18

1.1K 91 18
                                    


......

Sasuke menghentikan langkahnya saat ia melihat Sakura didepan sana.
Kekasih cantiknya itu tengah bersama kedua temannya.

Dan mereka bertiga berjalan dari arah Toilet.

"Sakura.. "
Sasuke langsung mendekat dengan tatapan yang terlihat dalam. Dan tentu saja itu kearah kekasihnya.

"Menyingkirlah,, atau aku benar-benar akan memukul wajah menyebalkanmu itu. " Ino langsung menatap sengit kearah Sasuke.

"Aku ingin bicara denganmu, hm.. "

"Katakan saja. " Sakura berucap tanpa menatap kearah pria jangkung didepannya itu.
Entah kenapa, melihat wajah Sasuke saat ini membuatnya langsung merasa kesal.

"Hanya berdua saja. "

"Kalau begitu tidak sama sekali. "

Sakura tidak pernah menyangka kalau pria itu akan memperlihatkan wajahnya kepada semua orang. Dan itu cukup membuatnya sangat kecewa.

"Maaf. " Sasuke menangkap cepat lengan Sakura yang hendak melangkah melewatinya.
"Maafkan aku. "

Sakura terlihat terdiam.

"Jika seandainya aku tahu kalau kau akan sangat marah padaku, maka aku pasti tidak akan--"

"Aku tidak mempedulikan apapun. " Sakura menatap cepat Sasuke. Dan dia benar-benar terlihat kesal.
"Jadi nikmati saja perubahanmu ini,, dan bersenang-senanglah.. "

"Aku hanya ingin bersamamu. "

"Ya, tentu saja. " Sakura menyunggingkan senyum getirnya.
"Tapi sialnya, aku tidak. " Sakura menatap datar Sasuke. "Aku benar-benar tidak ingin bersamamu lagi, Uchiha..
Jadi, lepaskan tanganku, dan enyahlah dari hadapanku. Apa kau mengerti itu! "
Dengan sekali hempasan kasar, Sakura berhasil melepaskan tangannya yang digenggam Sasuke.

Dan Sasuke pun hanya bisa terdiam saat melihat punggung mungil yang mulai menjauh darinya itu.

'Kenapa aku tidak pernah berpikir kalau kau akan sangat membenci perubahanku ini, Sakura.. '

Sasuke terlihat mulai menyesali keputusannya yang sudah melepaskan benda tebal yang selama ini selalu menyembunyikan wajahnya itu.

'Apa yang harus kulakukan, sekarang?
Aku benar-benar tidak ingin Sakura membenciku seperti ini.'

-----

'Sasuke-kun benar-benar sangat tampan. ' kedua pipi putih Hinata masih terlihat merona merah saat ini.
Wajah tampan Sasuke saat memasuki kelas, membuatnya tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran yang sedang berlangsung.

Bukan Hinata saja.
Bahkan hampir seluruh murid perempuan dikelasnya juga terlihat tidak bisa melepaskan pandangannya dari wajah tampan pria itu.

Perubahan Sasuke benar-benar membuat seisi kelas menjerit histeris.

Dan hal itu semakin membuat Sakura terlihat memberengut kesal.

Sensei terlihat meninggalkan kelas setelah memberikan beberapa tugas untuk dikerjakan.

"Aku akan mengerjakan tugasnya dirumah saja, nanti. Kepalaku benar-benar terasa pening. " Ino berucap sembari menjatuhkan dahinya diatas meja.

Sementara Sakura hanya terdiam dengan gumaman pelannya.

Sasuke berdiri dan hendak menghampiri Sakura, namun tiba-tiba saja beberapa gadis langsung mengerubunginya.

"Sasuke,, bolehkah aku minta nomor ponselmu? "

"Berikan juga untukku. "

"Untukku juga. "

"Menyingkir!" desis Sasuke dengan tatapan tajamnya, hingga ketiga gadis itupun langsung terdiam.

Sasuke benar-benar mengabaikan mereka, dan diapun kembali melangkahkan kakinya untuk menuju kekasihnya.
Namun sayangnya,, gadis pink itu sudah tidak terlihat di kursinya.

'Kemana Sakura? Apakah dia keluar?..'

----

"Mungkin kau juga hamil, Ra. "

"Jangan gila. Itu tidak mungkin. " Sakura mendelik kearah Tenten setelah sebelumnya ia membersihkan mulutnya.

"Kau baru saja muntah dan wajahmu juga terlihat pucat. Dan tanda-tanda itu sama persis seperti apa yang dialami Ino akhir-akhir ini. "

Sakura terlihat terdiam.

Apa yang baru saja dikatakan Tenten bisa saja itu benar. Dan Sakura terlihat mulai memikirkan ketakutannya yang selalu menggangu pemikirannya beberapa hari terakhir ini.

"Pulang sekolah nanti,, belilah beberapa testpack untuk memastikan ucapanku. Tapi semoga saja apa yang kukhawatirkan ini tidak benar-benar terjadi. " Tenten berucap sembari mengusap pelan bahu sahabat pinknya itu.

"Aku tidak pernah berpikir akan selalu mendapatkan hari yang buruk. " Sakura berucap dengan tatapan yang kelu.
"Dan aku berharap kalau ini benar-benar bukan kemalangan. "

"Ada aku dan juga Ino. Jadi jangan cemaskan apapun okey..? "
Tenten tersenyum kearah Sakura yang terlihat kacau.
"Ayo kita kekantin.. Kau harus segera
mengisi perutmu dengan sesuatu yang menyegarkan. "

-----

Cerita ini udah end ya teman-teman..
Udah saya buat pdf..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boy (End) Pdf. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang