4. Geng....

15 0 0
                                    


Dalam sekolah pasti ada yang perkumpulan atau geng. Entah geng sesama anak perempuan atau sesama anak laki-laki.
Begitu juga dengan sekolah Dewi.
Mereka berkumpul-kumpul membentuk geng tersendiri. Sebenarnya bukan dibentuk tapi lebih karena terbentuk sendiri secara alami, karena yaitu kesamaan sikap dan sifat masing-masing anak-anak di kelas.

Ada yang membentuk anak-anak pendiam bisa di katakan kurang berbaur dengan yang lain, Helda dan sepupunya Ana masuk kategori ini.

Ada yang masuk kategori anak-anak pintar seperti Dewi dan Aditya yang menjadi rujukan teman-temannya yang lain untuk bertanya pelajaran.

Ada juga anak-anak yang masuk kategori jahil dan bisa di bilang nakal di kelas, ini banyak dari kalangan anak laki-laki. Dayat, Hendra, Beni.

Dan yang paling menonjol di kelas ini adalah geng cewek yang merasa tenar dan cantik,hahaha... ayo tebak  siapa ini yang masuk kategorinya. Fatma, Putri, Semi terkadang juga ikut nimbrung dan Dewi juga terkadang ikut nimbrung.

-----

"Helda kenapa sih kamu pakai minyak goreng di rambut?" tanya Meri dengan nada mengejak.

"Iya, licin banget sampai lalat aja kepeleset" sahut Linda tak kalah cekikikan juga.

"Iya sih, apa ga punya minyak rambut apa, pakai minyak goreng" Kiki ikut-ikutan mengejek sambil memegang rambut Helda

Helda yang merasa di ejek tanpa bicara meninggalkan mereka dengan wajah merengut di ikuti langkah Ana yang juga merasa jengkel sepupunya di ejek gitu.

Helda adalah salah satu anak perempuan yang rambutnya selalu di pakaikan minyak goreng sebagai minyak kepala, entahlah. Makanya sering di julidin sama Meri, Linda dan Kiki. Cocok mereka kan di cap sebagi geng julid ,hahaha...

----

"Dew, boleh dong liat jawaban PR matematika, aku belum nih, lupa" celetuk Lisna tiba-tiba menghampiri meja Dewi , padahal baru aja dia tiba di sekolah.  Masih dengan napas tersengal-sengal,ia memelas"

"Iye, iye, " Dewi memberikan buku yang telah rapi bersampul coklat itu pada Lisna

Sementara di deretan bangku paling belakang, Desy , Surya, Tuti asyik mengobrol.

"Enak ya jadi anak pintar kayak Dewi' celetuk Desy

"Iya, soal yang susah juga jadi mudah sama dia" sahut Tuti

"Iya, ehh saingannya kan nambah. itu si Rahmatya" ujar Surya menunjuk Rahmatya yang sudah rapi duduk di bangkunya, padahal belum bel lonceng masuk.

"Iya juga ya. eh jangan salah lho, sekarang Aditya Rina juga sering di puji-puji Pak Adenan karena nilainya terus naik.

Mereka terdiam membayangkan kalau saja menjadi anak pintar seperti geng anak pintar , hehhe..

----

Plakkk...
Sebuah pukulan telak mengenai bahu Riza.

"Aww, sakit ..." ucap Riza nyaring

"Dasar gendut..." seloroh Hendra tanpa dosa ketawa mengakak dan berlari menuju pintu kelas

"Dasar jahil, nakal" ujar Riza jengkel sambil mengusap bahunya yang sedikit nyeri karena pukulan Hendra, yang di cap anak paling jahil dan nakal di kelas.

"Hendra lagi Za," ucap Yanur merasa iba dengan Riza yang sering di jadikan sasaran kenakalan Hendra.

Riza hanya mengangguk dengan wajah penuh kekesalan berlenggang santai duduk pasrah di bangkunya.

Sementara di bangku paling belakang, Dayat menahan langkah Dicky.

"Tunggu disini, aku mau bicara" ucap Dayat dengan nada mengancam

Dicky yang tak punya nyali untuk melawan Dayat, hanya pasrah dengan wajah lelah dan menunduk

"Kamu, jangan coba-coba dekatin Seri ya. Kalau masih juga , awas kamu ya!!" Dayat mengancam dengan menarik kerah baju Dicky.

Irfan, Rendy, Giri yang melihat itu kaget dan segera menghampiri mereka.

"Ehh,jangan kelahi dong kalian"ucap Rendy

"Ngga ada yang kelahi , dia yang duluan ngancam aku" Dicky mencoba membela diri dengan kalimat terbata-bata.

"Jangan gitu dong Yat" ucap Giri memberanikan membela sepupunya.Karena selama ini Dicky yang selalu menjadi sasaran bulian dariDayat karena Dicky mendekati Seri . Entah dari menanyakan pelajaran.

"Jadi, kamu membela Dicky, hahhh" ucap Dayat emosi menggamit lengan Giri.

"Sudah,sudah," Irfan mencoba melerai perkelahian itu.

Giri dengan wajah kesal bercampur marah menarik lengan DIcky agar menjauh dari Dayat.
Sementara Dayat di tahan oleh Irfan dan Rendy agar jangan melanjutkan perkelahian itu.

"Apaan sih kalian,,," sahut Dayat jengkel berusaha melepaskan pegangan tangan dari Irfan dan Rendy.

Gara-gara perempuan.

Kenangan Masa KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang