Chapter 70

356 14 4
                                    

Pintu wad terbuka dari luar dan satu tubuh tegap berjas putih khas doktor memasuki ke dalam wad tersebut.

" Selamat pagi sayang " ucap Pond dan dia mengucup dahi Phuwin dengan lembut.

" Bagaimana keadaan awak ? Apakah sudah okay ? " tanya Pond dengan senyuman nipis di bibir.

Senyap...

Pond membuka langsir hitam yang menutupi tingkap. Keadaan luar yang gelap, terbentang di hadapan mata.

" Saya tahu dari berita, hari ini akan mulai musim hujan. Ini sudah pukul 7 pagi dan ia sungguh gelap sekali. Saya tidak tahu bila hujan turun " cakap Pond sendirian. Dia memandang langit yang mendung.

" Saya tidak peduli kalau musim hujan sudah muncul tetapi saya risau, awak akan kesejukan " suara Pond perlahan sekali mengucapkan perkara itu.

Air mata bergenang di kelopak matanya. Dia mengenggam langsir hitam itu dengan erat, menahan tangisan yang memenuhi dadanya. Bibir bawahnya diketap perlahan.

" Hah... " Pond menghela nafasnya lalu dia berjalan ke arah katil.

" Apakah awak mahu mandi ? Sini, saya bau awak. Apakah awak busuk ataupun tidak " kata Pond sendirian.

Senyap...

Pond mendekatkan hidungnya di leher Phuwin dan dia menghidu tubuh Phuwin.

" Awak tidak busuk, sayang. Tapi awak tetap perlu mandi supaya wangi, okay ? " Pond mencuit hidung mancung sang isteri dengan manja.

Wajahnya sungguh dekat dengan wajah Phuwin membuatkan dia boleh nampak kulit pucat itu dengan teliti. Rasa sakit menyentuh tangkai hatinya bila melihat wajah lemah milik Phuwin.

" Sayang... Bila sayang mahu bangun ? Saya merindukan awak " ucap Pond dan dia mengucup perlahan bibir Phuwin yang kering.

Dia mengusap kelopak mata Phuwin dengan ibu jarinya. Dia masih melihat wajah Phuwin dengan dekat. Hanya berjarak 5 inci sahaja ruangan yang ada di antara mereka.

Tiba-tiba mata Phuwin terbuka perlahan-perlahan dan senyuman nipis terukir di bibir kering tersebut.

" P'Pond.... " ucap Phuwin dan setitis air matanya jatuh di pipi.

Pond terkejut besar. Dia sampai terundur beberapa langkah ke belakang. Dia tidak tahu kenapa dia menjauhi Phuwin tetapi tubuhnya bertindak begitu secara spontan. Mungkin kerana masih terkejut.

" Phu.. Phuwin ? Apakah betul awak ? " tanya Pond dengan nada tidak percaya. Tubuhnya menggigil kecil dengan tangan terhulur ke hadapan.

Phuwin senyum hambar dan mengangguk, " Iya.. Ini saya.. Saya sudah keluar daripada mimpi buruk... Bukan hanya saya tapi kita "

Kata-kata Phuwin itu membuatkan air mata Pond menitis di pipi. Pond terus memeluk Phuwin dengan erat.

" Phuwin.. Ya Tuhan.. Aku bersyukur kepada Mu... Kesabaran aku selama 2 tahun ini tidak disia-siakan oleh Mu. Akhirnya, Kau membangunkannya. Saya sangat merindukan awak, sayang " ucap Pond dan dia menangis di bahu Phuwin. Dia mengucup wajah Phuwin dengan lembut.

Phuwin melepaskan pelukannya terhadap Pond.

" P'Pond.. Sa.. Saya pulang " ucap Phuwin dengan serak.

Senyuman terukir di bibir tebal Pond, " Iya.. Selamat pulang sayang " balas Pond dan dia kembali memeluk Phuwin dengan erat. Rambut panjang Phuwin dielus lembut.

Phuwin menyandarkan dagunya di bahu tegap milik Pond. Air matanya menitis di pipi. Dia rindukan kehangatan ini. Dia rindukan haruman tubuh ini yang menenangkan nya. Dia rindukan ciuman dan kasih sayang dari sang suami. Dia rindukan suara suami nya. Dia rindukan semuanya.

Strawberry and Cigarettes ( S2 ) Where stories live. Discover now