❨ ꐐꐑ ❩
Aku memasuki rumah yang amat besar. aku tidak menyangka akan hidup semewah ini dirumah baruku. yaa, benar, ini adalah rumah papaku. namun sedari tadi aku merasa ada mata yang selalu memperhatikanku, mungkinkah rumah ini sedikit berhantu(?)
Pikiranku ternyata salah, saat aku melihat ke atas ternyata ada laki-laki yang memperhatikanku, sejujurnya aku agak mensyukuri karna bukan hantu, melainkan.. kakak?
aku sedikit tersenyum kepadanya, agak kikuk karna aku juga bingung harus bereaksi bagaimana. namun papa segera menyadarkanku
"Abel, kamarmu sudah papa siapkan di lantai 2 nak. sebentarrrr. Jovan! Jo!"
terdengar langkah kaki yang menghampiri aku dan papa, saat itulah aku melihat sosok kakak yang kian sudah bertumbuh dewasa, dia.. jujur ganteng banget
Tanpa sadar aku sudah menatapnya cukup lama, melihatnya yang sedang ngobrol dengan papa
"Bel?"
"eh iya, pa?"
"peluk dong kakaknya, emangnya ga kangen?" ucap papa yang sontak membuatku kaget, peluk katanya?
Deg!
hangat.. aku di peluk? ahh.. ini terlalu erat, ini sedikit menempel, aku memeluknya juga tanpa sadar sedikit menepuk nepuk punggung kakak yang kekar itu, pelukannya erat sekali, kakak menatapku dan sedikit tersenyum dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan. akhirnya aku tersadar kembali karna deheman papa dan menyudahi peluk 'rindu' itu
"Papa masih harus ke kantor, jovan jaga abel dan antarkan ke kamarnya ya. Dan abel, kamu cobalah berdamai dengan keadaan ya sayang ya? kita doakan saja mama kamu dari sini, okay?"
"okaay paa! makasii yaa paa"
memang belum bisa sesantai ucapanku saat bilang okay ke papa, tapi aku akan terus mencoba untuk membuat diary baru dirumah ini. sesudah itu papa mengusap kepala ku dan pergi meninggalkan aku dan kakak berdua di rumah ini.
.ˑ ִ ݂ ׂ ݂ .ˑ ִ
Hening.. aku hanya mengikuti langkah kaki kak jo. tidak ada yang membuka suara, akhirnya akulah yang bicara duluan karna mengingat kita akan terus bertemu setelah ini
"kak, apa kabar? udah lama yaa kita ga ketemu hehe"
tiba tiba ia berbalik kearahku, menatapku dengan tatapan itu lagi.
"hmphh!" kagetku karna dia memelukku lagi?!
"Bel, kakak kangen"
"eh?"
loh loh loh? bahaya ga sii inii? tapi aku juga seneng sii
"abel juga kangen kakak. maaf yaa kak selama ini abel kayak effortless ke kakak, abel gaada usaha buat nyari kakak... hiks, maafin abel yaa kak"
"Sttt, hey, listen to me. jangan ngomong gitu, lagian kakak juga tau semua yang telah kamu lakuin dan kamu alamin"
dilanjut dengan kekehan kecil dari kakak, aku mencoba mencerna apa yang di omongnya tapi rasanya otakku sudah meminta untuk tidak berfikir lebih banyak dan memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut karna rasanya sudah lelah sekali
"kalo gitu aku mau istirahat dulu yaa ka?"
"Ya, take your time"
"-Eh.. Bel"
"hah..?"
"Kalo ada apa apa masuk aja ke kamar kakak"
"ahh.. iya okay!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be?
Teen FictionSetelah dipisahkan oleh keadaan, kami bertemu kembali setelah beberapa tahun. Tapi.. kakak yang aku kenal sepertinya sudah berubah? Seakan dia memiliki obsesi dan fantasinya sendiri kepada diriku. Apa ini.. perasaan apa yang aku rasakan? Bolehkah se...