Notes:
Peringatan: darah, subdrop, subruang, narator tidak dapat diandalkan, penyebutan seks, persetujuan yang meragukan. Modifikasi tubuh.
***
Setelah upacara berakhir dan mereka bebas, Katsuki menyeret Shouto masuk ke dalam mobilnya kemudian membawa mereka menuju apartemen Katsuki.
Mobil Katsuki tiba di basement gedung apartemen ketika matahari barusaja terbenam.
Shouto tidak sempat mengamati interior apartemen pemuda pirang karena Katsuki buru-buru menyeret Shouto ke kamar tidur dan tanpa aba-aba mendorong Shouto hingga pemuda dua warna terempas ke tempat tidur. Sebelum Shouto sempat bereaksi, sebuah tangan besar menahan bahunya ke kasur dan kakinya dipaksa terbuka lebar oleh lutut Katsuki yang menahannya.
"Baku--Katsuki, apa-apaan ini?" Ia bertanya panik, namun dengan gaya Shouto yang tenang dan terkontrol.
"Jangan panggil aku seperti itu!"
"Aku harus memanggilmu siapa?" Shouto bertanya ketika Katsuki melepaskan ikat pinggang celananya sendiri.
"Jangan sebut namaku, kau tidak punya hak untuk itu," gertaknya tak sabaran seraya melucuti pakaian Shouto. Wajahnya dipenuhi amarah dan rasa sakit. Shouto ingin meluruskan kerutan di keningnya, namun ragu karena tahu hanya akan menerima penolakan.
"Bisakah--bisakah kau pelan-pelan saja." Shouto tidak bertanya, namun memperingatkan yang tentu saja tidak diindahkan oleh Katsuki.
"Untuk apa pelan-pelan? Aku hanya ingin kegilaan ini segera berakhir. Hanya perlu memasukkan spermaku ke dalammu dan aku bisa pergi satu jam dari sekarang."
"Hanya itukah yang kau inginkan?" tanya Shouto, meringis karena Katsuki merobek tuxedo mewahnya.
Dan untuk sesaat -- untuk sesaat -- Katsuki hanya menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya. Kemudian wajahnya mengeras menjadi cemberut, seperti yang Shouto tahu, dan dia mendorong Shouto ke bawah, membuka lipatan Shouto tanpa peringatan dan memasukkan jarinya ke dalam lubang basahnya hingga Shouto mengerang kesakitan.
“Ambillah, Icy Hot,” titah Katsuki.
Dan Shouto mengambilnya.
***
Shouto terbang. Mengambang di antara kapas yang memenuhi kepala. Pikiran dan tubuhnya seakan berada di tempat yang berbeda.
Katsuki memulai dengan "selesai dalam satu jam" namun mengakhirinya setelah lima ronde dengan posisi yang berbeda-beda.
Shouto tidak bisa menghitung berapa kali dia ejakulasi, yang ia tahu kakinya mati rasa. Perut bagian bawahnya keram. Punggung bawahnya sakit. Lubang baru dan dindingnya perih. Hamparan kulit gading dipenuhi bekas gigitan dan memar. Sudut bibirnya robek karena blowjob yang sangat liar.
Seluruh tubuhnya kotor kecuali....
Shouto menyentuh bibirnya dengan bu jari, merasakan kehampaan di sana.
Katsuki sama sekali tidak menyentuh bibirnya kecuali hanya untuk memasukkan perpanjangannya. Dia telah merasakan bibir Katsuki menandai sekujur tubuhnya namun bibir Shouto seakan adalah tempat terlarang bagi bibir Katsuki.
Mungkin ada aturan tak tertulis dalam perjanjian mereka: tak ada ciuman di bibir. Sepertinya Katsuki hanya ingin mencium orang yang dicintainya. Berhubungan seks hanyalah kontak fisik dan kebutuhan semata, sementara berciuman adalah hal yang berbeda.
Shouto mendesis merasakan sesuatu mengalir melalui lubang barunya, matanya sontak membelalak mendapati merah darah menodai seprai putih.
"Oh." Ini kah yang disebut pecah keperawanan?
KAMU SEDANG MEMBACA
For the Mission
Science FictionDemi misi membantu masyarakat dunia, ia rela memodifikasi tubuh. Untuk misi menyelamatkan dunia, ia rela berpisah dengan sang kekasih.