Anyeong!
Usahakan Follow dan vote sebelum baca!
Lebih banyak yang baca daripada vote, ayo dong vote biar semangat aku nya tuhh:(
"Senja itu cantik, saking cantiknya gue berharap bisa jadi senja yang disukai banyak orang."
- Hanna Arabella****
"Tuhan...,Kenapa omongan orang sejahat itu?"
Hanna Arabella─Merupakan Perempuan Berumur Enam belas itu sedang menangis sesegukan dihalaman belakang rumahnya.
Hanna selalu merasa kalau dunianya kejam karena dia selalu salah dimata orang lain apapun yang dia lakukan pasti salah, terkadang dia selalu berfikir untuk menyerah,tetapi dia selalu sadar bahwa menyerah tidak membuat keadaan membaik. dia hanya perempuan lemah yang dipaksa kuat keadaan
"Gue capek.." Hanna melirih pelan. Dia hanya ingin tumbuh menjadi perempuan diluaran sana, tumbuh menjadi orang cantik.
Ternyata memang benar kata orang "cantik itu dihargai." Apa dirinya salah iri dengan perempuan diluaran sana? Pikir nya.
"WOI JELEK SINI LO!"
Hanna Terlonjak Kaget. Dia menoleh kebelakang dia melihat nasya berjalan mendekati nya, dengan cepat dia menghapus jejek air mata yang tadi jatuh membasahi pipinya.
Hanna yang tadi sedang duduk pun, langsung berdiri menatap kakaknya. Nasya.
"Beresin kamar gue" titah Nasya dengan menyodorkan kunci kamarnya.
Melihat Hanna yang bengong itu membuat nasya berdecak sebal. Dia mengapai tangan Hanna lalu memberi kasar kunci kamarnya.
"Ngga Usah bengong!, Cepat beresin kamar gue. kalau sampai gue pulang kamar gue belum diberesin gue aduin ke Papa!" Ancam Nasya dengan menatap Hanna kesal.
"Tapi kan ada bibi, kenapa gue yang beresin?" Ujar Hanna pelan
Nasya mendengar itu langsung terbawa emosi. Dia mendorong kasar bahu Hanna jika tadi Hanna tidak menahan sudah pasti dia terjungkal kebelakang. "Udah Berani Ngebantah Gue lo?" Ucap nasya beracak pinggang
"Lo kenapa si?, kenapa lo selalu giniin gue padahal ngebersihin kamar lo bukan Tanggungjawab gue!" tutur Hanna
Plak!
Nasya menampar kasar Hanna membuat pipi Hanna memerah akibat ulahnya. "Ga usah banyak bacot bisa?, tinggal nurut aja ribet banget. Heran!." bentak nasya
"Gue mau main pokoknya gue pulang kamar harus udah bersih, dan kamar gue harus lo sendiri yang bersihin!" Sambung Nasya lalu pergi dari sana.
Hanna memandangi punggung nasya sampai punggung nya tak terlihat lagi, dia memrosotkan bahunya lesu. "Capek. kapan bahagia?"
****
Hanna menyika keringat yang terus bercucuran ke pelipis nya, melihat sekeliling kamar Nasya sudah terlihat sangat bersih dan terlihat rapih.
"Akhirnya selesai juga." Ucap Hanna dengan menyika keringat yang jatuh ke pelipis nya lagi.. Dari sorot mata Hanna benar benar terlihat lelah. Namun, Hanna tidak mengeluh karna ia menjadikan sebuah cerita nanti di masa datang.Tok,tok,tok
Hanna menoleh ke arah pintu mendengar ketukan pintu di balik sana. Hanna berjalan mendekati pintu lalu membuka nya dan benar saja, di sana sudah ada bi anah yang tersenyum ke arah nya.
"Kenapa bi?" Tanya Hanna dengan membalas senyuman hangat. Bi anah sudah ia anggap sebagai ibu nya sendiri, walaupun hanya asisten rumah tangga di rumah nya tetapi ia sudah berkerja sejak ia kecil.
"A-anu.. Non Hanna kenapa ngeberisin kamer non Nasya, itu kan tugas bibi non," Ucap bi Anah merasa tidak enak.
Hanna menggeleng pelan lalu tersenyum. "Nggak semua tugas bibi kok, Hanna Gapapa pengen aja ngebantu bibi."
Bi Anah membuang Napas Pelan. "Bibi Jadi nggak enak.." Ujar Bi Anah dengan terus di serang rasa tidak enak kepada majikan nya.
"Bibi?, Gapapa kok lagian Hanna nggak ada kerjaan juga jadi bantu bibi aja" Balas Hanna di akhiri kekehan kecil.
"Beneran g-gapapa?" Hanna mengangguk antuansi.
****
Pembukaan sdkit dulu ya pren.
Di part yang akan datang panjang kok, bdw gimana nih tanggapan kalian sama cerita ini? Seru atau ngga?
Ges aku inii masih pemula yang nulis kaya gini dan perlu bnyak belajar, aku minta tolong ya buat para pembaca ini tolong bantu aku koreksi kata kata yang masih berantakan inii.
Follow akun ini biar ngga ketinggalan update!
Bye, see you next part 👋💓
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE
Teen FictionSemua orang juga ingin dihargai sama seperti Hanna ia juga ingin di hargai oleh orang orang. Hanna seorang perempuan yang tak pernah percaya diri terhadap diri nya sendiri gadis yang selalu insecure karna mulut sampah orang lain gadis yang tak perna...