Assalamualaikum. Halo semuanya....
Naskah ini sudah lengkap dan tamat, ya. Naskah ini diikutsertakan dalam lomba One Day One Ayat (ODOA) batch 2 yang diadakan oleh LovRinz_Official.
Alhamdulillah naskah ini sedang dalam proses terbit. Yang mana naskah tidak akan diupdate lengkap. Hanya beberapa bab spoiler untuk berkenalan dengan pembaca di wattpad.
Happy reading....
***
“Maksud Bapak apa?” tanya wanita berkerudung spot itu tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
“Ya ... itu. Bapak sudah jodohkan kamu dengan anak sahabat Bapak.” Hanan menjelaskan kembali apa yang sudah ia katakan sebelumnya.
Tisha menatap sang bapak dengan tatapan tidak menyangka. Matanya kini sudah memerah dengan air mata yang menggenang dan siap keluar dari persembunyiannya. Ia beralih menatap sang ibu yang hanya bisa berdiri mematung di belakang suaminya. Dirinya tidak bisa membela karena memang inilah keputusan terbaik walaupun ia sendiri tidak setuju dengan perjodohan tersebut.
“Tapi, Pak. Bapak kan tahu aku nggak mau menikah. Biarin saja aku kayak gini, Pak. Bekerja, nikmati jeri payah aku sendiri, membahagiakan Bapak dan Ibu. Dan aku ulangin sekali lagi. aku nggak mau menikah, Pak. Apalagi dengan orang yang nggak aku kenal. Aku nggak mau masa laluku menjadi duri di dalam pernikahan,” tolak Tisha mencoba dengan lembut.
“Tidak ada tapi-tapian, Tisha Ammara. Bapak nggak pernah meminta banyak sama kamu. Cuma satu Bapak minta. Menikahlah dengan anak teman Bapak. Itu adalah sebuah kebahagiaan untuk Bapak,” ujar Hanan yang keukeuh atas pendiriannya.
Air mata mengalir di pipi Tisha. Ada dua penanda mengapa air mata keluar. Pertama, ia yakin siapapun pasangannya tidak akan bisa menerima masa lalunya, dan kedua ia tidak sanggup membantah setiap perintah dari orang tua. Dengan lembut ia mengusap air mata itu dan berusaha untuk tetap kuat. Ia bertanya, “Coba bilang ke aku, apa alasan kuat untuk aku harus menikahi dia?”
“Kebahagiaan kamu.”
Kepala Tisha menggeleng semakin tidak percaya dengan air mata yang tidak bisa lagi bersembunyi. Setetes demi tetes ia keluar dan langsung diusap oleh gadis cantik tersebut. “Kebahagiaan?” Ia membeo dengan wajah tidak menyangka. “Kenapa Bapak begitu yakin aku akan bahagia sama dia? Gimana kalau malah aku tersiksa? Bapak tega gitu lihat aku disiksa oleh laki-laki yang nggak aku cintai? Oleh laki-laki yang bukan pilihan aku? Terus gimana kalau dia tahu masa lalu aku, Pak? Jelas kebahagiaan yang Bapak maksud tidak akan terwujudkan. Yang ada dia akan berpikir bahwa kita menjebak dia. Bapak siap dengan konsekuensi yang akan terjadi nanti kalau mereka tahu bagaimana aku?” Pertanyaan demi pertanyaan keluar dari mulut Tisha dan ia berharap bapaknya menarik kembali perencanaan tersebut.
Hanan mengangguk mantap. “Bapak kenal bagaimana keluarga Malik. Bapak tahu bagaimana anaknya dan Bapak yakin kalau dia akan mencintai kamu sepenuhnya. Lagian, mereka dari keluarga yang paham agama. Bapak yakin, kalau Harraz tahu masa lalu kamu, dia akan paham dengan apa yang terjadi dan menerima kamu dengan baik,” ujarnya mantap.
“Bapak tahu bagaimana anak teman Bapak! Bagaimana dengan aku? Anak Bapak sendiri! Bapak tahu bagaimana aku?” Tisha masih terus mencoba menolak perjodohan itu. Dan saat gadis itu melontarkan pertanyaan tersebut, Hanan terdiam. Ia membuang wajahnya dengan rahang yang mengeras. “Coba bilang ke aku apa yang buat Bapak menjodohkan aku? Jujur sama aku, Pak!” tanya Tisha dengan nada suara yang kian meninggi. Intan yang dari tadi hanya berdiam di belakang Hanan bergerak mendekati anaknya karena tidak suka sang anak meninggikan suara terhadap orang tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [TERBIT]
Romance(NASKAH SUDAH TAMAT DAN SEDANG PROSES TERBIT DI LOVRINZ PUBLISHING) . . Bunga dandelion menjadi simbol keberanian dan tangguh. Begitulah sosok Tisha, yang berani dan tangguh seperti dandelion. Apapun masalah dan kendala yang menerpa di alam liar, ia...