Eternal Sunshine 3 : Kecemasan dan kekhawatiran hidup seperti massa segelas air.

591 121 25
                                    

Story by : HinataLight8

Rate : M

Genre: Hurt, Healing, Fluffy, Friendship, Romance, Harem.

Diclaimer: All Characters of Naruto is belongs to Masashi Kishimoto.

This story is mine.

Warning: All Typo(s), Out Of Chara, If you dislike this story, please turn back with peace. No flames with barbarian's words, Be Nice for critic, Typo and others. Thank you.

_________________________________________


---***---


Sore hari, sebelum matahari sempurna menyembunyikan sinarnya, Hinata bertandang ke Mansion Uzumaki. Ini adalah langkah terbesar yang Hinata ambil untuk menyelesaikan kisahnya.

.

Tiga Malam sebelumnya.

"Bagaimana rasanya ?" Yahiko meletakkan segelas air diatas meja.

Hinata hanya bergumam, mulutnya penuh dengan makanan. "E..mm-mh..e-nak" dia masih terus mengunyah.

Yahiko mengambil duduk di depan meja Hinata. "Kau baik-baik saja ?"

Cukup kasar, Hinata menyentakkan alat makannya diatas meja. "Bisakah kau diam Yahiko aku ingin makan dengan tenang ?"

Entah bagaimana raut wajah marah Hinata terkesan seperti adik kecil di mata Yahiko. Dia hanya manggut-manggut tanpa menuruti perintah gadis cantik itu. "Kadang jalan terbaik dari mencintai adalah pergi."

"Huhuk...huhuk...." Nyaris saja tersedak, Hinata mendelik sinis pada Yahiko. "Kau pikir aku bodoh."

"Memang."

"Sialan..!!"

Tawa nyaring Yahiko membuat Hinata meradang, dia mengambil air yang tersaji diatas meja untuk membasahi kerongkongan. Belum sempat dia meminumnya, pria menyebalkan itu malah kembali melanjutkan ocehannya.

"Kau tahu berapa berat massa segelas air yang kau pegang ?"

Hinata menekuk alis kesal, namum begitu tetap menanggapi. "mungkin 8 oz."

Yahiko terkekeh. "Mungkin, aku juga tidak tahu ha.ha..ha..."

Dia mengambil alih gelas air yang ada di tangan Hinata. "Kau tahu berat mutlak dari masa segelas air tidak akan berubah? Tapi itu bisa berubah tergantung bagaimana kau menahannya."

Gelas air itu dipegang dan ditahan Yahiko menggunakan tangan kanannya. "Semenit menahannya tanganku tidak akan merasakan apapun. Jika sejam, tanganku mulai terasa sakit. Dan jika aku menahan segelas air ini seharian, tanganku mulai mati rasa dan lumpuh."

"Kecemasan dan kekhawatiran hidup seperti segelas air ini. Jika kau memikirkannya sebentar, tidak ada masalah. Memikirkannya lebih lama, itu mulai terasa sakit. Dan saat kau memikirkannya sepanjang hari, kau akan merasa lumpuh karena tidak mampu melakukan apa pun."

Yahiko menaruh kembali segelas air yang sedari tadi diangkatnya kembali keatas meja lalu menangkupkan pada genggaman tangan Hinata.

"Jadi, kau harus selalu mengingat untuk meletakkan segelas air itu diatas meja, bukan menahannya ditangan mu."

.

Pada akhirnya logika yang menang atas cinta. Hinata memilih menyembuhkan hatinya terlebih dahulu sebelum memulai kisah yang baru.

Eternal SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang