tom | No.1 party anthem

1K 32 5
                                    

The look of love, the rush of blood
The, 'She's-with-me's, the Gallic shrug

★★★★★


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tom berdiri di dekat pintu masuk asrama Ravenclaw. Ya, asrama ravenclaw mengadakan pesta besar-besaran dan semua murid dari semua asrama diundang.

Tom tidak biasanya menghadiri pesta-pesta besar seperti ini, dia selalu memilih untuk duduk sendiri di sapah satu sofa common room slytherin dan tenggelam dalam buku-bukunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tom tidak biasanya menghadiri pesta-pesta besar seperti ini, dia selalu memilih untuk duduk sendiri di sapah satu sofa common room slytherin dan tenggelam dalam buku-bukunya. Awalnya Tom juga menolak ajakan Nott untuk menghadiri pesta ini, namun bukan hanya Nott saja yang menekan dia untuk datang, tetapi juga Rosier, Dolohov, dan Mulciber. Karena tidak ingin mendengar mereka mengoceh dan mengganggu dia lagi, dia memutuskan untuk datang. Lagipula, dia juga membutuhkan kesenangan lain selain dari buku-buku yang dia baca.

Tom mulai memandang sekitarnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi. Mulai dari murid-murid yang bersenang-senang di lantai dansa sampai ada yang terang-terangan bercumbu di setiap sudut asrama ini. Tom hanya bisa memijat kepalanya dan berfikir orang-orang kelihatan menyedihkan baginya.

Dia mulai datang ke salah satu meja yang menyajikan minuman alkohol dan mengambil salah satu minuman. Dia pergi ke sudut ruangan yang agak gelap dan bersender disana, meneguk minumannya dengan santai dan melihat keadaan sekitar.

Tidak ada yang menarik, semua ini membosankan baginya.

Sampai matanya menangkap seorang perempuan berambut hitam, tubuh ramping, dan pakaian serta make up yang senada sedang menari dengan sangat bebas di lantai dansa. Lampu disko berkerlap-kerlip menerangi dirinya. Tom terpukau, seakan-akan hanya ada perempuan itu saja di pesta ini. Perempuan itu menggerakkan tubuhnya kesana kemari dengan sangat lihai, tersenyum bahagia, dan tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya.

Tom terus memperhatikan perempuan itu dengan mata coklat gelapnya sambil meneguk minumannya.

Perempuan tersebut seolah-olah merasakan sepasang mata sedang menontonnya, langsung berhenti dan melihat sekaliling ruangan. Hingga akhirnya matanya bertemu dengan sepasang mata coklat tua yang memperhatikannya di sudut gelap ruangan. Dia tersenyum. Melanjutkan kegiatan menarinya sambil menahan tatapannya dengan pria misterius tersebut.

Tom yang sadar dengan apa yang dilakukan oleh perempuan tersebut langsung menyeringai. Dia mulai berjalan ke lantai dansa, lebih tepatnya kearah perempuan tersebut.

Dengan kedua tangan yang memegang pinggang perempuan itu dan tubuh yang mengikuti arah tarian perempuan itu, Tom berbisik "Siapa namamu, cantik?"

Perempuan tersebut tertawa sedikit. Dia kemudian berbalik, menatap dalam kearah sepasang mata coklat tua di depannya dan mengalungkan tangannya di leher Tom. Dia berbisik di depan bibir Tom, "What do you need my name for? Why don't we just get this over with, huh?"

Tom mengerang dan langsung membawa perempuan tersebut ke kamarnya.

Tom langsung mendorong perempuan tersebut ke kasurnya dan mempertemukan bibir mereka. Ciuman yang awalnya lembut lama-kelamaan menjadi menuntut dan penuh nafsu. Ciuman Tom turun ke leher perempuan tersebut. Bibir dan lidahnya dengan penuh nafsu bermain di salah satu area sensitif perempuan tersebut dan mudah. Perempuan tersebut meremas rambut hitam Tom dan mengerang dengan nikmat. Dengan tidak sabar, Tom merobek dress perempuan tersebut. Sekaramg perempuan itu hanya menggunakan celana dalamnya saja.

Bibir dan lidah Tom sekarang memanjakan dada dan payudaranya. Menjilat, mencium, dan menghisap payudaranya dengan intens. Dia dibuat terengah-engah oleh Tom.

"I'm Tom. I want you to moan my name, sweetheart" Tom kembali melanjutkan aksinya. Ciumannya mulai turun ke perut dan paha perempuan tersebut. Tom benar-benar membuat perempuan tersebut sangat terangsang.

"Oh, tom......"

Tom menyeringai ditengah-tengah kegiatannya saat mendengar desahan seksi tersebut. Ciuman Tom di paha perempuan tersebut mulai naik dan saat berada tepat di depan area paling sensitif perempuan tersebut, Tom dengan mudah melepaskan celana dalam perempuan tersebut dan langsung menjilat klitorisnya.

Mata perempuan tersebut berputar kesenangan dan bibirnya terbuka lebar, desahan-desahan nikmat lolos begitu saja.

"Tom....nggghhh...."

"Mau cum? Tell me your name or i'll stop"

Disaat perempuan tersebut hampir mencapai klimaksnya, Tom berhenti. Dia benar-benar dibuat frustasi oleh Tom.

Tanpa aba-aba, Tom kemudian langsung mengisi tubuh perempuan tersebut dengan miliknya. Kemudian dia menggerakan pinggulnya dengan keras dan cepat. Perempuan tersebut mencakar punggung Tom dengan kuat.

"Tell me your name"

"Say it if you want to cum"

"Namaku-" perempuan tersebut benar-benar kehilangan akalnya saat ini, sulit untuk mengeluarkan sepatah katapun. Pikirannya dipenuhi dengan Tom dan sex intens yang sedang mereka lakukan saat ini.

"Oh, fuck...."

"Say it!"

"n-namaku Verena" disaat itu juga Verena mencapai klimaksnya bersamaan dengan Tom.

Tom kembali mempertemukan bibirnya dengan bibir Verena. Dia mencium, melumat bibir Verena dengan lembut. Verena tersenyum ditengah-tengah ciuman mereka.

Saat pagi tiba, Verena dengan diam-diam ber-apparate ke kamarnya. Meninggalkan Tom sendirian.

Saat Tom bangun dia marah karena Verena meninggalkannya begitu saja. Well, at least he know her name now, finding her is not gonna be hard for him. She's his new obession and comfort person, he'll do anything to keep her with him.

★★★★★

Ngl, i kinda forgot this account and book exist😭

Anyways.....

Don't forget to vote and tell me your suggestions!♥︎

Peace!✌🏻

The Riddles Oneshot(s) [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang