03- kejadian gila

0 1 0
                                    

Jam kosong, siapa yang tidak senang mendengar kabar baik tersebut. Ada beberapa yang kesal karena percuma ia masuk sekolah tetapi jamkos, lebih baik diliburkan. Ada yang senang karena jamkos sehingga dia tetap dapat uang saku tanpa belajar full. Ada juga yang sibuk menata meja dan kursi di depan kelas. Benar, dia adalah Linggar dan teman-temannya.

Linggar dan teman-temannya memblok lorong lantai 3 dengan kursi dan meja yang berjajar di depan kelas.

Hal itu membuat anak cowok dari kelas lain ikut join bersama mereka dan menambah keramaian.

Gibran dan Axel yang sedang memainkan gitar dan bernyanyi bersama beberapa anak kelas lain.

Linggar, Viko, Fajar dan Al sibuk bermain lempar bola kertas.

Ada yang sibuk menonton video sambil tiduran di atas meja, ada yang sedang duduk dilantai dan bersandar di tembok sambil meratapi nasib ditemani lagu yang dibawakan oleh Gibran dan Axel.

Ada yang gagal move on, ada yang sayang tapi gak pernah jadian-eh.

Suasananya memang seramai itu. Guru-guru sedang melakukan rapat yang diselenggarakan di gedung 1 sementara mereka berada di gedung 3 sehingga sangat aman jika mereka ingin mengundang ndx a.k.a pada saat itu juga.

Sementara itu, ada salah seorang perempuan yang sibuk melihat papan kelas dan mencari kelas yang ia tuju. Senan nampak tersengal-sengal karena ia harus berjalan jauh dan menaiki anak tangga demi menemukan kelas yang ia cari, Senan terus menundukkan kepalanya karena tangga ini di isi oleh gerombolan laki-laki.

Senan pikir penderitaan akan berakhir disitu, tetapi saat kakinya menginjak lantai 3, ia melihat jalan lorong ditutup oleh gerombolan laki-laki.

Suasananya sangat ricuh, Senan berjalan penuh hati-hati karena tadi ia hampir tertabrak orang yang sedang berlari dikejar sang bendahara yang menagih uang kas.

"Gar! Awas gar!" Viko melempar fajar menggunakan kertas yang ia gumpalkan.

"Yahh kagak kena, Cemen lo!" ejek Fajar sambil menurunkan jempolnya ke bawah.

Tak!

Gumpalan yang dilemparkan Fajar berhasil mengenai lengan Viko dan membuat cowok itu curiga. Viko langsung membuka gumpalan itu dan menemukan tip-x di dalamnya.

"Woy curang lo!"

"Cerdik boss!" ejek Fajar dan Al.

Linggar kemudian mengambil gumpalan kertas dan mengisinya menggunakan 2 tip-x cair dan 2 penghapus yang ia ambil dari kolong meja.

"Buset, cerdik amat lo gar."

"Kalo mereka cerdik kita harus lebih cerdik, licik malah lebih bagus."

Linggar kemudian berdiri dan wushh-

Lemparan itu meluncur dengan kencang dan..

Tak!

"Headshoot!" seru Linggar.

"Woy kena anak orang nih!"

--★--

Senan duduk di sebuah kursi. Dan di depannya ini banyak sekali cowok-cowok yang sedang menatapnya. Bukan tatapan kagum tetapi tatapan iba dan kasihan.

"Masih sakit gak?" tanya Linggar si pelaku utama.

Senan hanya menggelengkan kepalanya sambil menunduk sebagai jawaban.

"Coba gue lihat."

Senan kembali menggelengkan kepalanya.

Karena geram, Linggar mengangkat dagu Senan menggunakan jari telunjuk dan tengahnya.

Hello LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang