— dia manusia yang di ciptakan Tuhan untuk menjadi kuat.
hal apa yang kalian takutkan dalam kehidupan? kematian? atau di tinggalkan sosok kesayangan?
nyatanya aku lebih takut dengan opsi kedua, yaitu di tinggalkan sosok kesayangan yang sudah mengisi warna di dalam hidup mu, ya mungkin itu terdengar lucu namun ada beberapa hal yang aku rasakan.
*. *. *.
Dago, 28 december 2017
zahra menatap wajah reygan yang terlihat sangat muram, reygan akhir-akhir ini memang terlihat muram dan sering melamun.
reygan sebenernya sedang memikirkan sesuatu yang akan menjadi kenangan terburuk dalam hidup zahra dan maka dari itu ia akhir-akhir ini terlihat sangat sering melamun.
"rey, ada apa?" tanya zahra ketika melihat reygan yang sedang melamun.
reygan menatap ke arah zahra, ia bimbang ingin mengatakan yang sebenarnya namun juga bimbang jika tidak mengatakannya.
"zah, aku mau tanya, boleh?" tanya reygan yang membuat zahra mengerutkan keningnya.
"boleh lahh, tanya aja" jawab zahra sembari menatap ke arah jalanan.
reygan menghela nafas panjang lalu berkata. "apa yang membuat kamu takut di dunia ini?" tanya reygan sembari menatap ke arah zahra.
zahra menoleh lalu ia pun berkata. "kematian dan di tinggalkan." ucap zahra.
reygan tertegun mendengar jawaban zahra, perasaan ragu mulai mendominasi hati nya, ia ragu untuk mengatakan sesuatu yang bisa aja membuat zahra khawatir.
reygan menatap zahra sejenak lalu ia pun dengan berani berkata. "oma kemarin bilang sama aku, kalau aku ada penyakit turunan, kamu mau tau penyakit itu apa?" tanya reygan yang membuat zahra menoleh dengan cepat, ia menatap reygan dengan tatapan khawatir.
"leukimia, sebuah penyakit yang 1% kemungkinan kesembuhan nya, apakah kamu akan tetap bersama ku meski aku memiliki penyakit seperti itu?" tanya reygan sembari menatap ke arah luar jendela.
zahra menutup mulutnya dengan tangan, ia menatap wajah reygan tak percaya, apa barusan saja ia mengatakan bahwa ia terkena kanker ganas tersebut?
"rey? kamu bohong sama aku? bilang semua itu ngga bener rey, aku belum mau di tinggalin kamu." ucap zahra sembari menatap manik reygan yang mulai berkaca-kaca.
"maaf, maaf kalau aku belum bisa jadi laki-laki sempurna seperti apa yang kamu inginkan, maaf kalau aku belum jadi laki-laki yang bisa menemani mu sampai kita punya anak bersama, nyatanya kanker aku udah masuk ke stadium akhir dan itu semakin memperkecil kemungkinan untuk sembuh." ucap reygan sembari memeluk zahra yang masih termenung, pikiran zahra saat ini sangat kalut, ia menatap kosong ke depan.
"hahaha, aku tau kamu pasti bohong rey, kamu ga mungkin kena penyakit itu kan? rey bilang kalau kamu cuman mengatakan omong kosong saja, aku mohon rey, aku masih belum bisa tanpa kamu." ucap zahra sembari menangis.
reygan bangkit, ia menatap zahra yang tengah menangis, ia menyeka air mata milik zahra yang mengalir dari pipi tembem nya.
"aku tidak berbicara omong kosong, aku berkata yang sesungguhnya, aku mohon bantu aku untuk bangkit lagi dan bantu aku buat bisa sembuh." ucap reygan menyakinkan zahra untuk membuatnya sembuh.