Happy reading!!
Brak.
"Eh eh eh liat ini deh" Rizzan, lelaki itu datang tiba-tiba ke dalam ruangan yang biasa mereka sebut markas.
Rizzan memperlihatkan iPad yang ia bawa dimana didalam sana memperlihatkan bahwa ada sebuah berita yang muncul dari sebuah bangunan tua.
"Nih ya, gue baca-baca kata warga yang deket situ mereka suka aneh karena selalu denger suara dari dalem bangunan itu ditambah halaman dan dalem bangunan nya selalu rapih, padahal gada yang nempatin sama sekali loh" jelas Rizzan saat yang lain mendekat dan melihat iPad nya.
"Ah yakali, lo percaya yang kaya gituan?" kekeh Jaka sambil memukul pelan bahu Rizzan.
"Gue penasaran aja sih" balas Rizzan dan mereka kembali berpencar duduk kembali di tempat masing-masing.
"Itu lokasi nya dimana emang Zan?" tanya Harry sambil membuka botol minuman lalu meneguknya.
"Kurang tau sih, tapi gue baca-baca lagi ada di anak gunung Trikala bang"
"Hah yang bener aja? jauh banget itu" sahut Sony dan diangguki oleh yang lainnya.
"Mau coba kita explore?" ide Syawal membuat beberapa dari mereka langsung menggeleng.
"Engga gausah, kaya gada kerjaan aja lu nge-explore tempat begituan" tolak Jafar yang sangat tidak setuju.
"Tapi gue juga penasaran" sahut Rizzan mendukung.
"Ck, lu mah semua aja penasaran" ujar Junara dan dibalas kekehan oleh Rizzan.
"Yaudah buat kalian yang mau pergi, pergi aja kesana, gue mah ogah" ucap Jafar lalu berpindah duduk di samping Jaka.
"Oke, yang mau ikut explore angkat tangan" usul Harry dan semua langsung mengangkat tangan nya kecuali Jafar.
"Woi yang bener aja anjing, tadi kalian geleng juga" ujar Jafar tak terima.
"Udah ayo kita coba aja bang, siapa tau nemu sesuatu yang baru" ajak Junara namun Jafar tetap menggeleng.
"Eh tapi kita harus minta izin warga atau kepala desa dulu ya?" tanya Sony dan semuanya mengangguk.
"Tuh kan ribet, udah mending gausah. Lu pada tugas kuliah aja belum beres udah ngide mau explore tempat begituan" dumel Jafar membuat yang lain terkekeh.
"Iya engga Jaf, santai santai" ujar Jaka lalu merangkulnya.
Sedikit penjelasan, mereka ini adalah mahasiswa dan Sony, Junara, serta Rizzan itu lebih muda dari pada Harry, Jafar, Jaka, juga Syawal. Mereka hanya berbeda 2 semester.
'•••'
"Hari ini kelas sampe jam berapa?" tanya Sony pada Junara, kini mereka tengah berada di kantin kampus. Ada Rizzan juga disana.
"Cuma satu kelas doang paling nanti siang juga udah balik" jawab Junara kemudian memakan batagor yang ia pesan tadi.
"Lu sibuk banget ngapain sih?" tanya Junara pada Rizzan yang fokus dengan iPad nya.
"Ini Jun, Son liat deh berita baru lagi. Kata warga, semalem mereka denger cewe teriak kenceng dari dalem villa" antusias Rizzan.
"Anjir, lu masih penasaran sama tuh villa?" tanya Sony dan Rizzan mengangguk.
"Ayolah kita aja yang explore kalo tuh abang abang ga pada mau" ajak Rizzan.
"Gila lo, tempat itu tuh jauh, terus kita ini itungan nya masih balita. Harus ada pengawasan para abang-abang" ujar Junara dengan mulut penuh batagor.
"Anjing, ya ga balita juga lah" kekeh Sony sedangkan Rizzan memutar bola matanya malas.
Brak.
"Bjir ga bilang-bilang kalo udah pada di sini" ujar Syawal yang menggebrak meja lalu duduk di samping Rizzan.
"Nah kebetulan bang, liat ini" Rizzan kembali antusias lalu memperlihatkan iPad nya.
Jafar masih menolak keras "Lu kalo mau berangkat, sendiri aja sana" kesal Jafar.
"Gue ga ngajak lo bang" balas Rizzan malas.
"Yaudah Zan, nanti kita cari tau dulu bareng-bareng di markas, kalo emang udah fix bakal kita explore biar Jafar yang minta izin sama warga atau kepala desa nya nanti" ujar Harry membuat Jafar membulatkan matanya.
"Kok gue?" protes Jafar.
"Kan lo yang biasanya survey tempat, lagian kasian Rizzan penasaran banget Jaf" sahut Jaka.
"Ck, nyusahin" gumam Jafar dan mereka semua tertawa.
Mereka ini sudah seperti keluarga, sangat dekat satu sama lain, bahkan selalu memanjakan 3 kurcaci (Sony, Junara, Rizzan) walau selalu bertengkar karena hal kecil.
to be continued...
14 September 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Explore, enhypen
HorrorSekumpulan remaja yang 'penasaran' menjelajahi sebuah villa yang berada di anak gunung namun sudah lama tidak berpenghuni. Mereka penasaran karena villa itu selalu terlihat bersih dan rapih walau tidak ada yang menjaga nya.