Maura menatap papan hijau yang ada di depan nya, kini ia sedang memutar otak untuk mencari pasangan kelompoknya. Hari ini ada mata pelajaran yang sangat ia sukai, Seni Musik. Tetapi untuk pertama kali nya Maura merasa tidak bersemangat setelah mendengar sang guru mapel telah membagi mereka menjadi beberapa pasangan untuk mengerjakan tugas.
Maura masalah tentang tugasnya melainkan ia lesu karena tidak satu kelompok dengan Natasha, teman satu-satu nya. Guru membagi mereka menjadi kelompok berdasarkan undian, mereka di bagi menjadi 9 Kelompok karena satu kelas berisi Tiga puluh Enam anak, jadi masing-masing kelompok ada 4 orang di dalamnya.
Dengan berat hati dan sedikit rasa kaku Maura menggerakkan kakinya menuju meja paling belakang tempat teman satu kelompoknya telah berkumpul. Dengan sedikit keberanian, Maura menerbitkan senyumnya dan menyapa satu persatu mereka yang akan menjadi bagian dari adanya nilai Seni nya.
"Chelsea, Jaka, satu lagi siapa??"
Heboh Raya, Teman satu kelompok ku"MAURA"
Teriak Chelsea dengan lantang membuat langkah ku lebih cepat"Disini– Aku Maura"
Ucapku sembari menepuk bahu RayaRaya tampak menganggukan kepalanya dan mengarahkan Maura untuk duduk di salah satu kursi. Diskusi pun dimulai, Tugas dari guru adalah mereka disuruh membawakan lagu Nasional.
Mereka memilih lagu 'Tanah air beta' dan mulai mendiskusikan tentang alat musik apa yang akan digunakan.
"Jaka, lo bisa main apa?"
Tanya Raya"Gitar, Piano, Cajon, suling, mainin cewe juga bisa"
Jawab Jaka dengan santai hingga mendapatkan satu pukulan dari Chelsea."Oke, lo main Cajon aja"
Tuntas Raya yang langsung di angguki oleh Jaka"Terus gue ngapain?"
Tanya Chelsea manatap Maura dengan mata berbinar"Piano?"
Jawab Maura dengan ragu tetapi langsung mendapat respon yang mengejutkan dari Chelsea"YEYY"
gadis itu berseru dengan riang, sangat menggemaskan."Gue bisa main Gitar"
Ucap Raya secara tiba-tiba"Terus gue ngapain?"
Tanya Maura dengan sedikit meninggikan nada bicaranya."lo nyanyi aja"
Ucap Raya"Iya Mau, gue sama Raya udah liat TubeYou lo tadi yang Cover lagu-lagu itu kan? keren beut"
Tambah Chelsea dengan bersemangat"Wah Makasih"
Maura tersenyum cerah kepada dua manusia di depanya, ia pikir mereka bisa bekerjasama dengan baik.
"Jadi mau latihan di mana?"
Tanya Maura mulai bertanya"Di studio deket sini aja"
Jawab Raya"Emang disini ada studio?"
Chelsea yang memang aslinya anak pindahan dari kota lain, ia belum terlalu mengenal daerah sekitar dengan baik."Ada deket sini ada studio, kebetulan gue kenal sama pemiliknya, nanti gue coba sewa"
Kata JakaAkhirnya setelah jam pembelajaran selesai, para siswa mulai berhamburan ke kantin untuk mengisi perut mereka. Seperti juga Maura yang kini tengah duduk di salah satu bangku di Kantin sembari menatap layar ponselnya dengan jutek.
"Lama banget sih"
"Bentar dulu anjing, gue lagi boker nih"
Maura sedang melakukan panggilan Video bersama Gina yang ternyata gadis itu tengah menyelesaikan urusanya dengan alam. Maura mengelus pelipisnya
"Yaudah gue pesen duluan aja ya, keburu tambah rame kalo ntar"
Tawar Maura dengan sedikit frustasi"Okeh! Jangan lupa beliin bakso mercon buat gue"
"Ya"
panggilan berakhir dengan sepihak yang tentunya di akhiri oleh Maura, ia sudah sangat menahan rasa malunya karena Gina berbicara cukup keras hingga dapat di dengar oleh orang yang berpapasan denganya, Maura juga tidak membawa earphone nya.
Setelah beberapa menit menunggu, kini Maura mulai membawa nampan berisi 2 mangkuk bakso dan 2 es teh manis, dengan senang ia berjalan menuju meja yang sudah ia tandai dengan tas kecil miliknya.
Namun saat sudah sampai di depan meja ia dikejutkan oleh seorang pria yang sedang berduduk santai di bangku nya. Maura menatap pria itu menyelidik.
"Jaka ya??"
Tanya Maura dengan sedikit yakin karena ia memang yakin itu Jaka"Iya"
Jawab Jaka dengan senyum yang mekar"Oh.. maaf ya Jaka, meja ini udah aku tandain sama teman ku dari tadi cuma tadi temen ku lagi ke kamar mandi"
"So? kamu mau saya pindah?"
Tanya Jaka mengimbangi bahasa sopan Maura"Maaf.."
Ucap Maura sedikit tidak enak kepad Jaka"why? it's ok, saya bisa duduk di bangku lain"
Ucap Jaka meyakinkan Maura dan mulai berpindah ke meja sebelahTanpa mereka sadari interaksi keduanya mendapatkan perhatian dari seseorang yang tengah berdiri tak jauh dari tempat mereka. Orang itu mengerutkan dahi nya, Hendra. Yap, dari tadi ia memang berniat menghampiri Maura untuk menanyakan perihal sesuatu tetapi ia mengurungkan niat nya saat melihat sanga gadis yang tengah bercengkrama dengan 'pria lain'
Dengan langkah tenang Hendra berjalan menjauh dari Kantin dan tak sengaja berpapasan dengan Gina yang langsung memberikan sapaan terbaiknya tetapi tidak di gubris oleh Hendra. Anjing, Batin Gina dengan cepat melangkahkan kaki nya menghampiri Maura.
"WOY"
seru Gina membuat seisi kantin menoleh, dengna cepat ia menyatukan kedua tanganya dengan sedikit membungkuk."Lo ngapain?😭"
Tanya Maura tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya"lo tau ngga??"
"engga"
"serius anjing!"
"serius aku ngga tau😭"
"tadi gue papasan sama Hendra"
Satu nama yang membuat Maura langsung memfokuskan pandanganya, Hendra.
"Dimana?"
"Lah? tadi dia dari sini, lo ngga liat?"
Maura menggelengkan kepalanya dengan polos, Gina menepuk jidatnya dan lebih keras ke jidat Maura.
"Sakit heh"
"Tapi tadi mukanya keliatan bete"
"ngga tau"
Maura kecewa karena tidak bisa melihat sang pujaan hati secara langsung.