Si Tua Hantu

5 3 0
                                    

                                 
“Baik Ibu” jawab Vesper dengan hela nafasnya yang panjang.

Vesper kemudian beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju ruang tamu. Vesper masih saja berpikir tentang apa yang Sped katakan di atas sofa yang empuk miliknya. Akankah Vesper pergi ke dunia manusia itu?

Seketika Vesper memikirkan tentang Si Tua Hantu yang dibicarakan Sped. Si Tua Hantu itu adalah pengelana yang hebat dahulunya. Menurut cerita dia sempat pergi seorang diri ke dunia manusia hanya untuk menyelamatkan temannya yang terbawa arus portal dunia manusia dan dapat kembali ke dunia hantu secara utuh.

“Tetapi apakah ceritanya benar seperti itu?”

“Siapakah teman Si Tua Hantu itu?”

“Dan bagaimana bisa dia kembali dengan selamat?” monolog Vesper.

Tanpa berpikir panjang Vesper pergi ke tempat Sadako berada sekarang. Tentu saja, Sadako sedang berada di rumahnya, menikmati secangkir darah kopi yang nikmat di teras rumahnya.

Srrpptttt

Boom

Teriakan Vesper mengagetkan Sadako hingga menumpahkan darah kopinya itu. Sadako yang tampak kesal mengambil gelasnya yang terbalik ke arah lantai.

“Apa maumu?”

“Tidak ada, aku hanya ingin kau menemaniku menemui Si Tua Hantu itu”

“Si Tua Hantu? Menemui? Apa yang kamu inginkan darinya?”

“Hanya cerita selama perjalanannya di dunia manusia”

Sadako lantas menatap wajah Vesper yang kebingungan dengan mengangkat alis mata kanannya ke atas.

“Baiklah”

Selangkah Sadako berjalan dan bertanya

“Tunggu, apa kau tahu tempatnya?”

“Sejujurnya tidak, mungkin ada peta menuju ke kuil itu, kau tahu? Sebuah peta petunjuk?”

“Hmm... baiklah, akan kutunjukkan suatu hal, ikuti Aku”

Sadako masuk ke dalam rumah menuju kamarnya diikuti Vesper dari belakang.

“Tadaaaa” ucap Sadako sembari mengangkat sebuah peta di tangan kanannya yang berisikan petunjuk perjalanan untuk ke Kuil Si Tua Hantu.

Wajah senang Vesper terbentuk ketika Sadako menunjukkan petanya. Kemudian mereka memahami peta tersebut dan mulai melakukan perjalanan.

“Tunggu, selanjutnya apa?” tanya Vesper.

“Apalagi? Mari kita bersiap-siap, kutunggu kau di sore hari”

Vesper dan Sadako kembali ke rumah untuk menyiapkan barang yang harus mereka bawa. Sore harinya mereka akan bertemu di tempat di mana mereka biasa bermain.

*

Sore harinya Vesper datang ke taman bermain dan duduk di kursi panjang yang berada di tepi taman.

“Sungguh... lambat sekali kau datang”

Vesper berbalik badan memukul Sadako yang sedang berdiri di belakangnya karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba muncul.

Wushh

“Eitt..gakena”

“Ayolah, kau selalu menjahili semua hantu, jangan lakukan itu lagi okey?”

Sadako tertawa dengan ucapan Vesper.

Kemudian mereka berangkat mengikuti peta menuju ke kuil Si Tua Hantu. Selama perjalanan Vesper dan Sadako banyak bercerita tentang di tua hantu itu. Mereka pun mengambang pergi meninggalkan pulau.

Beberapa waktu telah berlalu. Kedua hantu itu masih dalam perjalanan awal mereka. Menurut peta yang dibawa Sadako, mereka akan sampai dalam lima hari ke depan. Akankah mereka sampai dan dapat melewati segala rintangan selama perjalanan?

Kuil Si Tua Hantu berada di suatu tempat yang sangat sunyi dari suara. Kuil itu dulunya adalah Kuil dari seorang raja yang telah pergi ke suatu tempat yang tidak akan seorang tahu di mana dia berada. Kuil itu tidak berisikan apa pun, hanya Si Tua Hantu itu saja yang menempati.
Semua dalam keadaan sunyi. Hanya ada satu jalan menuju Kuil itu dan hanya beberapa orang saja yang mendapatkan sebaran peta dari Si Tua Hantu.

Sadako mendapatkan peta itu kala dia sedang membersihkan gudang rumahnya. Karena dia penasaran dengan peta itu dia menyimpan di kamarnya.

“Apa yang kau tahu tentang si tua itu?” tanya Sadako.

“Entahlah... bahkan aku tidak yakin bisa bertemu dengannya"

Sadako terus melanjutkan perjalanannya dengan menekuk kedua tangannya ke belakang kepala menuju ke arah barat pulau. Si Tua Hantu itu memang dahulunya adalah pengelana yang hebat. Berbagai rintangan dan tantangan dia taklukan selama perjalanannya menuju dunia manusia. Berbagai teka-teki telah dia pecahkan dan berhasil membawanya menuju dunia manusia.

Konon dulu Si Tua Hantu itu adalah panglima perang kerajaan Mystique yang sekarang di pimpin oleh raja yang bodoh. Temannya di buang oleh Sang Raja Mystique atas dasar kebenciannya terhadap Si Tua Hantu. Karena mengetahui hal itu, Si Tua Hantu menghadap Sang Raja dan memutuskan untuk keluar dari kerajaan. Si Tua Hantu melepaskan jubah yang dimilikinya dulu di depan Sang Raja. Membuangnya tepat di depan Sang Raja.

Sang Raja merasa tidak bersalah karena perbuatannya itu. Sang Raja membiarkan panglima yang begitu hebat pergi dengan sendirinya. Kini kerajaan yang di pimpinnya hancur karena tidak ada yang melindungi lagi.

Setelah lepas dengan pangkat panglima, Si Tua Hantu pergi mencari temannya ke dunia manusia dengan dirinya sendiri. Hanya membawa tekad yang kuat dan pengalaman yang dimilikinya ia merasa cukup untuk melakukan perjalanan.
Kepulangannya adalah kabar baik bagi Pulau Casper, tetapi tidak dengan Si Tua Hantu.

Si Tua Hantu pulang tanpa membawa temannya kembali. Itu adalah awal mula di mana dia memilih untuk mengasingkan diri dari pulau dan jauh dari hantu-hantu lainnya. Siapa yang tahu bagaimana kabarnya sekarang? Apakah dia mati lagi setelah menjadi hantu? Siapa yang tahu?.

Teman Si Tua Hantu sendiri adalah sosok hantu yang bijaksana, dia dibuang oleh Sang Raja karena membangkang dan menolak perintah Sang Raja. Di mana keberadaan teman Si Tua Hantu itu? Apakah dia selamat?.

Keberadaan teman Si Tua Hantu dan temannya masih menjadi misteri sampai saat ini dan mereka menjadi legenda terbesar di Pulau Casper.

“Akankah kita menemukannya?” tanya Vesper

“Entahlah”

Set... Sadako menghentikan jejaknya.

“Hei...lihat! bukankah itu petunjuk pertama?” Sadako menunjuk sebuah pemakaman lama di samping kiri jalan mereka.

Vesper dan Sadako dengan cepat menuju pemakaman itu. Mereka berjalan-jalan sambil melihat beberapa nisan yang menancap.

“Agaknya sudah berabad-abad usia pemakaman ini” ucap Vesper.

“Mungkin, hei lihat ini” tunjuk Sadako ke salah satu batu di dekat nisan sambil berjalan ke arahnya.

“Tunggu, bagaimana kita bisa melihat nisan? Pemakaman? Makam siapa ini?”

“Aku juga tidak begitu tahu, mungkin bisa kita tanyakan kepada Si Tua Hantu”

Sadako dan Vesper melihat batu itu dengan fokus. Terdapat sebuah tulisan di batu itu.

“Kau bisa membacanya?”

“Tidak, tapi mungkin kita bisa menemukan petunjuk lain. Bawa ini, kita lanjutkan perjalanan”

Kata Sadako yang memberikan batu kepada Vesper dengan kedua tangan yang mengulur dan wajah tersenyum.

Mereka melanjutkan perjalanannya menuju Kuil Si Tua Hantu. Petunjuk pertama telah mereka lewati. Sebuah pemakaman dengan salah satu batu nisan yang terukirkan განაგრძე მოგზაურობა.

“Baiklah, ke mana kita pergi sekarang?” monolog Sadako sambil melihat isi peta itu.

                            

Vesper NightshadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang