Chapter 4

63 6 0
                                    

"Heh! We need to talk, Septian!"

"Well, what's?" Ia berhenti melangkah dan berbalik menghadap sang lawan bicara.

"Lo apa-apaan nantang Ganesha buat race, hah?"

Septian lantas mendecih. "Apa masalahnya? Kalian udah putus, kan? Salah lo sendiri kenapa malah selingkuh, and leave him for that fucking bitches."

"Gua juga ga bakal nutup mata kalo Ganesha memang semenarik itu." Ujarnya sembari menyeringai.

"Heh, but you failed." Ia berbalik menyeringai.

"Not gonna lie, his racing skill is very very creepy. Gua akuin gua kesulitan buat ngalahin dia. Tapi at least, gua udah nyoba meskipun gua kalah dengan hasil setipis kertas."

"Bukan menang karna Ganesha ngalah." Bisik Septian dengan menyeringai yang berhasil memantik emosi sang lawan bicara.

"Shut the fucking up, dumbass!"

"Alfarez Alfarez, lo udah dapet banyak keuntungan tapi malah lo sia-siain buat hal yang ga berguna. Apa yang cewek itu kasih sampe lo lebih milih dia daripada Ganesha? Hers virginity?" Septian tertawa mengejek. "Really an ironi."

"Lo aneh, udah putus tapi ga terima kalo gua deketin dia? Hell, who do you think you are, man? Lo cuma mantannya sekarang."

"You're great if you won, Septian. But you failed! What a shame on you." Ejeknya.

"Ngga usah sok deh, lo. Inget, lo pernah menang itu karna Ganesha ngalah! And everybody knew it!" Septian akhirnya berlalu meninggalkan sang adik sebab telah terlampau muak dengan sifatnya yang terlalu superior hanya karena pernah memenangkan balapan melawan Ganesha—memenangkan Ganesha.

"I don't give up, Ganesha. We're done yet."

.

.

.

.

.

Ganesha dan yang lainnya tengah melintasi gedung pusat fakultas saat mereka melihat Defran dan teman-temannya tengah merundung seorang mahasiswa. Namun mereka hanya acuh dan lanjut berjalan—tak ingin repot-repot mengotori reputasi mereka.

Defran Mahendra adalah salah satu mahasiswa dari keluarga terpandang layaknya Ganesha dan kawan-kawannya. Hanya saja, Defran dan ketiga temannya terlalu berulah. Sayang sekali mengingat Sashi sempat jatuh hati pada Defran di masa ospek. Namun sesegera mungkin rasa itu ia hilangkan kala tahu jika Defran orang yang suka merundung orang lain.

Tak ingin munafik bahwa ia sendiri pun dengan teman-temannya kadang kala merundung mahasiswa lain yang berada di bawah mereka. Namun, itu tak selalu dan hanya jika mereka ingin saja. Pun tak pernah ada yang berani membuat gara-gara dengan mereka. Dan mereka juga bukan tipe orang yang akan merundung tanpa alasan yang jelas seperti karena mereka seorang nerd dan mudah dijadikan pesuruh.

Kampus tak memberikan kompensasi pada para perisak meskipun mereka berasal bukan dari keluarga sembarangan. Untuk itu Ganesha dan kawan-kawannya cukup bijak agar tak melakukan sesuatu yang akan menjadi boomerang bagi mereka kelak. Melihat banyak yang memuja mereka saja sudah cukup membanggakan bagi mereka. Meski berbeda hal, tujuan mereka semua pada dasarnya sama, hanya menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Jadi, lakukan apa yang akan membuat mereka menjadi yang terbaik, dan lupakan hal yang hanya akan membuang waktu.

"Masih aja," Ujar Galen seraya melirik Defran dan ketiga temannya.

"Gua denger-denger itu mahasiswa beasiswa."

Arjuna [Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang