Faris part 1

9.7K 65 0
                                    

Perkenalkan namaku Faris aku berusia 45 tahun aku tinggal di desa terpencil. Aku memiliki 9 orang anak. Yang paling tua berusia 7 tahun, lalu anak kedua sampai ke kelima berusia 4 tahun  dan anak ke 6 sampai ke 9 berusia 2 tahun. Aku adalah seorang bidan yang membuka sendiri rumah bersalin. Lokasinya sekitar 3 jam dari rumahku yang berada dipinggir hutan.

Sementara ini aku bekerja sendiri karena memang aku baru membuka rumah bersalin sejak 6 bulan lalu lebih tepatnya sejak suamiku meninggal.Sebenarnya aku membuka rumah bersalin untuk bekerja berdua dengan suamiku tapi sejak suamiku pergi aku lebih memilih untuk bekerja sendiri.

Sekarangpun aku sedang hamil tua. Seharusnya aku sudah melahirkan sejak 6 bulan lalu tapi sejak aku kehilangan suamiku aku merasa depresi sehingga aku memutuskan membeli obat pencegah kelahiran, obat penguat kandungan juga penebal air ketuban. Semua itu kulakukan karena aku takut membenci bayi yang aku lahirkan karena suamiku meninggal karena kecelakaan saat aku memintanya pulang akibat kontraksi palsu yang aku alami. Tapi sekarang aku sudah bisa menerima segalanya jadi aku sudah tidak meminum obat itu lagi.

Saat ini aku sedang berada di klinik dan bersih bersih bersiap-siap untuk buka. Ketika sedang menyapu aku merasakan mulas pada perutku tapi aku menahannya. Hingga saat aku mengepel lantai perutku terasa semakin mulas. "Uuugh apa aku akan melahirkan yaa uuugh.. apa lebih baik hari ini aku tutup dan pulang kerumah. " Aku berhenti mengepel dan ingin mengemas barangku untuk pulang kerumah.

Ada seorang remaja laki-laki mungkin berusia sekitar 16 tahun yang tengah hamil tua sedang menggendong  2 anak berusia 15 bulan. "Nggh nggh dok tolong buka ngggh eeenggh pintunya dok ngggh saya ingin melahirkan pak ngggh eeenggh saya sudah tidak kuat pak nggh eeenggh. " Mendengar itu aku segera membuka pintu dan membantunya masuk. "Kak saya bisa bantu gendong anaknya kalau kakak mau?" Aku menawarkan untuk menggendong anak dari mas tadi. "Ngggh jangan dok ngggh eeenggh anak saya sedang ngggh eeenggh sakit ngggh jadi rewel ngggh ngggh nanti kalau jauh dari ngggh saya nggggh enggh ngggh mereka nangis dok nggggh enggh. " Aku mengangguk mengerti dan mengajaknya memasuki ruang khusus bersalin.

Begitu masuk ruang bersalin aku meminta dia untuk tidur di kasur. "Kak mungkin anaknya bisa ditaruh dulu di kereta dorong bayi di sebelah kasur kakak. " Sekali lagi masanya menggeleng. "Ngggh nggak dok ngggh eeenggh pasti nanti mereka menangis dok ngggh eeenggh saya ngggh nanti ngggh eeenggh biarkan ngggh mereka sama saya ngggh eeenggh. " Aku mengangguk mengerti. "Baiklah silahkan tiduran dikasur saya akan memeriksa bukaan milik anda. " Dia menurut dan tiduran dikasur dan menaruh kedua anaknya didadanya. Aku membantu dia untuk membuka celana dan masnya juga membuka kancing bajunya dan mulai menyusui kedua anaknya yang mulai rewel.

"Mas namanya siapa yaa dan usia berapa? Apakah ayah bayi ini ada? Mas nya sekarang bukaannya sudah lengkap tinggal menunggu ketubannya pecah dan menurut pemeriksaan saya kandungan anda ini sudah memasuki bulan ke 11 kak." Kataku saat mengecek lubang milik pasienku. "Ngggh eeenggh namaku Tio dok ngggh eeenggh aku berusia 15 tahun ngggh eeenggh ayah dari bayi ini ngggh eeenggh pergi dok dia juga ngggh eeenggh ayah dari ngggh 2 anak yang aku susui sekarang ngggh eeenggh. Sebenarnya nggh eeenggh uuuh ayah bayi ini ngggh tertarik dengan pria hamil dok ngggh eeenggh mangkanya saya di kasih obat penunda kelahiran dok nggh eeenggh sakit sekali dok ngggh eeenggh. Dok apa boleh ngggh waktu melahirkan saya ngggh eeenggh tetap menggendong kedua anak saya ngggh eeenggh supaya saya kuat dok nggh eeenggh. " Aku mengelus perut Tio.

Aku mengingat anakku dirumah. "Boleh kak Tio asalkan tidak menggangu kak Tio nantinya. " Tio berusaha duduk. "Kenapa duduk mas Tio lebih baik tiduran saja. " Tio tetap berusaha duduk. "Enggh enak duduk dok nggh eeenggh. Terimakasih ya dok ngggh eeenggh." Aku membantunya duduk. Baru saja Tio duduk ketubannya sudah pecah. "Baik mas Tio ketubannya sudah pecah ayoo mas Tio sudah bisa mendorong. " Tio terlihat mengatur nafasnya lalu mulai mendorong sekuat tenaga. "Eeeeengggh ngggh eeenggh ngggh ngggh eeenggh aaaaaagh ngggh eeenggh. " Kepala bayinya mulai terlihat. "Ayoo mas Tio bagus kepalanya mulai terlihat dorong yang kuat mas. " Kedua bayinya mulai menangis waktu Tio berteriak kencang saat berusaha mendorong hingga kepala bayinya keluar sempurna.

"Sssh nggh eeenggh sayang Bapak disini nak ngggh eeenggh jangan menangis ngggh eeenggh maaf nak ngggh eeenggh pasti kalian kaget ya ngggh eeenggh ngggh eeenggh sssh bapak disini sayang nggggh ennngh ngggggh eeenggh. "Tio menyusui kedua anaknya lagi dengan penuh kasih sayang sambil mendorong untuk mengeluarkan bahu bayinya. "Bagus Tio bahu bayinya mulai keluar. Ayoo dorong yang kuat nak kamu bisa." Aku berusaha membantu dengan menarik bahu bayinya. "Nggh eeenggh ngggh eeenggh iya dok ngggh eeenggh ngggh eeenggh dok ngggh eeenggh dokter sendiri ngggh eeenggh sedang hamil ngggh eeenggh ngggh sudah berapa nggggh ennngh ngggh bulan dok? Ngggh eeenggh ngggh eeenggh. " Bahunya berhasil keluar.

"Iya nak Tio bagus bahunya sudah keluar nak. Bagus nak... Hmmm sebenarnya ini sudah masuk bulan ke 14 nak. Ini anak ke-10 ku... Tapi mungkin bayiku akan segera lahir nak. Ayoo bagus Tio badannya mulai keluar. " Aku bercerita sambil memberi Tio semangat. "Nggh eeenggh ngggh iya dok nggh eeenggh ngggh eeenggh ngggh eeenggh uuuh dok sakit banget nggh eeenggh ngggh eeenggh ngggh. " Aku menarik sedikit badan bayinya. "Nak lebih baik 2 anakmu ditidurkan di kereta dorong yaaa..." Tio tetap menolak. "Nggh eeenggh tidak nggh dokter ngggh tidak tahu ngggh kedua anakku ngggh ini sering disiksa oleh ayahnya ngggh dan mereka ngggh juga dipisah ngggh eeeeng dari saya dok ngggh jadi nggh saya ngggh eeenggh jarang ngggh menyusui dan ngggh ngggh eeenggh menggendong nggghh enggh mereka ngggh eeenggh mereka ngggh eeenggh sering ngggh eeenggh tidur dalam ngggh eeenggh keadaan lapar ngggh eeenggh. Jadi ngggh eeenggh aku tidak ngggh  ngggh eeenggh ngggh aaangh ngggh sakit sekali dok ngggh eeenggh aaaargh ngggh."Aku mengelus perut Tio.

"Ayo semangat nak Tio sebentar lagi bayimu lahir nak. Ayoo dorong yang kuat nak. Hmmm baiklah kalau gitu. Kamu bapak yang kuat untuk mereka." Tio tersenyum mendengarnya. "Iyaa dok nggh eeenggh ngggh eeenggh dok ngggh eeenggh ngggh eeenggh ngggh eeenggh nggh aaagh ngggh aaaagh. " Dengan satu dorongan kuat lahirlah bayi perempuan. Aku segera menggendongnya dan membersihkanmya lalu membawanya pada bapaknya.

Tio langsung menyusuinya sambil tetap menggendong kedua anak kembarnya. "Sssh sayang ini bapak nak. Hmmm bapak akan memberimu nama Tiara. Sssh minum yang ban-nggh eeenggh dok nggh eeenggh sepertinya nggh eeenggh sakit dok nggh eeenggh. " Aku memeriksa lubang milik Tio dan terlihat kepala bayinya sudah menyembul keluar. "Ayoo nak kepala bayinya sudah menyembul keluar. " Tio menarik nafas dan mendorong dengan kuat. "Eeenggh ngggh eeenggh ayoo Tio ngggh eeenggh kamu kuat ngggh eeenggh ngggh eeenggh aaaaarrgh ngggh eeenggh aaaaarrgh. " Dengan dorongan kuat kepala bayinya berhasil keluar. "Sssh nggh sayang ngggh bapak disini nak ngggh eeenggh sebentar ya ngggh eeenggh gantian ngggh menyusu nya ngggh eeenggh ngggh ngggh eeenggh dok ngggh eeenggh." Aku mengelus perut Tio.

"Iya nak... kepalanya sudah keluar nak sekarang bahunya keluar dikit. Ada apa?" Kataku. "Nggh eeenggh ngggh kalau ngggh eeenggh Tiara sudah tidur tolong ngggh eeenggh tidurkan ngggh eeenggh di kereta bayi ya dok ngggh eeenggh dok ngggh eeenggh sakit ngggh aku nggak kuat nggggh enggh ngggh. "Aku mengelus rambut milik Tio. "Kamu harus kuat hmmm bahunya sudah keluar sekarang badannya. Kamu kuat Tio .... Lihat Tiara sudah tidur. "Tio mengangguk. "Nggh eeenggh nggh tolong dok nggh eeenggh. " Aku mengangguk.

Setelah menidurkan Tiara di kereta bayi, Tio menyusui anaknya yang satu lagi. Tio juga menciumi wajah mereka. Aku mengelus dahi Tio. "Ayoo dorong lagi nak... Badannya sudah keluar sedikit. " Tio mengangguk. "Ngggh eeenggh ngggh uuuh ngggh eeenggh.... Ngggh eeenggh dok ngggh eeenggh sepertinya ada ngggh orang ngggh didepan. Nggh eeenggh ngggh. " Iya aku memang mendengar orang memanggil minta tolong. "Iyaa tapi ini kamu gimana..." Tio tersenyum. "Ngggh eeenggh aku gapapa dok ngggh eeenggh paling nggak ngggh eeenggh suruh mereka ngggh eeenggh masuk dulu ngggh eeenggh kan ngggh di sebelah masih ada ngggh eeenggh ranjang lagi dok ngggh eeenggh ngggh. " Aku mengangguk. "Baiklah saya keluar sebentar. " Tio mengiyakan.

Diluar ternyata ada sepasang ayang dan anak remaja. Sang anak sepertinya mengalami kontraksi. "Dok tolong anak saya dok... Anak saya kontraksi dok. " Aku mengangguk. "Baik bapak... silahkan masuk dulu... maaf saya masih ada pasien yang sedang melahirkan juga... ketubannya sudah pecah belum pak?" Kali ini si anak menjawab. "Nggh belum dok nggh nggak apa-apa saya masih bisa menunggu nggh sakit ayah ngggh sakit sekali. " Si anak akhirnya digendong ayahnya. "Sabar ya nak... sabar." Sang ayah mencium rambut anaknya. "Baiklah masuk dulu di ruangan yaa... nanti gantian sama mas yang didalam. " Kataku sambil menunjuk ruang dimana Tio melahirkan tadi.

Aku sengaja berjalan dibelakang dan aku melihat air merembes dari celana ayah dari anak itu. "Pak... maaf apa bapak sedang hamil juga?" Aku memastikan apa itu air ketuban atau bukan. "Iya dok saya sudah hamil tua ini sudah bulan ke 13 tapi tolong bantu anak saya dulu dok... dia lebih lama dari saya... anak saya masih 16 tahun dok ini anak pertama diaa..." Kata bapak itu.

Tbc

Mpreg birth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang