kuhirup udara yang sama
kuraup wajah, disapa angin
bahang menyerbu kulitdan itu, siapa melaung dari kejauhan?
kunaiki teksi, penuh dan sendat
pemandu berkata (mengulang petikan yang tertampal di papan pemuka), “kita semua adalah benih-benih, ditiupkan nasib, dan akan tumbuh selagi tanahnya baik.”sekarang,
terbentang seribu jalan di hadapanku
terbayang seribu pengalaman di fikiranku
YOU ARE READING
Tercatat: sajak-sajak Abdullah Hussaini
PoetryWIP: sajak-sajak sempena lawatan ke Vietnam gambar : Unsplash; Red Institute kaver : edit kat canva