BAB 2

4 0 0
                                    

Alasan Aya meminta Bi Arin menyiapkan bekal karena dia tidak mau membeli makanan di sekolah. Gadis itu mulai merasa tidak nyaman.

Dia sepertinya juga sudah mengambil keputusan. Aya harus lebih mementingkan dirinya sendiri daripada orang lain.

Berpura-pura—terlihat baik-baik saja—ternyata sangat melelahkan. Aya tidak sekuat itu. Jadi, dia hanya ingin bisa menikmati hidupnya yang harus terus dia jalani.

"Lo nggak ke kantin?" tanya Bintang ketika Aya mengeluarkan kotak bekal dari tasnya.

Aya menoleh seakan-akan memberi jawaban yang harusnya sudah dimengerti oleh Bintang. Namun, laki-laki itu masih terdiam dan membuat Aya mengembuskan napas berat.

"Lo udah ngeliat gue bawa bekal, terus masih juga nanya?" tanya Aya.

Bintang mengusap pelipisnya pelan. "Ya ... gue kan cuma mau mastiin aja. Galak banget," balasnya.

Setelah itu Aya kembali mengalihkan pandangan. Namun, saat dia sudah membuka kotak bekal dan bersiap untuk makan, Aya menyadari kalau Bintang masih diam di tempat duduknya.

Aya menoleh lagi. "Lo ngapain masih di sini?"

"Gue?" Bintang menunjuk dirinya sendiri.

"Ya iya ... memangnya siapa lagi kalau bukan elo yang gue tanya, hah?" balas Aya.

Bintang tersenyum geli. "Ya ampun ... lo beneran galak, ya? Gue pikir lo, tuh, tipe cewek yang kalem, imut, lucu—y-ya nggak galak," jawab laki-laki itu.

"Kenapa jadi ngomongin gue? Gue nanya kenapa lo masih di sini?" balas Aya.

Bintang menggaruk pelipisnya seraya berdiri. "Iya gue pergi. Dasar," jawabnya, kemudian berjalan ke luar kelas.

Aya hanya melihat sampai sosok Bintang sudah benar-benar hilang dari pandangannya. Gadis itu tampak menggeleng pelan.

"Dasar cowok aneh," ucap Aya.

^^^

Bintang yang sudah berjalan di luar kelas, terlihat mengendap-endap untuk melihat Aya dari balik jendela. Laki-laki itu tersenyum geli saat melihat Aya yang sudah mulai makan.

Walaupun galak, tapi dia memang lucu, sih ....

"Lo lagi ngapain, Tang?"

Bintang terlonjak kaget ketika mendengar suara seseorang yang tiba-tiba mengajaknya bicara. Ternyata salah seorang teman sekelasnya yang mengajak Bintang bicara.

"A-ah—eh, elo," kata Bintang sambil mengusap bagian belakang kepalanya karena malu.

Saat temannya berniat untuk melihat ke jendela karena penasaran, Bintang langsung merangkul pundak laki-laki itu.

"E-eh, gimana kalau kita main bola? Kayaknya di lapangan udah banyak yang main, tuh," ajak Bintang.

Temannya beralih melihat Bintang walaupun dia masih merasa sedikit bingung. "Tujuan gue nyamperin lo karena memang mau ngajak main, sih," katanya.

"Ya udah. Pas," ucap Bintang sambil tersenyum.

Namun, saat keduanya sedang berjalan menuruni tangga, Bintang terkejut dengan ucapan temannya.

"Lo suka sama Aya, ya?"

Bintang sontak menghentikan langkah kakinya.

"E-eh, kok berenti?"

"L-lo kenapa tiba-tiba ngomong gitu, sih?" tanya Bintang kepada temannya, Fiko.

Fiko menggaruk tengkuknya karena bingung. "G-gue nanya doang, lho. Kalau enggak, ya kan tinggal jawab aja, Tang," balasnya.

Namun, setelah itu Bintang tidak menjawab apa-apa. Sepertinya laki-laki itu terlalu terbawa suasana. Dia tidak memahami maksud ucapan Fiko.

"Jadi gimana, Tang?"

"A-ah, elo. Gue baru masuk sekolah ini belom ada sebulan, lho. Bisa-bisanya nanya soal itu," balas Bintang.

"Lho, kenapa, Tang? Bisa aja lo jatuh cinta pada pandangan pertama sama si Aya," katanya, "memang, sih. Dia tuh cantik. Gue juga pernah suka—"

"Lo suka sama Aya??" tanya Bintang yang tanpa sadar memotong perkataan Fiko.

Namun, Fiko malah tertawa setelah mendengar pertanyaan Bintang. Laki-laki itu tertawa sangat geli dan membuat Bintang bingung.

"Bukan gue doang, kali, Tang. Aya, tuh, banyak yang suka ... dulu," balas Fiko.

"Dulu?" Bintang mengerutkan keningnya.

Fiko yang tersadar dengan ucapannya berusaha untuk tidak melihat Bintang. Laki-laki itu berjalan lebih dulu ketika Bintang masih terdiam di tempatnya.

Respons Bintang tadi hanyalah refleks. Laki-laki itu juga tidak melanjutkan pembicaraan karena Bintang sudah bisa menebak maksud dari ucapan Fiko beberapa saat lalu.

^^^

Aya tersenyum setelah menyelesaikan makannya. Dia kemudian memasukkan kembali kotak bekalnya ke dalam tas.

"Kenyang juga."

Aya melihat ke sekeliling. Keadaan kelas pada saat itu sangat sepi. Hanya ada dua murid selain Aya di dalam ruangan.

Pada akhirnya Aya memutuskan untuk keluar dari kelas, tapi hanya sampai ke balkon di depan kelasnya. Dia ingin menikmati pemandangan sekolah untuk menutupi kesendiriannya.

Saat Aya sudah berdiri di balkon, pandangan gadis itu langsung tertuju ke lapangan yang ada di bawah. Ada banyak murid laki-laki yang sedang bermain bola di sana.

"Itu ... Bintang, 'kan?" ucap Aya saat menyadari kehadiran Bintang di antara murid-murid di sana.

Bintang, laki-laki yang entah hanya perasaan Aya saja, tapi seakan-akan meminta gadis itu membuka pintu masuk ke hidupnya.

Kayaknya gue terlalu berlebihan. Dia kan anak baru—ya mungkin aja karena dia belom punya banyak temen, ucap Aya dalam hati.

"Tapi ... kalau diliat dari jauh gini, kayaknya dia memang anak yang asyik," kata Aya sembari menopang dagunya dengan tangan.

Namun, setelah beberapa saat, Aya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia menyadari sesuatu. "G-gue ... gue mikir apa, sih? Kenapa juga gue harus mikirin dia?" tanya gadis itu.

"Kenapa juga gue harus berdiri di sini dan ngeliat ke lapangan? Tujuan gue tadi buat ngeliat pemandangan," lanjut Aya.

Sayangnya, Aya lupa kalau semua kalimat yang dia katakan bisa juga dia ucapkan dalam hati. Karena saat ini gadis itu harus menerima ketika beberapa murid yang sedang berjalan di koridor langsung melihat ke tempatnya berdiri.

Aya menggigit bagian bawah bibirnya, kemudian dia memutuskan untuk berbalik dan kembali masuk ke dalam kelas. Gadis itu benar-benar malu.

Duh ... gue mikir apa, sih? Stop, ya. Lo lebih baik nggak berurusan sama cowok itu, kata Aya dalam hati.

^^^

Catatan Penulis:

Sebelumnya terima kasih untuk kalian para HOLU yang udah baca cerita ini.

Cerita ringan yang aku harap bisa menghibur kalian, oke?

Bagi kalian yang tertarik dengan dunia kepenulisan, aku mau ngasih satu orang tercepat buat join kelas kepenulisan bareng aku, nih!

Kirimkan KODE: HOLU TERCINTA ke DM Instagram admirer.runistic kalau kalian berminat, ya! GRATIS, tapi hanya untuk satu orang tercepat aja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STARLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang