2 - Perkenalan

93 4 5
                                    

         Akupun melihat lihat kondisi sekitar, kelas benar benar sudah sepi. Hanya tersisa aku dan Indira, dia termenung masih hanyut dalam penjelasan emosionalnya. Akhirnya akupun memutuskan untuk menghampiri dia.

"Heyy, halo namamu tadi Indira kan?" ucapku

"Ehh iya" jawabnya agak terkejut

Melihat kondisinya dan bahkan dia tidak menyadari aku mendekat sepertinya dia benar benar seemosional itu tentang penjelasannya

"Haloo namaku iqbal. Penjelasan kamu tadi didepan luar biasa sekali, seperti kamu benar benar meluapkan segala emosi kamu dan itu benar benar hebat, aku kagum dengan keberanian mu" ujarku

"Hahaha aku hanya menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan aja kok bal, tapi terima kasih ya atas pujiannya" balasnya

"Ya tapi memang yaa Areka itu seseorang yang sangat hebat. Dia bisa dengan mudahnya menulis buku yang sangat luar biasa di umurnya yang masih sangat muda jadi jelas sekali pasti ada orang orang seperti kamu yg mengaguminya" ucapku

"Benar dia memang seluar biasa itu, aku benar benar kagum akan hasil dari karya karyanya. Bahkan mungkin karena dia lah hari hari ku menjadi lebih berwarna"balasnya

"Tapi apa kamu benar benar yakin kalo dia masih hidup? sedangkan sudah 8 tahun dia menghilang dan bahkan kepolisian sudah menyerah akan hal itu dan membuat pernyataan seperti dia sudah meninggal"

Mendengar hal tersebut Indira pun emosi, dia langsung berdiri dari bangkunya

"Maaf bal, kalo kamu berbicara hanya untuk mempertanyakan harapan ku lebih baik tidak usah" balasnya tegas

Setelah mengucapkan itu dia pun langsung pergi meninggalkanku. Aku tertegun sebentar lalu berusaha mengejarnya tetapi dia berjalan sangat cepat meninggalkan kelas.

Akupun merasa bersalah dan melihat aku sudah tidak bisa berbuat apa apa akupun pergi kembali ke tempat duduku dengan perasaan menyesal. Satu satunya hal yang bisa aku lakukan hanyalah menunggunya kembali kedalam kelas dan aku meminta maaf atas ucapanku tadi

KRIINGGG bel masuk pun kembali berbunyi

Aku yang dari tadi tertidurpun terbangun dan perlahan lahan kelas pun mulai ramai lagi, murid murid berangsur angsur masuk ke dalam kelas hingga hanya tersisa 1 bangku kosong saja yaitu bangku Indira.

lalu guru pun masuk dan kami memulai pelajaran dengan bangku Indira yang masih kosong dan hingga bel pulang pun Indira masih belum kembali ke dalam kelas. Akhirnya akupun pulang dengan menghiraukan Indira yang masih belum kembali juga. Walaupun sebenarnya aku sangat ingin meminta maaf karena sepertinya kata kataku terlalu berlebihan.

*****

"Maa paaa pliss udah, aku udah capek baca buku aku pengen main, aku pengen ngelakuin hal lain"

"ENGGAK BISA KAMU HARUS BACA SEMUA INI, KAMU HARUS BELAJAR TENTANG SEMUANYA DARI KECIL KARENA YANG MUDA SELALU DIPRIORITASKAN OLEH MEREKA MEREKA ITUU"

"Benar nak kalo kamu enggak mulai membaca serta menulis sejak kecil kamu enggak akan diterima oleh mereka dan kamu akan dibuang begitu saja. Bahkan walaupun karya karya mu sudah luar biasa, mereka selalu menganggap yang muda itu lebih baik jadi lebih baik kamu mulai membaca serta menulis mulai sekarang"

-
-
-

KRIINGGGG

Alarm pagiku pun berbunyi dan aku pun terbangun. Aku terbangun dengan kondisi yang sangat berkeringat dan ngos-ngosan karena mimpi barusan. Lalu setelah lebih tenang akupun bergegas untuk mandi dan siap siap ke sekolah.

Akupun sampai di sekolah, disini kondisinya masih cukup sepi karena aku memang datang agak pagi. akupun langsung berjalan ke kelas ku dan ketika aku sampai aku pun terkejut ternyata sudah ada seseorang yang sampai sebelum aku yaitu Indira. dia duduk sambil membaca suatu novel dan nampaknya dia menghiraukan aku yang berdiri di depan pintu kelas. Melihat itu akupun pergi menuju loker ku untuk menaruh tas. Tapi Indira masih benar benar menghiraukan itu seperti dia tidak peduli apa yang terjadi disekitarnya.

The Lost WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang