Part 3

228 22 1
                                    

Keesokan hari nya, Hanbin akhirnya pulang ke apartemen mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan hari nya, Hanbin akhirnya pulang ke apartemen mereka. Ketika sedang melepas sepatu, dia melihat ada sepatu Hao di depan pintu. 'Oh sepatu nya ada disini, tumben sekali dia di rumah saat hari libur' Pikirnya dalam hati.

Saat ini penasaran nya lebih besar dari rasa jengkel nya. Sehingga Hanbin melangkah menuju kamar kakak nya yang ternyata di kunci lagi seperti biasa nya. "Tidak masalah berapa kali kamu ingin mengunci pintu ini. Percuma saja sekarang" Ujar nya sambil membobol pintu itu lagi.

Di sana Hao sedang tertidur lelap di balik selimut tipis nya. Hanbin memasuki kamar itu dengan tenang. Dia membuka suatu laci dan mengambil sebuah lakban hitam dari sana. "Ini hanya rasa penasaranku saja..." Ujarnya pelan sambil berjongok menatap wajah Hao yang tidak bergeming.

Srett... Krieett Krieett..

Hanbin menyingkap selimut yang di pakai Hao lalu setelah itu terdengarlah suara lakban yang ditarik beberapa kali. Tak lupa ia menunjukkan smirk nya seakan bangga dengan hasil yang baru saja dilakukannya.

"Eughh.."

Beberapa waktu kemudian, Hao mulai terbangun dari tidurnya. Ketika mata nya sudah terbuka sepenuhnya, dia di kagetkan oleh Hanbin yang tiba-tiba berada di depan matanya.

"Akhirnya bangun juga"

Posisi tubuh mereka sekarang sangat ambigu. Saat ini Hao sedang terduduk menyandar di dinding padahal sebelumnya ia tertidur diatas kasur. Sedangkan Hanbin entah bagaimana bisa memasuki kamar ini padahal dia sudah menguncinya. Tubuh Hao bahkan berada diantara kedua kaki Hanbin.

"Apa yang sedang kau lakukan..??" Tanya Hao yang berusaha memahami keadaan nya sekarang.

"Oh ini.. Aku bertanya-tanya apa tanganmu merasa nyeri ketika sedang tidur tadi"

Hao membelalakkan mata setelah menoleh ke belakang punggungnya, ternyata sedari tadi kedua tangan nya telah di liliti lakban yang kuat sehingga dia tidak bisa menggerakkannya sama sekali.

"HEI APA INI!!!?" Hao langsung berkilat emosi sedangkan Hanbin hanya menatapnya datar.

"Maaf, tapi aku harus melakukannya agar kamu tidak bisa melakukan kekerasan padaku"

"Hah apa maksudmu??" Hao yang tidak terima memaksa Hanbin untuk memberikan kejelasan tentang perlakuannya ini, "Lalu bagaimana kamu bisa memasuki kamarku???"

Meskipun sudah terteriak di depan wajahnya. Pertanyaan bertubi-tubi dari Hao tetap saja tidak gubris oleh Hanbin sama sekali. Adik nya itu hanya menatap kakak nya lekat dari jarak wajah mereka yang sangat dekat.

Dear, Crazy Monster (BinHao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang