Heather

8 0 0
                                    

I still remember third of December
Me in your sweater
You said it looked better
On me than it did you
Only if you knew how much I liked you

Saat itu kita lagi makan dikantin, kamu pesan caesar salad dengan dada ayam, sedang aku hanya chicken wrap. Kita bahkan share protein shake, yang sebenernya kamu paksa aku buat cobain sampe habis. Rasanya mending aku minum obat batuk buatan Eyang aku aja, kecap dan jeruk purut.

Kita lagi fokus bicarain latihan bola kamu dan club musik aku, sampe tiba-tiba tatapan kamu terfokus ke arah lain, dibelakang aku. Aku ikut menoleh dan menemukan satu gadis cantik dan anggun berjalan kearah food alley dibelakang kamu. Banyak yang menyapa gadis itu, dan dibalas sama ramahnya. Mata kamu terus ngikutin arah gadis itu sampai dia (si gadis) duduk bersama temannya yang lain.

But I watch your eyes as she
Walks by
What a sight for sore eyes
Brighter than the blue sky
She's got you mesmerized while I die

Kejadian seperti itu terus terulang hingga beberapa hari, sampai aku jengah.

"Kamu tuh kalau suka bilang, jangan jadi coward gini"

Aku bilang begitu tapi hati aku sakit, banget.

"Dia yang exchange student itu ya? Udah banyak bener fansnya"

Kalimat itu, hanya cover diri kamu karena rasa cemburu tidak jelas saat kamu melihat gadis cantik itu disapa dan diidolakan banyak orang. Aku jelas tahu kamu suka, atau mungkin sudah jatuh cinta dengan gadis itu.

"Kamu nggak mau kenalan sama dia? Pretty famous gitu siapa tahu nanti bisa deket beneran terus club kamu kebantu"

Aku mengumpat 'SIAL' dibawah nafasku, merutuki saran yang entah datang dari mana. Masa iya aku suruh crushku menyatakan perasaan pada orang lain. Bodoh sekali.

"Well, now that is a proposition, aku traktir di Odette next week"

Aku hanya manyun, menyembunyikan rasa sesak dan tidak nyaman dalam protesan.

"Tapi lagi pengen the meatballnya chef Ralph, gimana dong"

Intonasiku bukan bertanya, seharusnya dia sadar akan itu. Tapi, sepertinya hal itu mulai memudar.

"Hmmm, brunch then? Kenapa nggak malem aja sekalian liat water light show"

"Aaand, you do know i don't like going out at night. Especially on saturday, and sunday as well"

"No you're not"

Aku memicing atas jawaban dia, beneran udah lupa eh?

"You do not like to going out at night on every day, nor even to your cousin birthday"

Aku tertawa atas pernyataannya, oh kirain udah beneran lupa. Sesaat setelah aku terkekeh, gadis baik dan ramah itu datang lagi ke kantin. Oke sepertinya aku harus mulai membuat bekal sendiri besok. Melihat banyaknya attention yang gadis itu dapatkan sedikitnya membuat aku iri, apalagi teman didepanku ini yang masih saja setia dengan kebiasaan barunya. Meneleng sampai gadis itu duduk dikursinya, tidakkah lehernya merasakan sakit? Seperti hatiku.

Aku memutar mata malas saat teman makan didepanku terkekeh setelah tatapannya kembali pada makannya, tangannya hanya sibuk mengaduk acak aglio o elionya.

"Aku ke kelas dulu deh, tadi nay nay minta ajarin malay buat essay"

Dia hanya mengangguk sambil masih terkekeh, aku bersungut pun dia seperti tak perduli. Padahal biasanya langsung khawatir, sekarang perasaanku makin cemas.

Prompt(s) AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang