1

3K 80 0
                                    

"Ara, kangen banget banget bangettttt sama Abanggg." ujar seorang gadis seraya memeluk laki-laki dihadapannya dengan erat.

laki-laki itu terkekeh saat mendengar penuturan sang Adek.

karena merasa tidak ada balasan pelukan dari sang Abang, akhirnya gadis itu melepaskannya dengan cemberut.

"Abang, gakangen ya sama, Ara? ishhh," cibir gadis itu seraya bersedekap dada jangan lupakan raut kesalnya, dia Adara Askara Reidan.

laki-laki itu menundukan kepalanya untuk melihat sang Adek yang hanya tinggi sebatas dadanya.

"So tau banget Kamu." sahut laki-laki itu seraya menoel idung si gadis.

"Masuk dulu, Ra. Abang, pegel berdiri terus," ujar laki-laki itu dengan sedikit kesal, karena jalannya dihadang terus-terusan oleh sang Adek terseyengnya.

"Yarahman. Maaf-maaf, Bang. Ara, lupa." ujarnya dengan cengengesan seraya mengangkat jari telunjuk dan tengahnya menjadi seperti '✌️'.

"Ayo-ayo, silahkan masuk baginda raja." sambung Adara sembari sedikit membungkuk dan tangannya seperti orang yang mempersilahlan masuk. paham ga? pahamin ajaya.

laki-laki itu tertawa ringan seraya mengusap pelan kepala sang Adek. "Terimakasih, tuan putri." ujarnya dengan sedikit membungkuk juga, dia Rasya Austin Reidan.

..

"Bang, besok Ara izin ya,"

"Mau kemana?" tanya Rasya seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Abang, lupa apa gimana? ishhh. Besok 'kan-"

"Apa?" potong Rasya cepat.

"Ck," decak Adara kesal.

"LEA, BANG, LEA." pekik Adara.

"Astagfirullah, Ara." kaget Rasya seraya mengelus pelan dadanya.

Adara hanya cengengesan seraya menunjukan tangannya berbentuk peac. "Mau Abang anter?" tanya Rasya.

"Gausa. Abang, masi butuh istirahat yang cukup. Besok Ara-"

"Gapapa. Abang, anter aja, ya? emangnya Ade mau ke bandara sendirian? Abang, takut Kamu kenapa-napa, Ra." potong Rasya cepat tersirat dari nada bicaranya terdapat ke-khawatir-an.

'huft'
Adara menghela nafas pelan. "Ara, gasendiri. Ara, kesana sama Kaka ipar." ujarnya dengan tersenyum tipis.

"Kaka ipar?" gunam Rasya dengan raut wajah bingung.

Adara menepuk pelan jidatnya, bisa-bisanya Abang-nya ini lemot. "Loren. Kenapa Abang gabilang, kalo, udah pacaran sama dia? Abang anggap Aku apasi?" ujarnya mendramastis.

Abangnya menatap dengan tatapan tida like. "Sejak kapan Kamu, jadi ber-drama gitu," ejek Rasya.

"Sejak bersatu dengan pacar Abang, maybe?" ujar Adara dengan enteng.

"Heh!"

"Bang," panggil Adara.

"Hm," jawab Rasya dengan deheman.

merasa Adeknya tidak berucap lagi, Rasya meletakkan ponselnya dan menatap Adeknya, yang sedari tadi sudah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ade, kenapa, hm?" tanya Rasya lembut dengan tangan yang mengusap pipinya.

bukannya menjawab Adara malah memeluk Abangnya dan menyembunyikan wajahnya dicekuk leher Rasya.

"Maaf. Ara, selalu nyusahin, Abang. maaf, buat semuanya. andai, waktu itu Ara gamaksa Mama dan Papa buat liburan ke Bogor. mungkin Abang sekarang kuliah. bukan ngurus berkas-berkas di kantor yang di Surabaya." ujar Adara dengan lirih dan sedikit terisak.

Rasya mati-matian menahan airmatanya, namun gagal. ia menangis dan memeluk Adeknya-harta paling berhaga satu-satunya bagi dirinya dengan erat.

