Waktu istirahat sudah berakhir lima menit yang lalu, dan kini semua peserta telah kembali berkumpul di tempat yang berbeda. Jika tadi merka ditempatkan di sebuah ruangan yang lebih mirip dengan sebuah kelas, maka kini mereka di bawa menuju ruangan aneh yang di dalamnya hanya terisi dengan satu pilar kokoh yang di seluruh sisinya terdapat sebuah tulisan aksara kuno yang tidak mereka fahami sama sekali arti di baliknya kemudian di atas pilar tersebut sebuah bola kristal berwarna biru gelap tersimpan dengan rapih."Nah untuk ujian kedua, kalian harus mendapatkan pengakuan dari Dryas. Bola kristal yang ada di atas pilar di sana, kalian akan saya panggil satu persatu untuk mendekat dan meletakan tangan kanan kalian di atas bola tersebut, kemudian Dryas akan mendeteksi kekuatan yang kalian miliki..
Kami memiliki empat tingkatan warna, yang pertama ada kuning untuk tingkatan rendah. Kemudian ungu untuk tingkatan sedang. Di lanjut dengan warna merah untuk tingkatan tinggi. Dan yang terakhir emas untuk tingkatan epic, dimana belum ada satupun yang mencapai tingkatan ini...
Di setiap tingkatan terdapat tingkatan level dimana masing masing dari tingkatan memiliki 9 level yang harus di lewati. Setidaknya kalian harus bisa mencapai tingkatan ungu untuk lulus tes kali ini. Semoga kalian beruntung, saya akan membacakan nama yang akan maju pertama."
Semua calon murid mulai gelisah dibuatnya, mereka takut gagal tentu saja. Karena kini hanya tersisa sekitar 800 calon murid saja dari yang awal mencapai hampir 1600 murid, bahkan untuk tes pertama saja mampu menyingkirkan setengah dari mereka. Lalu kini mereka harus kembali bergantung kepada kekuatan diri mereka sendiri yang harus mendapatkan pengakuan dari bola kristal di hadapan mereka kini.
Oh jika kalian bertanya tentang tujuh pemuda yang baru saja berkenalan tadi, mereka semuanya lolos ujian pertama tentu saja. Semuanya kini tampak percaya diri dengan kekuatan masing masing apalagi Kana. Tapi tentunya tidak begitu dengan Danu, dirinya terlihat khawatir dengan kekuatan sihir miliknya karena dari dulu dirinya benar benar hanya mengasah kemampuan bertarungnya menggunakan senjata, dan sepertinya dapat dihitung dengan jari jika untuk berlatih ilmu sihirnya.
Mereka yang menyadari kecemasan Danu segera bertanya untuk memastikan rasa penasaran mereka.
"Hei ka Danu, kenapa terlihat cemas begitu? kau tidak percaya diri dengan kekuatan mu??" Biru bertanya untuk mewakili mereka.
Danu segera menatap netra Biru, dirinya menggeleng "Bukan seperti itu, hanya saja sedari kecil aku hanya mengasah kemampuan bertarung ku dengan senjata bukan dengan sihir. Aku khawatir tidak akan lolos di ujian kali ini, padahal kedua orang tua ku pasti sedang menunggu kabar baik dariku di rumah" ujarnya dengan sedih.
Semuanya menatap prihatin ke arah Danu, jika seperti itu mereka tidak dapat banyak membantu. Karena ujian kali ini benar benar murni dari diri mereka sendiri, karena kali ini mereka dipilih bukan memilih seperti ujian pertama.
Kana tersenyum kecil lantas menepuk pundak Danu, "Jangan khawatir, kak Danu pasti akan lolos. Percaya denganku" ucap Kana sembari menyalurkan sedikit energi sihirnya untuk Danu, dan hal tersebut tentunya tanpa diketahui oleh semua orang bahkan Danu sendiri pun tidak menyadari hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACALAPATI ||LEE HAECHAN||
Fantasy"jangan membantah, dan jalani hukuman mu" "baik ayah" Start : 16/09/23 End :