Cinta Tulus Dan pemberontakan

16 2 0
                                    

Hari berganti hari, raja Naruto yang terus memikirkan sumpah serapah dari raja Hiasi itu hingga kini mengabaikan semua kewajibannya, yaitu memimpin kerajaan. Kerajaan pun menjadi terbengkalai dan administrasi desa menjadi berantakan.

Hal itu membuat beberapa aset desa dan pemasukan desa menjadi tak terurus dan menurun popularitasnya.

Bahkan popularitas raja Naruto yang kuat dan otoriter pun dengan cepat menghilang.

Rakyat tidak lagi hormat pada kerajaan, banyak penyihir dan penjahat dari negara tetangga pun bebas berkeliaran di desa. Bahkan banyak rakyat desa yang tertindas.

Putri Hinata meringis melihat keadaan rakyat dan kerajaan yang nampak tidak terurus. Ia pun bergegas pergi ke hutan untuk melaporkan apa yang ia lihat kepada ayahandanya. Iya berlari memasuki kawasan hutan dan menerobos masuk kedalam vila sederhana yang didalamnya terdapat raja Hiashi beserta pengikutnya.

"Ayahanda!" Seru putri Hinata sambil berlari kemudian tersungkur dihadapan raja Hiashi.

"Putri Hinata, ada apa?" Tanya raja Hiashi.

Putri Hinata pun melaporkan semuanya yang terjadi di kerajaan yang saat ini dipimpin oleh raja Naruto. Hiashi yang mendengarnya pun murka. Ia bergegas bersama putri Hinata dan pengikutnya menuju ke kerajaan untuk protes kepada raja Naruto.

Tibalah di kerajaan, singgasana nampak kosong bahkan kerajaan nampak suram.

"Dimana raja Uzumaki Naruto yang zalim itu!?" Tanya salah satu pengikut raja Hiashi.

"Ah, mungkin saja ia ada di kamarnya." Kata putri Hinata.

Hinata pun memimpin rombongan menuju kamar raja Naruto.

Dan benar saja raja Naruto sedang terlelap tidur di kamar utama kerajaan dengan kondisi pintu kamar yang tidak terkunci dan suasana kamar yang suram dan berantakan.

Hinata berjalan mendekat dan mencoba menyentuh kening raja Naruto. Benar saja suhu tubuh raja Naruto sangat tidak wajar. Tubuhnya seakan sedang terbakar. Putri Hinata yang lembut hatinya pun tergerak untuk merawat raja Naruto.

"Ayahanda ijinkan aku merawat raja Naruto hingga sembuh, kemudian barulah kita membicarakan kerajaan dengannya saat ia sudah baikan." Pinta putri Hinata.

"Baiklah," putus raja Hiashi.

Para pengikut nampak tak terima, namun apalah daya jika raja Hiashi yang sudah memutuskan.

Mereka kembali ke vila yang tersembunyi didalam hutan.

Sementara di kerajaan putri Hinata dengan telaten merawat raja Naruto hingga ia kembali sadar dan suhu tubuhnya menurun.

"Raja Naruto anda harus rutin meminum obat anda." Perintah Putri Hinata.

"Cih," raja Naruto berdecih ia tak terima dirinya diperintah oleh seorang gadis yang sudah turun tahta menjadi rakyat jelata itu.

"Aku tau niatmu, kau pikir setelah kau merawatku aku akan luluh dan menikahimu, begitu!?" Tuduh raja Naruto.

Putri Hinata hanya tersenyum, kemudian ia pamit dan meminta agar raja Naruto tidak usah cemas akan pernikahan sebaiknya ia mencemaskan kerajaan dan rakyat di luar sana yang hidupnya menderita.

Setelah putri Hinata pergi, raja Naruto terus memikirkan perkataannya. Apakah benar setelah ia memimpin kerajaan, rakyat menjadi semakin menderita.

Di malam hari, Naruto menyamar menjadi rakyat jelata dan mulai menyelidiki kehidupan diluar kerajaan. Ternyata benar apa yang diucapkan putri Hinata rakyat banyak yang tidur ditepi jalan, banyak pengemis dan pengamen yang sepertinya masih anak-anak yang seharusnya sedang belajar dan istirahat dirumah. Perampok yang merajalela.

Pemanah Ulung Dan Putri RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang