- 016 -

217 31 0
                                    









- 016 -

Bagian dari rencana Tianrun untuk membuat Junhao percaya kalau Zhicheng di culik oleh orang lain bukan dirinya. Sehingga dia terus bisa melihat Zhicheng di bawah kendali nya, tanpa harus terganggu oleh Junhao.

Terbukti sudah satu minggu lama nya, tapi tidak ada yang curiga dengan Tianrun, bahkan Tianrun memalsukan bukti untuk itu.

Sedangkan Zhicheng? Dia menjadi semakin tersiksa, sesuatu yang tidak dia inginkan harus dia lakukan, ini menyakitkan.

Zhicheng menatap tajam Tianrun yang baru saja masuk ke kamar nya. "Aku membawakan makanan." Berpura - pura baik - baik saja mengabaikan neraka yang dia buat.

Zhicheng hanya tidak bisa menahan rasa jijik di hati nya, senyum itu, segala nya tentang Tianrun tidak ada lagi yang meninggalkan kesan baik.

Tianrun duduk di pinggir kasur Zhicheng, menaruh nampan dengan sepiring makanan dan segelas air putih di atas nakas kecil samping tempat tidur Zhicheng.

"Kenapa? Kamu masih tidak mau makan?" Tianrun membelai pipi Zhicheng dengan, raut wajah nya berangsur menjadi letih.

Tubuh Zhicheng semakin tidak terurus, memang sengaja, daripada hidup bersama Tianrun, Zhicheng memilih untuk tidak hidup sama sekali.

"Apa yang kamu inginkan?" Ibu jari dengan halus mengusap pipi Zhicheng.

"Lepaskan aku," jawab Zhicheng tajam dengan suara serak, akibat tenggorokannya yang terasa kering.

Tianrun terkekeh dan mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arah Zhicheng, dia meneguk saliva nya dengan kasar, dan meniup wajah Zhicheng dengan santai. Membuat Zhicheng memalingkan muka, karena terpaan angin yang terlalu tiba - tiba.

"Mau tau alasan kenapa Junhao sama sekali tidak curiga?"

Zhicheng kembali menatap Tianrun, melihat seringai tipis yang terbentuk. "Apapun itu, aku tidak peduli."

Tianrun mengangguk paham, "Baiklah, lagipula lebih bagus kalau dia tidak tahu 'tentang kita', iya kan?" Tianrun membelai bibir pucat Zhicheng.

"Menjijikan." Sekilas malam kelam tentang keduanya kembali terbayang di otak Zhicheng.

Tianrun hanya tidak bisa menahan bahagia nya saat melihat ekspresi sedih Zhicheng, Tianrun mendekatkan wajah nya ke telinga Zhicheng, dan membisikkan sesuatu.

"Terlambat, Mu Zhicheng."

Air mata yang mengenang jatuh, Zhicheng menahan isak tangis nya dengan susah payah, bahkan setelah dia bebas dari Tianrun pun, rasa nya dia tidak akan pantas untuk dapat bersanding dengan Junhao.





























"Ada yang salah dengan Tianrun." Zhang Ji memutar kursi nya agar berhadapan langsung dengan Xinhao.

"Apa maksudmu?"

"Ini jelas bermasalah. Jika Zhicheng benar-benar diculik oleh orang lain, setidaknya beberapa bukti akan tertinggal, tapi ini? Tidak ada jejak sama sekali."

“Apa maksudmu? Tianrun berbohong kepada kita?”

Zhang Ji mengangguk dan melihatnya dengan serius. Xinhao sepertinya berpikir lagi, otaknya bekerja, merekam setiap momen sejak Zhicheng menghilang hingga sekarang.

“Jika Tianrun benar-benar menculiknya, apa yang harus kita lakukan? Tidak ada bukti, dan tidak ada yang tahu di mana Tianrun menyembunyikan Zhicheng.”

Zhang Ji berdehem, "Kita bisa menyelidikinya secara rahasia, tapi jangan beri tahu Junhao dulu."

"Jangan beri tahu aku?"

Zhang Ji dan Xinhao tersentak dan secara bersamaan menoleh ke arah sumber suara, di mana Junhao dengan kedua tangan terlipat dan terkekeh kecil.

"Bukan begitu Junhao, kita hanya — ... "

Junhao mendongak, dan menatap Xinhao serta Zhang Ji secara bergantian. "Terserah apa yang kalian pikirkan, aku akan menyelidiki Tianrun sendiri."

"Jangan bertindak gegabah." Zhang Ji memperingatkan Junhao dengan tegas.

"Lebih baik bertindak gegabah daripada tidak membuahkan hasil." Junhao berbalik dan meninggalkan mereka berdua. Xinhao ingin mengejar, tapi ditahan oleh Zhang Ji.

"Apa yang harus kita lakukan?" Xinhao menepis tangan Zhang Ji dari lengannya.

"Biarkan saja." Jawab Zhang Ji dengan santai. Xinhao kemudian mulai berpikir bahwa Zhang Ji sudah gila, beberapa menit Zhang Ji berkata bahwa dia ingin menyelidiki Tianrun secara diam-diam dan tidak akan membiarkan Junhao ikut campur, tetapi mengapa dia mengubah pikirannya sekarang?

"Mengapa?" Xinhao tampak terkejut, tetapi Zhang Ji tetap tenang.

"Dia pasti punya rencananya sendiri, dan kita juga harus punya rencana sendiri."

"Apa rencana kita?"





























Junhao berdiri di kediaman Tianrun Berbeda dengan Zhicheng, Tianrun tinggal di kediaman keluarganya. Keluarga mereka merupakan keluarga ternama, sehingga tidak heran jika rumah keluarga Chen begitu besar.

Jadi pasti ada kemungkinan ruangan tersembunyi kan? Dimanapun dia berada, Junhao pasti bisa menemukannya.

Junhao membunyikan bel pintu rumah Tianrun dan menunggu seseorang membukakan pintu. Tak lama kemudian, seorang pelayan datang dan mempersilahkan Junhao masuk.

Junhao di suruh tunggu di ruang tamu, dan pelayan itu bilang dia akan memanggil Tianrun. Sekitar sepuluh menit Junhao menunggu, dan Tianrun baru datang.

"Maaf membuatmu menunggu, ada hal lain yang harus aku lakukan sekarang." Tianrun duduk di sofa tunggal di seberang Junhao.

"Tidak masalah, ngomong-ngomong aku ingin membicarakan tentang Zhicheng."

Tianrun dengan susah payah membuat raut wajah nya menjadi murung, seakan - akan dia merasa terpukul karena kehilangan Zhicheng.

"Ada apa dengan Zhicheng? Apakah kamu sudah menemukannya? " Tianrun mulai memainkan permainan tebakannya.

"Ya."

"Bagus— ... " Tianrun terdiam dan matanya membelalak kaget, "Apa maksudmu? Zhicheng ditemukan? " Tianrun bertanya lagi untuk memastikan jawaban pemuda di depannya.

"Zhang Ji bilang dia menemukannya."

Tianrun berusaha sekuat tenaga menyembunyikan kegugupannya dan tersenyum canggung, "Lalu di mana dia menemukannya?"

Junhao menyeringai dan menelan saliva nya dengan kasar, suasana dengan cepat menjadi tegang, dan bahkan aura dominan Junhao seperti menekan Tianrun di bawahnya.

"Di sini ... "

"... Dia ada di rumahmu, Chen Tianrun."

- Desire Or Love -

Special double up, hehe






Desire Or Love [ Zhang Junhao x Mu Zhicheng ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang