.
𝙃𝘼𝙋𝙋𝙔 𝙍𝙀𝘼𝘿𝙄𝙉𝙂
“eughhh.”
Zora mengerjap pelan, menatap sekitar dengan teliti, melihat tubuhnya masih terbaring di lantai sudah dipastikan tidak ada yang mengetahui dia pingsan. Lalu tatapan nya kembali mengarah pada figura besar, menatap dengan teliti setiap inci dari gambar wajah pemuda itu.
Pemuda itu benar-benar memiliki wajah duplikat Arshal Sabiru Narendra.
Alis tebal, hidung mancung bak perosotan anak tk, wajah putih bersih dengan netra coklat terang. Dan jangan lupakan rahang tegas membawa nilai plus, apalagi senyuman yang terpotret itu mampu memikat hati semua orang.
Dia Albiru King De Vander. Sahabat Zora dari zaman orok, bisa dikatakan Biru adalah segalanya bagi Zora, gadis itu akan selalu melakukan apapun yang Biru katakan begitu juga sebaliknya. Namun hubungan persahabatan itu tidak berjalan mulus saat Zora mulai memandang Biru bukan hanya sebatas sahabat.
Zora ingin egois menjadikan Biru hanya untuk dirinya seorang, dia ingin Biru ketergantungan padanya seperti dia yang ketergantungan pada Biru. Namun itu hanya sebatas keinginan semata, sebab saat baru dua bulan Zora menginjak kalas sembilan Biru mengatakan ketertarikan nya pada Alea, teman dekat Zora.
Zora ingin marah, namun tidak bisa. Dia lebih memilih merelakan Biru, melepaskan pria itu dengan gadis yang disukai nya. Karena dibanding dengan keinginan untuk memiliki, kebahagiaan Biru jauh dari segalanya.
Dan inilah alasan kepindahan Zora, dia ingin melupakan Biru dan segala kenangan tentang nya.
Itu adalah kilasan memori yang Zora ingat saat pingsan tadi, gadis itu bisa merasakan sebesar apa cinta Zora asli pada Biru, mungkin jika Biru mengatakan ingin Zora mati dia akan melakukan tanpa berpikir panjang.
“KAK ZORA!” teriakan seseorang menggema di seluruh mansion, tak lama kemudian pintu kamar Zora terbuka dan menampilkan seorang gadis dengan wajah duplikat darinya.
Dia Zela Nattalia Jinan, pemeran antagonis dalam novel sekaligus kembaran Zora.
“Zela kangen,” ucap Zela menghampiri Zora yang masih berdiri di dekat meja belajar, lalu memeluk Zora dengan erat.
Tanpa bicara Zora membalas pelukan Zela.
“kenapa pulang ga ngabarin dulu? Kan bisa aku jemput,” dengus Zela lalu melepas pelukan nya.
“Saya kira kamu sibuk pacaran dan buly orang.”
Zela tersenyum kikuk, dia tau dengan jelas Zora tengah menyindir nya. “Pc, manusia dan kesalahannya,” menunjukkan senyum pepsodent terbaik, Zora memutar mata malas.
“Kak, aku dengar dari bang Lucas kamu sekolah ditempat aku, mulai dari tadi pagi?”
“Hm.”
“tapi kenapa ngga nemuin aku?”
“males.”
“Haishhh.”
Kedua gadis itu lanjut berbincang sampai suara ketukan pintu mengalihkan atensi keduanya
Tok tok tok
“Zora, Zela waktunya makan malam sayang, cepat turun kebawah.” ucap momy Eliza dibalik pintu.
“iya, mom.” balas si kembar bersamaan.
“cepatan ya, yang lain nya sudah ada bawah.”
“yes, mom.”
Zora segera beranjak berjalan menuju kamar mandi sedangkan Zela memilih duduk di meja rias milik Zora, mengambil parfum lalu menyemprotkan ke seluruh tubuhnya. “kak Zora sekarang sudah banyak perubahan, udah pake parfum biasanya cuma ngandelin minyak telon.” gumam Zela terkekeh lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Twins Antagonis
FantasyDevara Roseline, di anugerahi wajah cantik, cukup terkenal karena kepintarannya, menjadi kesayangan para guru, pelit ekspresi dan menjabat sebagai wakil ketua osis. Zora Aurelia Jinan, adalah kembaran antagonis yang tidak pernah muncul di dalam nov...