"Ara, gasalah. itu semua takdir, kita sebagai manusia gabisa ngecegah. berhenti nyalahin diri Ara sendiri. jangan pernah ninggalin Abang, selain kematian." bisik Rasya.

Adara.mendongkakkan kepalanya menatap Rasya yang sedang tersenyum tipis kearahnya.

'cup'

ia mengecup pipi kanan Rasya. "Ara, sayang Abang banyak-banyak." bisiknya lalu memeluk Rasya kembali.

Rasya mengelus kepalanya dengan lembut, setelah beberapa menit kemudian terdengan deru nafas yang teratur. tertanda Adara sudah tidur.

ia menatap wajah Adeknya yang damai, dan menyelipkan rambut yang menghalangi wajah cantiknya.

Rasya menggendong Adara ke-kasur miliknya dengan pelan, karena takut terusik dan berujung bangun.

setelah dirasa posisinya nyaman, lalu ia menaikkan selimutnya hingga sebatas dadanya.

"Good nigth and good sleep, Adera."

..

"ABANGGG, ARA PAMIT YA. NAURA, UDAH NYAMPER NI," teriak Adara didepan pintu.

"IYA, HATI-HATI DIJALAN. KABARIN ABANG KALO ADA APA-APA," teriak Rasya di atas-kamarnya.

"Untung telinga Gue udah kebal," gunam gadis disamping Adara.

"Lo jangan ngelupain Gue hayo, Ra." ujar gadis yang sedang menyetir disampingnya.

"Lo sehat, Ra?" sahut Adara dengan heran, bahkan punggung tangannya menyentuh kening gadis disampingnya.

"Ck," decaknya kesal.

"Lo, kalo, lagi sama si Lea, suka lupa sama Gue, anjir." cibirnya, dia Naura Laurence.

Adara menjitak keningnya. "Aww," ringisnya, lalu menatap tajam Adara.

"Kebiasan ovt melulu." ujar Adara seraya memutar bola matanya malas.

"Waktu itu 'kan, Gue belum deket amay sama Lo. dan juga itu terakhir ketemu sama dia sebelum pergi ke singapura. jadi, Gue agak lupa sama Lo waktu itu, dikit." jelasnya.

"Iyeee."

"Lo mau ikut cari Lea? apa nunggu dimobil, Ren?" tanya Adara dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Gue tunggu dimobil aja deng, males. Tapi, Lo yang nyetir ya, nanti, pas pulang, Ra." sahut Naura.

"Ngoghey,"

"LELEEE," teriak Adara sembari melambaikan tangannya.

"ADORAAA," teriaknya, dia Lea Cassandra.

lalu mereka berpelukan sepertu teletubis.

Adara menjitak pelan kening Lea. "Aww," ringisnya.

"Kenapa si, Lo, Ra?" ujar Lea menatap heran ke Adara seraya mengusap pelan keningnya yang dijitak.

"Nama Gue, Adara. Bukan, Adora." sahut Adara seraya memutar bola matanya malas.

"Ssl," kata Lea dengan sinis.

"Ssl, paan?" tanya Adara dengan raut bingungnya.

"SUKA-SUKA LEA." pekik Lea tepat disamping telinganya.

"Setan," umpatnya karena kaget.

"Lo, kesini sama siapa? Bang Rasya? apa si Loren?" tanya Lea sembari melirik ke kanan dan ke kiri.

"Gue sendiri." jawab Adara enteng.

"ADORA?!" pekik Lea.

"Anjing," reflex Adara.

"Lo, serius?-"

"Kagaklah, Lele. Gue, kesini sama si Loren. Dia nunggu dimobil," potong Adara cepat.

dan Lea hanya ber-oh ria.

"Kaget. Gue, kira Lo beneran sendiri." ujar Lea.

"Ye, Lo pikir Abang Gue bakalan ngizinin?" sahut Adara seraya mendelik kesal.

"Yapastinya kagak, si." jawab Lea seraya cengengesan.

"Nah, ntutau."

.
fyi

Loren, itu Naura. Loren, adalah panggilan istimewa dari Adara dan Lea ( katanya ).

Adora, adalah Adara. dan Lele, adalah lea.

dan panggilan special dari Rasya untuk Adara adalah, Adera - Ade Ara.

Lea Or Adara (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang