ℙ𝕣𝕠𝕝𝕠𝕘

275 17 0
                                    

☆☆☆☆





Seorang pemuda manis tengah malaju dengan motor besarnya, membelah jalan yang masih ramai akan kendaraan yang berlalu lalang, di malam mendung tanpa adanya bintang, hanya ada rembulan redup yang menghiasi malam menjadi saksi dari semua keadaan




Di setiap perjalanan dia terus mengumpati kedua orang tuanya yang akan menjodohkannya dengan seseorang yang bahkan tidak dia kenali sekalipun, dia tidak seharusnya marah, tapi keadaanlah yang memaksanya








Huang renjun
Sejak kecil dia tidak pernah hidup bersama orang tuanya, dia hidup bersama neneknya, semua baik baik saja sampai sang nenek mulai meninggalkannya, dan tepat hari ini adalah satu minggu setelah kepergian sang nenek meninggalkannya, lalu tiba2 orang tuanya menjeputnya, bahagia? Tentu saja, siapa yang tidak bahagia jika merasa di butuhkan oleh orang tuanya, tapi-


Kebahagiaannya menguap ketika mereka bilang akan menjodohkannya dengan seseorang, dia berpikir tidak se-tidak di butukankah dirinya di kehidupan orang tuanya?, setidak-berguna itu kah dirinya?






"Jika tidak mau mengurus, kenapa di jemput? "
"Kenapa tidak di buang saja sekalian sialan?!" -Batin Renjun, liquid bening terus mengalir di pipinya




Dia mempercepat laju motornya tanpa arah, dia tidak tau mau pergi mana, jika ke rumah temannya orang tuanya pasti akan tau, apalagi rumah chenle adik sepupunya, jadi setidaknya untuk hari ini dia akan pergi sejauh mungkin asalkan orang tuanya tidak menemukannya









Dirasa sudah cukup jauh, dia berhenti di sebuah minimarket, setelah menagis di setiap perjalanan itu membuatnya lapar, jadi dia berniat untuk mengisi perutnya dulu, dia hanya membeli susu dan roti isi, setelah membayar telfonnya bebunyi, layar benda pipih itu mwnampailkan gambar seseorang yang sangat dia kenal, sebenarnya dia malas untuk menjawabnya, pasti itu tidak penting, dan yang pasti orang tuanya telah mengunjungi rumah itu untuk mencarinya

Dia menggeser lambang hijau itu
"Ada apa? "-Renjun

"Ge orangtua-mu tadi dari sini"-Chenle sepupu renjun

"Iya aku tau"

"Jadi kau mau kemana?"

"Entahlah yang pasti aku hari ini tidak akan pulang"

"Kau bisa ke spartemenku"

"...... "

"Ge? "

"Hhhh, kita lihat saja nanti, aku sedang malas ke sana" -Renjun bukannya tidak mau menyusahkan chenle hanya saja dia malas, dia ingin bermalam di jalan, bukan bermaksud bermalam di jalan itu tidur di jalan ya, dia tidak akan tidur, dia hanya akn pergi ke taman dan melihat bintang di sana, jika sudah melewati tengah malam bintang akan terlihat lebih indah, dia dulu sering melakukannya ketika selesai mengerjakan tugas tugasnya yang menumpuk, menurutnya melihat bintang itu menenangkan


"Bagaimana jika besok malam ke apartemen ku?, aku ingin mengajakmu jalan jalan"

" Kemana? "

"Temani aku membeli beberapa novel dan komik hehe~"

" Yak!! Bukankah novelmu sudah banyak!! " Pasalnya novel dan komik chenle sudah sangat banyak, bahkan dia memiliki ruangan khususnya sendiri, sudah seperti perpustakaan pribadi dan tentu saja isinya hanya novel,komik, dan poster yang di dapat dari keduanya, untuk buku pelajarannya ada di kamar





"Ayolah ge...., kau tidak mau?, novel yang ku mau itu baru rilis, jadi aku mau yang official... "- Rengek chenle dari seberang telefon

Hhhh, memang Sultan satu ini banyak maunya,
Renjun mendengus kesal, jadi mengiyakan saja ajakan adik sepupunya itu, jika tidak dia akan terus menerornya dengan rengekan
"Baiklah.... "

"Yess!! Ge saranghaeee.... "

Tuttt

Sambungan itu di matikan terlebih dulu oleh pihak renjun, dia sudah sangat lapar dan karna si Sultan Zhong sialan Chenle itu dia menunda acara makannya





Sesuai pikirannya, dia akan makan di taman sambil melihat bintang pasti menyenangkan

Dia menaiki motor besarnya, dan mulai melaju, tapi tidak secepat tadi saat kabur dari rumah, ketika melewati sungai han dia sesekali melihat rembulan yang mulai terang, tanpa sadar dia menangkap sosok bayangan seseorang di seberang jalan, hei ayolah sadarkan renjun yang sedang menyetir dan dia tidak fokus pada jalannya


"Apa yang dia lakukan?"-batin Renjun

Matanya membola seketika saat pemuda bertubuh jakung tadi melompat ke bawah, yang benar saja tadi itu bunuh diri, Renjun tidak pernah melihat kejadian seperti itu secara langsung, dia sudah melupakan rasa laparnya tadi dan berniat untuk menyelamatkan pemuda tadi, saat hendak menyebrang, motornya terasa berat

Krakkk!!! BRAKKKK!!!

BRAKKK!!!!

Motor renjun hancur, tubuhnya juga tidak jauh dari sana, tubunya mati rasa, makanan yang tadi dia beli sudah berbamburan kemana-mana, karna kecerobohannya truk besar tadi secara tidak sengaja menabraknya


Darah segar mengalir mengitori jalanan aspal yang ada di sana, kesadaran renjun mulai memburam, apakah hari ini hari kesialannya?, dia merasa kesialannya datang secara berturut turut hari ini

Dia kehilangan seseorang yang paling berharga, orangtua yang dia benci atau sayangi tadi menjemputnya, dia masih ada janji dengan chenle besok, dia tidak jadi makan dan melihat bintang, lalu gagal menyelamatkan nyawa seseorang, apa dia akan meninggalkan dunia dengan keadaan seperti ini?, tanpa sadar liwuid bening mengalir dari mata indahnya, fisik dan mentalnya saat ini sudah benar benar hancur


'Nenekk... Apa kau berniat menjemputku.... 'Lirih Renjun


Suara lirih itu keluar dari mulut seorang pemuda mungil tepat sebelum kesadarannya benar benar menghilang













Tes ombak duluuu, kalo rame aku lanjut






Bahasanya abstrak ya? Hehe~~
Mohon maklum karya pertama😁🙏

Jan lupa tinggalkan jejakk!!! Kalo nggak nanti di gigit samoyed lo😈
Btw icungnya muncul di chap depan yakkk
Paypayyyy....

A lyrae[SUNGREN/rensung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang