02.00 | Berangkat

46 7 3
                                        

Happy reading!!

Baru saja memasuki markas, Rizzan dengan semangat langsung duduk di hadapan komputer untuk mencari tahu lebih banyak tentang villa yang berada di anak gunung Trikala itu.

"Anjir semangat banget" kekeh Junara melihat Rizzan.

"Makan dulu Zan, habis itu kita cari tahu bareng-bareng" ujar Jaka sambil menyimpan beberapa kantong plastik di meja.

"Duluan aja bang, nanti gue nyusul" balas Rizzan.

"Ga, gada nyusul-nyusul, udah buruan sini" tegas Harry dan Rizzan pun dengan terpaksa menghampiri yang lainnya untuk makan siang sehabis pulang dari kampus.

--

Berbagai hal mereka cari, mulai dari lokasi yang benarnya, lingkungan nya, desa nya, villa lain yang akan mereka tempati, juga kontak kepala desa atau warga yang ada disana.

Tik.

"Nah ketemu" ujar Sony sambil menjentikkan jarinya. Ia baru saja mencari nama dan juga kontak kepala desa yang tinggal di gunung Trikala itu.

Yang lain langsung menghampiri Sony dan melihat hasil yang Sony dapatkan.

"Nih Jak, lo yang hubungi. Nanti gue sama Jafar yang langsung minta izin kesana" ujar Harry pada Jaka.

"Tapi mending langsung aja ga sih bang, soalnya ga sopan juga kalo kita hubungi dulu. Apalagi tujuannya buat explore villa itu" ucap Junara membuat yang lainnya sempat berfikir.

"Yaudah, weekend nanti kita siapin peralatan yang kita butuhin buat nginep dan explore, terus besok nya kita langsung berangkat" usul Syawal.

"Tapi liat dulu jadwal, weekend nanti kita ada kelas atau engga" cegah Jafar.

"Aahh kalo itu gampang bang, bolos juga jadi" gurau Rizzan.

Jafar memukul Rizzan menggunakan kertas yang sudah di gulung "Lo sih ngebet banget pingin ke villa itu"

"Oke udah, sekarang pada balik sana. Udah malem juga" ujar Harry dan semuanya pun mengangguk lalu pulang menuju rumah masing-masing.

'•••'

Weekend.

Jafar, Junara, dan Sony kini tengah berada di minimarket sedangkan Harry, Jaka, Syawal, dan Rizzan berada di toko peralatan. Mereka sama sama mencari keperluan untuk besok menuju villa itu.

"Kayanya segini juga cukup deh bang, udah aja" ujar Junara saat melihat troli yang Sony dorong.

"Yaudah kita tinggal bayar aja, udah itu telfon yang lain, bilang kalo kita langsung ke markas" ucap Jafar dan mereka mengangguk.

--

"Ga perlu banyak-banyak lah ya, barang yang kita udah punya gausah di beli juga" ujar Syawal pada Harry.

"Iya, yang dibutuhin banget aja" sahut Jaka dan mereka pun tak lama dari itu langsung menyusul Jafar, Junara, serta Sony ke markas.

--

"Lama banget, beli apaan aja sih?" tanya Junara saat melihat yang lainnya baru sampai di markas.

"Lumayan banyak sih yang di beli nya" jawab Harry kemudian duduk di samping Sony.

"Kita udah beli banyak barang kaya gini terus kalo udah sampe sana ga dapet izin gimana?" tanya Jafar sambil menatap masam pada Rizzan.

"Pasti dapet izin Jaf, tenang aja" ujar Jaka membuat Jafar menghembuskan nafas pasrah.

'•••'

Kebetulan sekali kampus mereka melakukan kelas online untuk beberapa hari, jadi mereka tidak perlu khawatir mengenai kuliahnya.

Kini mereka sudah siap untuk berangkat, mereka menggunakan 2 mobil. Yang satu di kendarai oleh Harry dan yang satu lagi oleh Jafar.

Mobil pertama di isi oleh Harry, Jaka, Sony, dan Rizzan. Sedangkan mobil kedua sisa nya yaitu Jafar, Syawal, dan Junara.

"Semua nya udah oke kan? Peralatan atau barang nya ga ada yang ketinggalan?" tanya Jaka pada Junara.

Junara sebagai yang bertanggung jawab mengecek barang-barang mengangguk mantap karena sudah lengkap semua.

"Yaudah sebelum kita berangkat, kita berdo'a dulu semoga ga ada kejadian yang aneh aneh kalo kita udah sampe sana nanti" ujar Syawal dan mereka pun memulai berdo'a masing-masing.

"Oke, kita berangkat" seru Rizzan setelah semuanya selesai berdo'a.

to be continued...
17 September 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Explore, enhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang