Malam si penjual sate
Aku menghampiri mu yang sedang berjualan sate di dekat jalan menuju makam,aku tersenyum dan berhenti di depan mu.
"Akang sate nya masih ada",aku bertanya
"Masih atuh sih cantik".
Tukang sate itu menjawab ku tidak lupa dengan senyuman yang mereka,nama tukang sate itu adalah Fares dan aku gabiyan Brooklyn.
"Akang emang gak takut jualan di sini kang?".aku bertanya pada Fares sembari tersenyum
Fares pun menjawab
"Takut sih tapi mau gimana lagi, kalau gak jualan mau dapet uang darimana".
Selama fares mempersiapkan sate untuk ku,aku mengajak nya mengobrol kita tertawa karena satu candaan kecil tanpa sadar sate ku sudah siap,Fares memberikan sate itu padaku sambil tersenyum pada ku.
"Makasih ya akang".
"Iya sama sama semua jadi 15 ribu aja".
"Tapi satu porsi 20 ribu kenapa jadi 15 ribu akang?.
"Diskon buat orang cantik, diskon juga buat orang yang udah nemenin akang bicara sambil nyiapin sate tadi".
"Makasih ya akang,saya pulang dulu".
"Iya,hati hati ya".
Aku berjalan meninggalkan nya di situ tapi sesekali aku menatap nya,aku tersenyum padanya lalu berlalu pergi sampai aku tidak bisa melihat fares si tukang sate itu.
POV FARES
"dagangan sepi uang buat bayar kontrakan belum ke kumpul, gimana ini ya",aku berfikir dengan keras sembari memegangi kepala ku yang terasa begitu pusing.
Setelah itu samar samar aku melihat seorang perempuan berbaju putih berjalan ke arah ku dia sangat cantik,kulit putih body sexy dan ia tersenyum padaku dengan aku yang membalas tersenyum padanya.
"Akang".
Dia berhenti tepat di depan ku lalu memanggil ku dengan sebutan akang dengan nada menggoda,aku tersenyum padanya lalu menjawab nya.
"Iya neng kenapa?".
"Akang saya beli sate nya 100 tusuk ya, jangan terlalu matang ya akang".
"Iya neng siap,di tunggu ya neng"
"Iya akang".
"Si Eneng sendirian aja neng emang gak takut kan ini udah malam neng".
"Saya sebenarnya takut akang cuma mau gimana lagi kang".
"Duh kasian juga sih Eneng mana si Eneng cantik lagi".
"Akang mau nemenin saya gak kang?".
"Boleh neng,tapi kita kenalan dulu neng,nama akang Fares,nama Eneng siapa?".
"Nama saya denisa akang".
"Cantik juga namanya neng ".
"Makasih ya kang".
"Akang yakin mau nemenin saya kang?".
"Iya yakin atuh si Eneng"
"Ya ayo kang ikut saya, rumah saya di Deket sini akang ".
"Dimana rumah nya neng, perasaan saya di sini gaada rumah yang Deket ".
"Rumah saya di situ akang".
Aku terkejut ketika perempuan bernama Danisa menunjuk satu pemakaman,aku mendekati pemakaman itu dan terlihat jelas bahwa nisan dari makam itu bertuliskan Danisa Kamala , aku menoleh ke arah nya , wujud nya bukan lagi seperti manusia, rambut panjang menjuntai ke bawah baju putih dengan sedikit noda darah,aku melihat pada kakinya aku tidak melihat kaki nya menyentuh tanah , aku berlari meninggalkan perempuan jadi jadian itu.