Chapter 63

235 12 0
                                    

Mata terbuka perlahan-perlahan. Kepalanya terasa berat. Pandangannya kabur. Sekeliling ruangan yang gelap, dipandang lama. Kesedarannya dikumpul.

Phuwin memandang ke arah belakang, melihat kedua tangannya yang masih ketat diikat oleh tali. Rasa pedih mulai menular di lengannya.

" Cih ! " decit Phuwin, meronta-ronta, ingin melepaskan dirinya daripada ikatan itu. Kerusi yang diduduki nya, bergerak-gerak, mengikuti rontaan badannya yang semakin ganas.

Krekk...

Bunyi pintu terbuka membuatkan retina Phuwin teralih. Dia memandang Chimon dengan tajam. Dia nampak Chimon tengah menghisap rokok sambil sebelah tangan memegang sepucuk pistol. Chimon memakai hoodie hitam yang menutupi kepalanya. Sebijik seperti lelaki berhoodie yang mengikutinya. Dia berdecit kuat. Kenapa dia terlalu bodoh tidak menyedari yang selama ini mengikuti dan memperhatikan nya adalah Chimon ?

Phuwin memutarkan kedua bola matanya, meluat melihat wajah Chimon. Terkenangkan kebodohan diri yang percayakan orang yang salah. Kenapa lah dulu dia percaya sangat dengan si Chimon ni ?

Phuwin merengus marah.

" Morning dear " ucap Chimon dan dia ketawa kecil. Dia menekan suis lampu dan satu mentol bercahaya membuatkan suasana di dalam bilik gelap itu menjadi samar-samar. Dia melangkah, mendekati Phuwin sambil menghembuskan asap rokok melalui hidung dan mulutnya.

" Apa salah aku dekat kau, sialan ?! " tengking Phuwin, marah. Jiwanya saat ini memberontak ganas melihat wajah Chimon yang menunjukkan riak tidak bersalah. Dia benci wajah itu. Dia rasa seperti mahu menyimbah asid supaya wajah itu hodoh untuk membalas dendam. Kenapa dia memaafkan lelaki binatang di hadapannya ini ?

" Awak tiada buat salah dengan saya " balas Chimon selamba. Dia memberhentikan langkah kakinya sedepa dari tempat Phuwin.

" Kalau aku tak ada buat salah dekat kau, kenapa kau buat semua ni ? " tanya Phuwin dengan kening yang menukik tajam.

" Awak tanya kenapa eh... Hmmmm.. " Chimon menyentuh dagunya dengan jari telunjuk sambil kedua bola matanya memandang ke arah siling, seperti memikirkan alasan.

" Sebab aku sayang kau, Phuwin. Aku  cintakan kau sejak pertama kali aku melihat kau. Aku nak kau di dalam hidup aku " jawap Chimon dengan senyuman di bibir pucat nya.

" Itu bukan cinta, bodoh ! Itu namanya obses bangsat ! " maki Phuwin dengan amarah yang tinggi.

Chimon ketawa terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, " Kau ni comel lah " puji Chimon sambil menyentuh dagu Phuwin.

" Jangan sentuh aku, bajingan ! Aku jijik dengan kau ! " Phuwin mengalihkan dagunya jauh daripada jangkauan tangan Chimon.

Chimon mengeluarkan sesuatu dari dalam kocek seluarnya dan dia menunjukkan sekeping gambar dekat Phuwin.

Phuwin mengecilkan matanya, melihat gambar itu. Jantungnya seperti berhenti berdegup saat itu. Berderau darahnya melihat gambar tersebut. Badannya menggigil kecil dengan bibir yang menggeletar perlahan.

" Tak mungkin.. " Phuwin memandang Chimon dengan wajah tidak percaya. Dia menggelengkan kepalanya.

Gambar yang dipegang oleh Chimon saat ini adalah... Saat dia di Jerman, masa Oktoberfest. Di dalam gambar itu, dia tengah ketawa dengan tangannya yang mengangkat beberapa kotak.

" Kau dah lama mengikuti aku ? " tanya Phuwin dengan perlahan.

Chimon melepaskan gambar itu dan telapak kasutnya memijak gambar tersebut, " Iya, aku sudah lama mengikuti kau. Aku dulu belajar di Jerman, satu universiti dengan kau. Dulu, aku ingin mendekati kau tetapi aku tidak dapat peluang itu. Jadinya, aku hanya melihat kau dari jauh sahaja sambil menangkap gambar kau " beritahu Chimon dengan ketawa di bibirnya.

Strawberry and Cigarettes ( S2 ) Where stories live. Discover now