Buat pembaca setia terima kasih ya sudah bertahan sejauh ini. Semoga kalian bahagia selalu✨🌞🌞🌞
Sakha masuk ke dalam kamarnya. Sepertinya umi dan abinya sudah tidur karena rumah ini terdengar sepi. Pria itu duduk dipinggiran kasur lalu memikirkan kejadian saat bertemu dengan Dafiya hanya sekilas saja dalam pikirannya.
Pria itu beranjak berdiri menghampiri sebuah cermin besar, ia menarik lengan baju kokonya. Lalu melihat tangannya yang terluka lebam merah. Ini pasti gara-gara ranting besar tersebut.
Sakha hanya menghela nafasnya pelan, "Gara-gara tuh cewek gue sial!" ucapnya pelan.
Lalu Sakha segera bersih-bersih bersiap untuk tidur. Setelah membaca surat Al-Mulk, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan nyaman.
...
Keesokan paginya Dafiya telah berada di kelas sendirian, sepi. Tak ada siapa pun karena ini masih pukul enam pagi, ia sengaja datang pagi-pagi agar tak sarapan bersama dengan ayahnya. Ia tak ingin mencari keributan lagi dengannya.
Gadis itu membuka sebuah buku novel, dalam pikirannya tiba-tiba terbesit tentang perkataan Sakha yang menyakiti hatinya. Pria itu selalu membuat Dafiya untuk menguji kesabarannya.
"Dafiya!"
Itu suara Keisha.
"Eh Keisha, tumben pagi-pagi biasanya siang?" tanya Dafiya.
"Ya emang lagi eling aja hehe, lo ngelamunin apa tadi? Serius amat," Keisha menyipitkan matanya.
Dafiya hanya menggeleng.
Tak lama kemudian bel masuk sudah berbunyi, semua siswa dan siswi beriringan masuk ke kelasnya masing-masing.
Seorang guru dengan pakaian cokelat itu masuk ke dalam ruangan kelas dengan langkahnya yang santai. Perlahan ia duduk di depan sambil memperhatikan murid-muridnya.
"Kali ini kita akan bagi kelompok, ya?" ucap Bu Salma.
"Iya, Bu!"
Pembagian kelompok. Jika kita bebas memilih dengan siapa kita akan bekerja sama pasti menyenangkan. Tapi menurut Dafiya, tidak. Ia lebih suka saat guru mulai membagikan kelompok karena semuanya adil.
"Baik kita langsung bagi saja secara acak!" ucap Bu Salma. "Kelompok pertama, Dika! Fauzan! Sena! Alya! Sarah! Tulis ya sekretaris!"
Keisha yang menjabat sebagai sekretaris di kelasnya langsung menulis dibukunya dengan cepat.
"Kelompok dua(.....), kelompok tiga (....), kelompok empat (...), kelompok lima, Bila! Putri! Keisha! Fauzan! Dana! dan terakhir kelompok enam, Gibran! Sakha! Rasya! Serly dan Dafiya! Baik itulah kelompok-kelompoknya. Silahkan kalian duduk dengan kelompoknya masing-masing!" suruh Bu Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Away to Guard [ Terbit ]
JugendliteraturIni cerita tentang remaja SMA yang selalu berusaha menjaga hati dan jiwanya agar tetap teguh memegang aturan agama. Soal ujian yang dihadapi anak muda ketika menghadapi soal perasaan. Dari rasa kebencian menjadi ketertarikan. Dengan lantang ia mengu...