Sebenarnya Dirga sangat malas untuk bertemu perempuan satu ini, rasanya ia hanya akan membuang-buang waktu. Saat baru saja turun dari mobilnya tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang
"Dirga.. kangen" Dirga tahu betul suara itu.
"Gak enak diliat orang," Dirga melepaskan tangan wanita itu dari pinggangnya.
"Ayo masuk!" ajak Isabella sambil menggandeng tangan Dirga seperti pasangannya.
Dirga tidak banyak bicara saat di dalam bersama Bella karena dari awal ia sudah malas untuk bertemu.
"Bel," yang dipanggil menaikkan alisnya, "Mau ngomong apa emang?"
Bella menghembuskan nafas panjang, "Dirga, aku bener-bener minta maaf atas apa yang udah aku lakuin ke kamu 3 tahun lalu, itu semua di luar kendaliku, Dir. Papa waktu itu minta aku buat ikut dia ke Sydney dan semua akses yang aku punya di sini diputus sama papa, alasannya demi keselamatan aku juga karena saat itu papa lagi dikejar orang. Aku bener-bener nggak niat buat ngejauh dari kamu dan hilang kabar gitu aja, aku juga nggak mau kayak gini, Dir. Aku minta maaf."
Dirga pun tertegun mendengar penjelasan Bella, benar memang, ini bukan keinginan Bella untuk pergi darinya tapi karena keadaan.
"Yaudah tapi sekarang keadaan kamu dan keluarga udah aman, kan?" tanya Dirga memastikan dan dijawab dengan anggukan oleh Bella.
"Makanya aku pengen ketemu kamu buat ngejelasin semua ini."
"Yaudah kalo gitu," ini bukan balasan yang Bella mau.
"Jadi, kita gimana dir?"
"Gimana apanya?"
"Kita masih bisa bersama, kan?" tanya Bella dengan penuh harap.
"Maaf, Bel. Nggak bisa" Bella terkejut. Ia yakin Dirga masih menyimpan perasaan untuknya, Bella sangat yakin.
"Kamu jangan bohongin diri sendiri, Dirga. Aku tau kamu masih sayang sama aku, kamu kangen aku tapi karena emosimu jadi itu semua seakan tertutup" Bella menyangkal.
"Aku dulu emang sayang sama kamu, sayang banget. Tapi itu dulu sebelum kamu hilang entah kemana saat aku lagi butuh seseorang disampingku" tutur Dirga.
Bella kecewa, dia masih yakin bahwa Dirga akan menjadi miliknya lagi, mungkin saat ini Dirga masih marah padanya tapi sebentar lagi pasti akan luluh.
"Hmm.. yaudah Dirga. Kamu mungkin masih kecewa sama aku. Tapi boleh aku minta sesuatu?"
"Apa?"
"Aku mau kita pergi ke tempat pertama kali kita kencan" pinta Bella dengan mata berbinar, "Please Dirga, kali ini aja."
"Yaudah"
Mereka pergi ke sebuah Timezone di sebuah mall, seketika Dirga terbesit kenangan bagaimana usahanya untuk meminta izin pada papa Bella agar diperbolehkan mengajak anaknya keluar bersama Dirga. Dia tidak pernah effortless.
Kedua insan itu menghabiskan waktu di sana dengan memainkan segala jenis permainan. Dirga menikmatinya dan Bella sangat bahagia karena dapat merasakan hal ini lagi pada lelaki yang dulu pernah berjalin kasih dengannya.
Dirga teringat sesuatu, Regita, ia belum menerima kabar gadis itu sedari pagi. Saat mengecek HP-nya Dirga kaget saat ia ternyata menerima pesan tidak mengenakkan dari Regita. HP-nya tidak sengaja di-silent jadi Dirga sama sekali tidak tahu kalau Regita berusaha menghubunginya.
"Bella," sang puan menoleh, "Saya harus pulang, ada keperluan."
"Sekarang banget? Tapi abis ini kita kan mau makan dulu." Bella tidak terima.
"Ada hal mendadak, kamu makan sendiri saja, kita juga sudah dari siang sama-sama. Maaf ya dan terima kasih hari ini. Saya duluan" Dirga langsung melangkah dengan cepat meninggalkan Bella di sana.