak ngerasa sedih?"

"Kalau gue ada di posisi dia, udah nggak kuat."

"Bener. Gue bakalan milih buat pindah sekolah."

"Masih mending. Kalau gue, sih, malah nggak mau lanjut sekolah lagi, deh."

Aya tentu saja tidak bisa mengabaikan perkataan orang-orang itu karena selalu mendengarnya di sekolah. Namun, tidak ada yang bisa gadis itu lakukan. Dia hanya sendirian.

"Lo sendirian, 'kan? Gue temenin, ya. Kebetulan gue juga sendirian, nih."

Aya menoleh. Tadinya gadis itu hanya duduk sendiri di kantin, tapi setelah mendengar ucapan seseorang di sebelahnya. Gadis itu hanya bisa terdiam sambil terus melihat orang itu.

Sadar kalau Aya masih terus melihatnya—bahkan setelah dia duduk, membuat orang itu menoleh. Dia lalu mengulurkan tangannya dan berkata, "Gue Bintang."

^^^

Catatan Penulis:

Setiap catatan penulis yang ada di akhir chapter memiliki informasi penting. Jadi ... pastikan kalian membaca sampai akhir, ya! ;)

STARLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang