Part 8

5.8K 343 6
                                    


Selamat membaca

Maaf banyak typo

-

-

-

Keesokan harinya Gracio terbangun memandangi wajah Shani yang berada di dalam pelukannya itu. Ia tersenyum mengingat apa yang terjadi malam tadi. Ia perlahan memindahkan tangan Shani dan kembali menyelimuti wanita itu perlahan agar tidak membangunkan Shani. Setelah itu Gracio beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Beberapa saat kemudian ia keluar dari kamar mandi dan masih mendapati Shani yang masih terlelap tidur. Ia bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Namun sebelum pergi ia menyempatkan dirinya ke kamar Gavin untuk memeriksa apakah anaknya itu sudah bangun atau belum. Ternyata Gavin sudah duduk di dalam box bayinya. Gracio tersenyum gemas melihat anaknya itu yang tidak rewel sama sekali.

"Pinter banget sih anak papa gak nangis." Puji Gracio mengelus puncak kepala Gavin.

Shani terbangun dari tidurnya dan mengerjapkan matanya melihat sekeliling kamarnya. Ia sadar jika sudah tidak ada Gracio disampingnya. Tidak ingin membuang waktu ia langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Saat keluar kamar mandi ia dikejutkan oleh Gracio dan juga Gavin yang duduk di atas kasur mereka. Gracio tersenyum melihat Shani yang masih menggunakan gaun mandi dengan rambut yang terurai, seperti wanita itu selesai keramas.

"Jam berapa nih baru bangun." Ledek Gracio terkekeh.

Shani hanya diam menatap tajam wajah Gracio dan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya.

"Masa kalah sama Gavin yang udah bangun dari tadi." Sindir Gracio

"Misi kilih simi Givin. Eh ini juga karena kamu ya mas." Ucap Shani ketus.

Gracio yang mendengar Shani memanggilnya dengan sebutan 'Mas' itupun langsung menghampiri Shani dan memeluknya dari belakang.

"Kamu bilang apa sayang?" Tanya Gracio menyenderkan kepalanya pada pundak Shani.

"Gak ada aku gak bilang apa-apa, emang kamu dengernya apa?" Tanya Shani yang masih fokus memilih baju.

Gracio langsung menghampiri Shani dan meninggalkan Gavin yang berada di atas kasur mereka.

"Coba panggil sekali lagi dong sayang, aku seneng deh kamu panggil aku itu." Ucap Gracio memeluk Shani.

Shani menghela napasnya pasrah. "Ini bisa gak tangannya gak naik-naik ke atas. Aku baru mandi loh mas, masa harus mandi lagi." Protes Shani.

"Hehe maaf sayang khilaf." Ucap Gracio menunjukkan cengirannya.

Cup

"Makasih mama, malam ini kita buatin adik lagi untuk Gavin ya." Bisik Gracio pelan.

Shani hanya memutar bola matanya malas. "Udah ah awas aku mau ganti baju."

Gracio perlahan melepaskan pelukannya dan kembali ke kasur menemani Gavin yang sangat anteng itu.

"Kamu mau kemana sih pake baju rapi gitu?" Tanya Gracio penasaran.

"Aku mau yoga sama Shania sama Cindy juga jadi aku titip Gavin sama kamu ya." Ucap Shani tersenyum.

"Loh gak bisa dong sayang, kan aku harus kerja. Ini aja aku udah telat." Protes Gracio

"Ya udah kalo kamu gak mau jagain Gavin malam ini gak akan dapet jatah. Pilih mana?" Balas Shani mengedipkan sebelah matanya.

Gracio mengusap wajahnya kasar kemudian melirik Gavin yang sudah tertawa. Sedangkan Shani juga ikut tertawa melihat kepasrahan seorang Gracio.

"Ya udah aku pergi dulu ya, jagain anaknya jangan sampe lecet sedikitpun."

LEMBAYUNG SENJA 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang