.
.
.
Sungchan menarik ritsleting jaketnya. Sebisa mungkin merapatkannya guna menghalau cuaca ekstrim yang mungkin akan dihadapinya nanti.
Dia menoleh, menatap pemuda yang lebih tua satu tahun darinya. Shotaro, pemuda itu tersenyum. Senyum khas yang akan membuat kedua matanya menyipit, menyerupai bulan sabit.
Sungchan balas tersenyum, dadanya berdegup sedikit lebih cepat. Gugup karena tahu, hal yang menantinya di depan akan tidak menentu.
Memilih menarik nafas dalam, Sungchan mengalihkan tatapannya ke depan. Menghadap sesosok pemuda dengan senyum tipis, namun raut wajah yang tidak bisa menyembunyikan kesedihan.
"Taeyong Hyung..."
Yang dipanggil namanya mengangkat kedua tangan. Menarik Sungchan kedalam dekapan hangatnya yang khas.
Selesai dengan Sungchan, Taeyong juga melakukan hal yang sama pada Shotaro. Bahkan berlama-lama dengan beberapa kali mengusap lembut helaian rambut Shotaro.
"Ingat apa yang kami katakan Hyung. Ini bukan karena mu, atau siapapun yang ada disini. Ini pilihan kami sendiri."
Melihat Taeyong melepaskan Shotaro, Sungchan kembali mengucapkan kalimat pengingat pada Taeyong. Berharap kakaknya itu tidak merasa terlalu berat melepaskan mereka.
"Hyung tahu." Jawab Taeyong. Berusaha sebisa mungkin mencegah ekspresi kesedihan nya tergambar jelas. Meski gagal.
Pria di sebelah Taeyong merangkul pundaknya. "Taeyong Hyung, jangan terlalu khawatir. Mereka pasti bisa menjaga diri. Kalian juga, sempatkan diri untuk memberi kabar, hm?"
Shotaro terkekeh pelan, "Ne, Jaehyun Hyung."
"Awas saja kalau kalian tak memberi kabar. Aku akan memusuhi kalian berdua."
Kalimat itu datang dari sesosok pria lain yang berdiri di dekat Sungchan. Dengan wajah seriusnya, melipat tangan di dada.
Sedangkan pria lain yang berdiri didekatnya, terlihat mencoba menghiburnya.
Sungchan tak kuasa menahan tawa, "Haha, tentu Chenle-ya. Jisung-ah, jaga pacarmu itu baik-baik. Titip salam pada dream hyungdeul lainnya."
Jisung mengangguk, tidak mengatakan sepatah katapun pada temannya yang akan pergi itu. Tapi kepalan tangannya terangkat, yang kemudian dengan senang hati dibalas Sungchan dengan tinjuan pelan dari kepalan tangannya juga.
"Shotarooo, padahal aku belum sempat menepati janjiku untuk mengajakmu camping berdua."
Di sisi Shotaro, pemuda dengan darah China bernama Yangyang berucap dramatis.
"Benar Yangyang. Karena itu jangan khawatir, aku pasti akan menagihnya suatu saat."
Yangyang cemberut, tapi memilih tak melanjutkan percakapan. Membiarkan seseorang di sebelahnya, Kun untuk mengelus pelan pundaknya menenangkan.
"Baiklah, ini saatnya untuk kami pergi." Mengencangkan genggamannya pada tas ransel, Sungchan melanjutkan. "Kami pergi dulu semuanya, sampai berjumpa lagi di lain waktu."
Shotaro mengangguk, "Jaga diri kalian."
Taeyong, Jaehyun, Chenle, Jisung, Kun dan Yang yang mengangguk. Melepas kepergian rekan mereka, Sungchan dan Shotaro. Bersama dengan langkah kepergian yang diambil, bersama itu pula, doa mereka mengalir. Berharap yang terbaik untuk rekan mereka.
Dan bagi Sungchan dan Shotaro sendiri, langkah ini akan menjadi awal dari cerita perjalanan baru mereka. Di depan akan menjadi mudah dan sulit, senang atau susah, mereka harus menghadapinya.
.
.
.
To be continued
.
.
.
Tes ombak dulu.
Happy Debut, Riize!
Happy birthday juga to our Bambi Boy, Sungchan 🤗🎉
Sehat selalu, bahagia selalu, i will always support you 🧡
.
.
.
With love,
B.ulu
KAMU SEDANG MEMBACA
We Riize
Fiksi PenggemarSungchan dan Shotaro meninggalkan camp lama mereka, pergi mengembara berdua. Kesulitan dan tantangan mereka lewati. Kemudian takdir mempertemukan mereka dengan orang-orang yang akan menjadi rekan seperjuangan. Membentuk kelompok mereka yang sekarang...